Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, November 30, 2012

NASIHAT-NASIHAT YESUS SEHUBUNGAN DENGAN AKHIR ZAMAN


( Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan B. Dionisius dan Redemptus, Biarawan-Martir Indonesia – Sabtu, 1 Desember 2012 )

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab hari itu akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk 21:34-36)

Bacaan Pertama: Why 22:1-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 95:1-7

Yesus baru saja membuat pengumuman tentang “Kedatangan Anak Manusia” dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (Luk 21:27). Yesus juga baru mengumumkan bahwa “Kerajaan Allah sudah dekat” (Luk 21:31), tidak ubahnya dengan kedatangan musim panas yang ditandai dengan pohon-pohon yang bertunas (Luk 21:30).

Sekarang, dalam bacaan Injil hari ini, Yesus kembali memberikan sejumlah nasihat kepada para sahabat-Nya, nasihat-nasihat yang cocok dengan masa penantian. Ia bersabda: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan dibebani ……” (Luk 21:34). Setelah mengundang para sahabat-Nya untuk berharap dan menaruh kepercayaan, Yesus sekarang memperingatkan mereka supaya berjaga-jaga senantiasa. Bagi kita semua yang hidup pada zaman ini, pesan Yesus itu mengajak kita untuk senantiasa berjaga-jaga, teristimewa akan “kedatangan-Nya untuk kedua kalinya”.

Kita harus senantiasa menjaga diri, agar hati kita jangan dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari (lihat Luk 21:34). Keterlekatan yang berkelebihan pada kenikmatan-kenikmatan jasmani memuat hati kita beku. Bilamana kita membiarkan diri kita dikuasai oleh berbagai benda serta kenikmatan duniawi, maka sangat boleh jadi kita akan lupa akan “Hari Tuhan”, jangan sampai tiba-tiba jatuh ke atas diri kita seperti suatu jerat. Sebab hari itu akan menimpa semua penduduk bumi ini (lihat Luk 21:34-35).

“Hari Penghakiman” memang akan tiba tanpa pengumuman terlebih dahulu. Setiap detik setiap hari, ada ratusan orang mati di seluruh dunia. Kita masing-masing tidak mengetahui tinggal berapa detik lagi yang tersedia bagi kita untuk hidup di atas bumi ini. Keruntuhan Yerusalem (Luk 21:20-24) seharusnya merupakan sebuah peringatan bagi kita semua. Ini adalah suatu tanda penghakiman yang jatuh ke atas seluruh dunia.

Hari ini adalah hari terakhir dari tahun liturgi (Tahun B/II). Apa lagi yang lebih cocok bagi kita daripada membaca dan merenungkan nasihat Yesus untuk “berjaga-jaga senantiasa sambil berdoa”, supaya kita beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kita tahan berdiri di hadapan Anak Manusia (lihat Luk 21:36).

Ya, Yesus menasihati para sahabat-Nya untuk tak henti-hentinya berdoa. Santo Paulus mengulangi nasihat yang sangat urgent ini kepada umat Kristiani perdana, juga lewat contoh dirinya sendiri (bacalah 1Tes 5:17; 2Tes 1:11; Flp 1:4; Rm 1:10; Kol 1:3,9; Flm 1:4). Rangkuman berbagai pesan Paulus: “Kami berdoa terus-menerus …… Dalam doa-doaku pada setiap saat …… Aku selalu bersyukur kepada Allah pada saat aku mengingat kamu dalam doa-doaku ……”

Kita harus senantiasa mengingat nasihat-nasihat Yesus yang sangat menentukan dan menerapkan semuanya pada diri kita sendiri: pengharapan, rasa percaya dan kepastian, kesiap-siagaan, ketenangan hati, kesiap-siagaan penuh kemauan, doa-doa, ……. karena tidak seorang pun tahu kapan “Hari Tuhan” itu. “Berjaga-jaga senantiasa sambil berdoa” dimaksudkan supaya kita beroleh kekuatan untuk “luput” dari semua yang akan terjadi itu ……” (Luk 21:36). “Luput” di sini adalah “luput” dari aspek-aspek yang sangat buruk dan mengerikan dari “Hari Tuhan” itu. Rasa percaya, sukacita, pengharapan, …… tidaklah sama dengan rasa-aman yang salah. Kita harus berjaga-jaga. Kita harus “luput”. Ada bahaya yang mengancam. Kita harus memiliki kekuatan untuk meluputkan diri.

“…… supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia” (Luk 21:36). Ini adalah potongan kalimat terakhir dari sabda Yesus sebelum kisah sengsara-Nya. “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, …… supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Allah”! Tidak lama setelah itu Yesus sendiri sampai kepada “akhir”-Nya …… melalui penderitaan sengsara-Nya. Namun demikian, Ia telah memandang diri-Nya sebagai “Anak Manusia” yang penuh kemuliaan dan duduk “di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa”, sebagaimana Dia akan mengumumkannya dalam beberapa hari kemudia di hadapan Sanhedrin (lihat Luk 22:69).

DOA: Tuhan Yesus, kami percaya bahwa adalah sang “Anak Manusia” yang mempunyai “kata terakhir”. Dan, apabila kami senantiasa berjaga-jaga sambil berdoa, maka kami pun akan tahan berdiri dihadapan-Mu. Tuhan Yesus, datanglah! Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan