Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Disember 27, 2012

JANGANLAH KITA SAMPAI BUTA SEPERTI HERODES

(Bacaan Injil Misa Kudus, PESTA KANAK-KANAK SUCI, MARTIR, Oktaf Natal- Jumat, 28 Desember 2012)

Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Yusuf pun bangun, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya digenapi apa yang difirmankan Tuhan melalui nabi, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” [1]

Ketika Herodes tahu bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang ditanyakannya dengan teliti kepada orang-orang majus itu. Dengan demikian digenapi firman yang disampaikan melalui Nabi Yeremia, “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi .” [2] (Mat 2:13-18)
[1] bdk. Hos 11:1; [2] Lihat Yer 31:15

Bacaan Pertama: 1Yoh 1:5-2:2; Mazmur Tanggapan: Mzm 124:2-5,7-8

Pernahkah anda memperhatikan bagaimana berbedanya orang-orang menanggapi peristiwa yang terjadi atau orang tertentu? Orang-orang yang berbeda-beda dapat memberikan reaksi-reaksi yang sangat berbeda satu sama lain atas suatu peristiwa yang terjadi, bahkan juga atas seorang pribadi, baik seorang tokoh masyarakat maupun seorang biasa-biasa saja. Ketika kita berkumpul dalam sebuah pertemuan reuni misalnya, ucapkan saja tiga huruf latin, misalnya SBY, maka bermacam-macam reaksi akan bermunculan. Yang satu akan berkomentar “begini”, dan yang lain akan berkomentar “begitu”. Lihat berbagai “pemilukada” di banyak tempat di Indonesia: Begitu seorang calon terpilih menjadi bupati, maka banyak pemilih yang mendukungnya akan bergembira, namun mereka yang menjagokan calon yang lain akan menjadi tidak puas, malah ketidakpuasan tersebut dapat saja diungkapkan dalam berbagai macam aksi kekerasan.

Kelahiran Yesus – inkarnasi Putera Allah – adalah peristiwa paling indah dalam sejarah umat manusia. Walaupun demikian, orang-orang yang berbeda memberikan tanggapan yang berbeda-beda pula atas peristiwa agung tersebut. Maria menanggapi “misteri inkarnasi” ini dengan kerendahan hati dan ketaatan; para malaikat dan gembala di padang Efrata menanggapi peristiwa agung ini dengan penuh rasa takjub dan sukacita. Akan tetapi, Raja Herodes Agung melihat peristiwa indah ini dengan kacamata yang berbeda. Walaupun kedatangan Yesus membawa janji besar bagi dirinya dan bagi semua orang, raja tua ini menanggapinya dengan rasa takut, iri dan kemurkaan. Seorang pengkhotbah dalam Gereja kuno – Santo Quodvultdeus (+ 453), Uskup Kartago [Tunisia] – mengatakan: “Mengapa engkau takut, hai Herodus, ketika engkau mendengar tentang kelahiran seorang raja? Ia datang bukan untuk mendepak engkau, melainkan untuk mengalahkan Iblis. Namun karena engkau tidak memahami hal ini maka engkau merasa terganggu dan menjadi murka, dan untuk menghancurkan seorang anak yang engkau cari-cari, engkau menunjukkan kekejamanmu yang mengakibatkan kematian begitu banyak anak-anak … Engkau menghancurkan mereka yang kecil dalam tubuh karena engkau takut menghancurkan hatimu sendiri.”

Herodes merasa terancam oleh pemikiran bahwa Yesus akan menjadi Raja Israel. Rasa takut ini dan hasrat untuk melindungi dirinya sendiri telah menggiring raja tua ini kepada perbuatan sangat jahat dalam bentuk pembunuhan anak-anak kecil yang tak berdaya. Herodes telah dibutakan sehingga luput melihat siapa Yesus itu dan rencana agung Allah untuk setiap orang pada saat kedatangan-Nya. Sayang sekali, rasa takut Herodes dan pikiran yang cupat-sempit menjadi penghalang yang begitu besar, sehingga dia tidak dapat menerima hidup baru dari Allah yang dibawa oleh Yesus ke tengah dunia.

Sesungguhnya, Allah itu senantiasa dekat dengan kita …. artinya setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, dst. Allah menunggu kita untuk datang kepada-Nya dan dikasihi oleh-Nya, dihibur oleh-Nya dan ditolong oleh-Nya. Yesus yang datang ke tengah dunia sebagai seorang bayi tak berdaya telah naik ke surga. Walaupun demikian, Ia tetap hadir dalam sakramen-sakramen dan Ia berdiam dalam diri kita melalui Roh Kudus. Pada hari yang penuh kenangan ini, marilah kita menghadapi berbagai tantangan berupa rintangan-rintangan seperti rasa takut, luka batin, pikiran sempit dlsb. – berbagai rintangan yang menghalangi diri kita untuk menerima semuanya yang Allah ingin berikan kepada kita. Apabila kita melihat rintangan-rintangan ini, baiklah kita menanggapi semua itu dengan berpaling kepada Allah dan dengan rendah hati memohon pertolongan-Nya. Dia yang sang mengasihi kita semua tentunya tidak akan menolak permohonan kita.

DOA: Tuhan Yesus, dengan tulus dan rendah hati aku menyerahkan hidupku kepada-Mu. Bebaskanlah aku dari setiap hasrat yang akan membutakan diriku sehingga tidak dapat melihat-Mu. Yesus, Engkau adalah raja hatiku, penguasa atas segala pemikiran dan tindakanku. Terpujilah nama-Mu selalu, ya Tuhan Yesus. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan