Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, Disember 21, 2012

ORANG KRISTIANI YANG PERTAMA


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Khusus Adven – Sabtu, 22 Desember 2012)

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan kuduslah nama-Nya. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. (Luk 1:46-56)

Bacaan pertama: 1Sam 1:24-28; Mazmur Tanggapan: 1Sam 2:1.4-8

Dua orang imam bersaudara anggota Ordo Salib Suci (OSC), P. Bernard C. Mischke OSC dan P. Fritz Mischke OSC (dalam Pray today’s Gospel, hal. 25), benar sekali ketika mengatakan bahwa Maria, Ibunda Kristus, adalah yang pertama dan terbaik dari orang-orang Kristiani. Maria adalah orang pertama yang menerima panggilan Allah berkaitan dengan penebusan umat manusia dalam Putera-Nya, dan tanggapannya terhadap panggilan itu dipenuhi sukacita dan lengkap. Bahkan Maria menghayati panggilan Allah sepanjang hidupnya di dunia.

Maria adalah model Kristiani berkaitan dengan tanggapannya yang sepenuh hati terhadap sabda Allah. Itulah sebabnya mengapa kita memohon pertolongannya dan menjawab panggilan untuk hidup dalam Kristus. Karena kemauan Maria untuk menjawab panggilan Allah, maka kita pun sekarang memperoleh privilese diundang untuk ikut ambil bagian dalam kekayaan Allah.

Maria menjawab panggilan Allah dengan penuh sukacita: dia menyanyikan kidung pujian dan syukurnya yang dikenal sebagai MAGNIFICAT (Luk 1:46-55), “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Sepantasnyalah apabila kita memohon kepada Allah agar dapat ikut ambil bagian dalam “optimisme” Maria, sukacitanya yang seharusnya merupakan sukacita semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita semua. Setiap hari di seluruh dunia, dalam Ibadat Sore, para puteri dan puteranya dalam Gereja menyanyikan “Kidung Maria” ini. Dengan berputarnya bumi ini, praktis kidung pujian dan syukur Maria berkumandang dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari biara yang satu ke biara yang lain, dari komunitas yang satu ke komunitas yang lain, dari keluarga yang satu ke keluarga yang lain……. tanpa henti sampai akhir zaman.

Maria adalah pribadi Kristiani pertama yang menerima Kristus. Tidak seorang pun telah mengenal dan mengasihi sang Juruselamat seperti Maria. Peranannya adalah menuntun kita kepada Kasih yang sama; teladannya memberi inspirasi kepada kita untuk memiliki hasrat yang sama untuk mendengarkan, dan mentaati, dan mengasihi. Ketika seorang perempuan yang sedang mendengarkan khotbah Yesus berkata kepada-Nya, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau” (Luk 11:27), maka Yesus menjawab, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk 11:28). Kata-kata ini melipatgandakan pujian perempuan itu bagi Maria. Mengapa? Karena bagi semua orang yang pernah mendengar atau akan mendengar sabda/firman Allah dan memeliharanya, Maria adalah yang terbesar.

Maria adalah guru Kristiani besar yang pertama. Dalam kehidupan bangsa Yahudi, orangtua lah yang menjadi guru-guru utama. Jadi, Maria dan Yusuf adalah guru-guru dari siapa Yesus menerima hikmat manusia dan pembelajaran awal. Anak laki-laki Yahudi dianggap dewasa secara keagamaan pada usia 13 tahun. Mulai usia itu ia harus hidup penuh tanggung jawa. Setelah mencapai usia 12 tahun, remaja pria dididik langsung oleh ayahnya, agar setahun kemudian ia mampu tampil sebagai orang dewasa (Stefan Leks, Tafsir Injil Lukas, hal. 101). Ketika Maria berkata “Ya” terhadap rencana Allah, sesungguhnya dia setuju untuk menjadi ibu dan guru dari Yesus Kristus, sang Juruselamat. Itulah pentingnya peranan Maria dalam sejarah penyelamatan Allah.

Bersama Elisabet, marilah kita menyambut Maria dengan berkata: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. …… Berbahagialah ia yang percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” (Luk 1:42, 45).

DOA: Tuhan Yesus, beberapa hari lagi kami akan merayakan kelahiran-Mu di Betlehem. Kami percaya bahwa Engkau samasekali tidak berkeberatan apabila pada saat-saat ini kami mengenang jasa bunda-Mu dan bunda kami semua, Maria, sebagai guru-Mu tatkala masih seorang anak dan pada saat yang sama juga murid-Mu yang paling setia, yang senantiasa patut kami teladani. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan