Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Disember 27, 2012

PANGGILAN UNTUK MENGASIHI

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari kelima dalam Oktaf Natal – Sabtu, 29 Desember 2012)
Inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Siapa yang berkata, “Aku mengenal Dia”, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia. Siapa yang mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Saudara-saudara yang terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu sejak semula. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun kutuliskan kepada kamu perintah baru juga, yang benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Siapa yang mengasihi saudara seimannya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi siapa yang membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1Yoh 2:3-11)

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-3,5-6; Bacaan Injil: Luk 1:22-35

“Siapa yang mengasihi saudara seimannya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan” (1Yoh 2:10).

Kata-kata Yohanes di sini dimaksudkan untuk mengingatkan para pembacanya agar waspada terhadap suatu bahaya dalam kehidupan spiritual, yaitu terjebak dalam analisis demi analisis atas bacaan Kitab Suci sampai-sampai malah kehilangan minat sama sekali atas karakter dari ceritanya sendiri. Dalam begitu banyak situasi, kata-kata yang diucapkan Yesus cukup sederhana dan jelas, namun kita tidak jarang tergoda untuk mempertanyakan “makna sebenarnya” dari kata-kata Yesus itu. Kita cenderung memakai otak kita lebih daripada hati kita. Bukankah begitu halnya dengan pertemuan-pertemuan pendalaman Kitab Suci yang sering kita alami?

Sepanjang “Surat Yohanes Yang Pertama”, panggilan untuk mengasihi terus menerus terdengar selagi penatua Gereja ini mendesak umat-Nya untuk melaksanakan praktek-praktek yang akan menjamin kesatuan dan persatuan mereka sebagai jemaat/Gereja. Seakan-akan Yohanes berkata, “Apakah anda ingin bertumbuh menjadi semakin dekat pada kesempurnaan dalam Kristus? Jawabannya sederhana: Melangkahlah dan kasihilah.”

Bukankah ini menunjukkan bagaimana Yesus menjalani kehidupan-Nya? Salah satu dari hal-hal terakhir yang dilakukan-Nya sebelum wafat di kayu salib adalah membasuh kaki para murid-Nya (Yoh 13:1 dsj.) dan memerintahkan mereka untuk saling membasuh kaki satu sama lain. Yesus menunjukkan satu dari jalan-jalan utama kita dapat saling mengasihi sehingga dengan demikian menjadi semakin menyerupai diri-Nya: melalui tindakan melayani.

Yesus juga menunjukkan kasih-Nya melalui kemauan penuh kerelaan untuk mengampuni – secara terus-menerus dan tetap. Yesus juga memanggil kita untuk mengampuni yang bersalah kepada kita secara penuh pula. Ini berarti mengampuni sesuatu yang kecil sekalipun seperti komentar tidak mengenakkan dari orang lain, dan juga mengampuni sesuatu yang serius, misalnya ketidaksetiaan pasangan suami atau istri kita.

Secara tetap Yesus mendorong, menyemangati dan mengangkat para murid-Nya: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33). Bagaimana dengan seorang sahabat yang sedang sakit atau seorang saudara sepupu yang sedang mengalami depresi? Telponlah mereka dan berikanlah kepada mereka penghiburan yang menyemangati. Tunjukkanlah kepada mereka kasih Kristus melalui kebaikan kita.

Yang menakjubkan mengenai Yesus adalah bahwa diri-Nya sempurna melalui kasih yang dipraktekkannya dalam setiap keadaan/situasi yang dihadapi. Tindakan-tindakan kasih yang sama akan membawa kita lebih dekat kepada Yesus karena melalui praktek mengasihi ini kita sebenarnya meneladan Dia.

DOA: Roh Kudus Allah, terima kasih penuh syukur kusampaikan kepada-Mu karena Engkau terus membimbing dan mengasihi diriku. Ajarlah aku terus dan lebih lagi mengasihi sesamaku agar dapat menjadi semakin serupa dengan Yesus. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan