Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, Disember 14, 2012

SANG MESIAS DAN BENTARA-NYA


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Adven – Sabtu, 15 Desember 2012)

Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Kalau demikian, mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus, “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. (Mat 17:10-13)

Bacaan pertama: Sir 48:1-4.9-11; Mazmur Tanggapan: Mzm 80:2-3,15-16,18-19

Setelah mereka menyaksikan peristiwa transfigurasi Yesus (Mat 17:1-8), Petrus, Yakobus dan Yohanes menjadi lebih yakin dari sebelum-sebelumnya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang dinanti-nantikan bangsa Israel. Tentu sekarang Ia akan menyatakan diri-Nya kepada Israel dengan penuh kuasa! Selagi mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, “Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada siapa pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati” (Mat 17:9). Lalu para murid-Nya bertanya kepada Yesus, mengapa sebagai Mesias Ia telah muncul di tengah-tengah masyarakat tanpa didahului oleh kedatangan Elia sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi (lihat Mat 17:10).

Yesus menjawab bahwa Elia telah datang dalam diri Yohanes Pembaptis, namun para penguasa tidak mengenalinya dan memperlakukan dia dengan buruk dan malah membunuhnya (lihat Mat 17:11). Yesus juga menjelaskan bahwa diri-Nya akan diperlakukan sama buruknya seperti yang telah dialami sang bentara: “Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka” (Mat 17:12). Penjelasan Yesus ini kelihatan absurd di mata para murid-Nya yang baru saja menyaksikan Yesus dalam kemuliaan surgawi. Mengapa para penguasa ingin menghancurkan-Nya?

Selagi kita membaca Injil, kita pun dapat merasa heran atas kebutaan orang-orang yang ingin menyingkirkan Yesus. Bagaimana mungkin mereka sampai tidak memahami siapa Yesus itu sebenarnya? Itulah pertanyaan reflektif kita, namun adalah kenyataan bahwa Yesus terus saja menderita karena penolakan banyak pihak, bahkan sampai hari ini. Dalam dunia ini terdapat kekuatan-kekuatan yang ingin menyingkirkan Yesus dan kemurnian pesan Injil-Nya. Yang kita harus lakukan hanyalah mengikuti perkembangan pemberitaan dalam berbagai media, opini publik yang beredar, dan tingkat kekerasan yang berlangsung dalam masyarakat, untuk melihat betapa besar hasrat banyak pihak untuk “melenyapkan” Yesus.

Yang barangkali lebih sulit bagi kita untuk mempersepsikannya adalah fakta bahwa niat-niat serupa terpendam juga dalam diri kita masing-masing. Misalnya, sampai berapa seringkah kita berpikir bahwa sebenarnya Yesus tidak mengasihi diri kita, bahwa kita tidak dapat sungguh-sungguh mengharapkan Dia akan mengampuni dosa kita, bahwa mematuhi perintah-perintah Allah sungguh sulit? Kita masing-masing harus jujur dengan Yesus pada saat-saat pemikiran-pemikiran seperti ini mulai menggiring kita ke arah yang salah. Kita tidak usah merasa malu untuk mengungkapkan sisi gelap diri kita di hadapan Allah dalam doa dan pengakuan dosa. Biar bagaimana pun juga, Dia tahu bahwa dosa-dosa itu ada di sana. Dia bahkan melihat dosa-dosa kita dengan lebih jelas daripada kita sendiri melihat semua itu, …… dan hasrat-Nya untuk untuk menyembuhkan diri kita jauh lebih besar daripada hasrat kita sendiri. Apa lagi yang lebih menggembirakan dan menyemangati kita?

DOA: Roh Kudus Allah, selidikilah hatiku dan yakinkanlah diriku tentang kasih Yesus. Tolonglah aku untuk tidak menjadi takut terhadap penyelidikan-Mu selagi Engkau memanggil aku kepada kekudusan. Engkau tetap setia walaupun aku tidak setia! Datanglah, ya Roh Kudus, dan lakukanlah karya pembebasan-Mu yang penuh kuat-kuasa dalam diriku. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan