Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, November 30, 2023

ANDREAS, SALAH SEORANG MURID YESUS YANG PERTAMA

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Pesta Santo Andreas, Rasul – Kamis, 30 November 2023)

Jika engkau mengaku dengan dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka engkau akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Siapa saja yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Tuhan yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang dan murah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, “siapa saja yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.”

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”

Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Apakah mereka tidak mendengarnya? Justru mereka telah mendengarnya, “Suara mereka sampai ke seluruh dunia dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” (Rm 10:9-18)

Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5; Bacaan Injil: Mat 4:18-22

Pada hari ini kita merayakan Pesta Santo Andreas, Rasul dan saudara  dari Santo Petrus. Ia adalah salah seorang dari kedua belas rasul Kristus. Bahkan selagi masih bekerja sebagai seorang nelayan, Andreas sudah mempunyai kerinduan akan Allah. Dia bergabung sebagai salah seorang murid Yohanes Pembaptis, kemudian gurunya itu mengarahkan Andreas untuk bergabung dengan sang Guru, yaitu Yesus. Andreas menjadi dua orang murid pertama dari Yesus. Kisah bagaimana Andreas mengikuti Yesus yang dipaparkan oleh Yohanes sungguh indah (lihat Yoh 1:35-42). Bersama seorang murid lain, Andreas hanya tinggal satu hari saja dengan Yesus, namun hatinya langsung merasa mantap dan dia pun yakin bahwa Yesus adalah Kristus. Langsung saja dia menemui Simon Petrus, saudaranya, dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)”. Ia pun membawa Simon Petrus kepada Yesus (lihat Yoh 1:42).

Dari Injil Yohanes itu kita melihat, bahwa Andreas menanggapi panggilan Allah dengan penuh semangat. Dengan cepat dia men-sharing-kan kabar baik yang sudah diterimanya kepada orang-orang lain, dimulai dengan saudara laki-lakinya sendiri, Simon Petrus. Pertemuan Andreas dengan Yesus baru saja terjadi dan untuk waktu yang cukup singkat, namun kita melihat bahwa dia sudah dipenuhi dengan semangat apostolik. Hal ini terbukti setelah hari Pentakosta Kristiani yang pertama: Andreas mengabdikan hidupnya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Injil itu.

Andreas menyaksikan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, mengalahkan roh-roh jahat dengan kata-kata-Nya yang penuh kuasa, dan Dia juga mengampuni dosa-dosa. Dia melihat Yesus melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan, membangkitan Lazarus yang sudah mati beberapa hari, dan banyak lagi mukjizat dan tanda heran yang dibuat oleh-Nya. Akhirnya Andreas bertemu dengan Yesus yang sudah bangkit dari alam maut, berdiri di hadapannya – hidup oleh kuasa Roh Kudus. Roh Kudus inilah – yang setelah hari Pentakosta Kristiani yang pertama – yang membuat hatinya berkobar-kobar sehingga tidak dapat ditahan lagi. Didorong sangat oleh Roh Kudus itu, Andreas melakukan perjalanan misinya ke tempat-tempat yang jauh untuk mewartakan bahwa “Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat semua orang”. Dia melakukan pewartaan Injil di Rusia bagian selatan dan sepanjang pantai Laut Hitam dan di Byzantium (Istanbul sekarang). Seturut “Amanat Agung” (Great Commission) dari Yesus sendiri (lihat Mat 28:19-20), Santo Andreas yakin sekali bahwa apa yang telah dilakukan Yesus di Galilea, Yerusalem dan tempat-tempat lain di Israel semasa hidup-Nya, harus juga dilakukan oleh para rasul/murid-Nya di/ke seluruh dunia oleh kuasa Roh Kudus.

Andreas tahu bahwa evangelisasi bukanlah sekadar meyakinkan orang-orang tentang kebenaran berbagai proposisi teologis, melainkan juga menyatakan kemuliaan Kristus lewat tindakan penyembuhan atas orang-orang sakit, pelepasan orang-orang yang dirasuki/dipengaruhi roh-roh jahat, mengampuni musuh-musuh kita, mengasihi setiap orang dengan kasih Kristus sendiri, dlsb. Oleh karena itu marilah kita menanggapi panggilan Allah bagi kita masing-masing, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Andreas dalam hidupnya, dan marilah kita memberitakan sabda Allah kepada dunia di sekeliling kita.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, manifestasikanlah kemuliaan-Mu dalam hidupku. Aku percaya bahwa kebangkitan-Mu adalah suatu kenyataan dan Engkau pun telah memberi amanat kepadaku untuk menjadi seorang bentara Injil-Mu. Oleh Roh Kudus-Mu, berdayakanlah aku sebagaimana Engkau telah memberdayakan Santo Andreas, untuk mewartakan kepada orang-orang yang kujumpai tentang kemerdekaan sejati sebagai anak-anak Bapa surgawi yang sungguh mereka butuhkan. Amin.

Sumber : https://sangsabda.wordpress.com/2023/11/29/andreas-salah-seorang-murid-yesus-yang-pertama-2/

Khamis, Disember 15, 2022

KITA TIDAK PERLU PERGI KE PADANG GURUN UNTUK MENCARI ALLAH

 

KITA TIDAK PERLU PERGI KE PADANG GURUN UNTUK MENCARI ALLAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari biasa Pekan III Adven  – Kamis, 15 Desember 2022  

Setelah utusan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes, “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan anginkah? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian haluskah? Orang yang berpakaian indah dan hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi, untuk apakah kamu pergi? Melihat seorang nabikah? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia.” Seluruh orang banyak yang mendengarkan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes. (Luk 7:24-30)

Bacaan Pertama: Yes 54:1-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2,4-6,11-12a,13b

Rasanya kita masing-masing pernah membayangkan orang macam apa kiranya Yohanes Pembaptis ini, seperti apa kiranya wajahnya, “tongkrongannya”, seperti apa suaranya, bagaimana kehidupannya di padang gurun – yang sendirian saja itu. Yang jelas orang ini memang bukan seperti orang-orang “normal”, tidak salah kalau kita katakan dia adalah seorang pribadi yang “aneh”. Pakaiannya kasar  dan makanannya belalang dan madu hutan. Dia mewartakan pertobatan kepada siapa saja yang datang kepadanya (lihat Mrk 1:4-6). Khotbah-khotbahnya begitu radikal sehingga ujung-ujungnya membuat dirinya dijebloskan ke dalam penjara oleh raja Herodes (lihat Luk 3:18-20). Yohanes memang begitu berbeda dengan kita sehingga sulitlah untuk menjadikannya seorang role model untuk kita teladani.

Sesungguhnya tidak dapat dipungkiri bahwa dalam banyak hal Yohanes Pembaptis memang tidak seperti kita, namun dia adalah seorang manusia biasa seperti kita juga. Misi yang diemban oleh Yohanes mungkin berbeda, namun caranya dia menjadi mampu menanggapi panggilannya pada hakekatnya sama dengan cara kita bertumbuh dalam kemampuan kita melaksanakan misi kita. Relasi Yohanes dengan Allah sangatlah  mendalam. Dia adalah seorang pendoa yang mengabdikan dirinya untuk mencari Allah dan mendengarkan-Nya. Injil Lukas mencatat tentang Yohanes Pembaptis: “Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia tinggal di padang gurun sampai hari ketika ia harus menampakkan diri kepada Israel (Luk 1:80). Inilah tempat Yohanes menemukan kekuatan untuk berdiri teguh dan setia dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan Allah kepadanya.

Jikalau kita menempatkan Tuhan Allah sebagai yang pertama dan utama dalam hidup kita, maka Dia pun akan memimpin kita sebagaimana Dia telah memimpin Yohanes. Aspek terpenting dari relasi kita dengan Allah bukanlah apa yang kita perbuat bagi-Nya, melainkan apa yang kita perkenankan untuk dilakukan oleh Dia dalam diri kita. Allah berkeinginan untuk mendatangkan perubahan dramatis dalam kehidupan kita. Dia ingin menjalin relasi yang akrab dan mempribadi dalam kehidupan kita, di mana kita akhirnya dapat mengenal dan mengalami kasih-Nya, kemudian digerakkan untuk mengasihi-Nya. Dia ingin menganugerahkan kita dengan karunia-karunia Roh Kudus-Nya agar supaya pelayanan kita kepada-Nya akan menghasilkan buah berlimpah. Singkatnya, Dia ingin membuat kita serupa dengan Yesus!

Kita tidak perlu pergi ke padang gurun untuk mencari Allah. Dia ada di dalam hati kita setiap kali kita berdoa dan membaca serta merenungkan sabda-Nya dalam Kitab Suci dan menikmati berbagai faedah dan manfaat yang diperoleh dari sakramen-sakramen. Dia akan membimbing kita setiap kali kita menghentikan sejenak kegiatan rutin kita,  lalu  melakukan pemeriksaan batin secara singkat. Ia datang mendekati kita tidak dengan kata-kata yang muluk-muluk, melainkan kata-kata sederhana, seperti “Aku mengasihi kamu!” Dia akan menguatkan kita selagi kita menolong seorang sahabat atau rekan kerja yang membutuhkan bantuan. Kesempatan-kesempatan untuk memperbaharui komitmen kita kepada Kristus dan mencari hikmat-Nya selalu ada di sekeliling  kita!

DOA: Bapa surgawi, Allah yang baik, sumber segala kebaikan, satu-satunya yang baik. Biarlah Roh Kudus-Mu membentuk diriku sedemikian agar menempatkan Engkau sebagai yang pertama dan utama dalam hidupku, sehingga dengan demikian Engkau pun akan memimpinku sebagaimana Engkau telah memimpin Yohanes Pembaptis. Terpujilah nama-Mu selalu! Amin.

Sumber :  https://sangsabda.wordpress.com/2022/12/14/kita-tidak-perlu-pergi-ke-padang-gurun-untuk-mencari-allah/

Selasa, Ogos 30, 2022

MEREKA TAKJUB MENDENGAR PENGAJARAN-NYA, SEBAB PERKATAAN-NYA PENUH KUASA.

BACAAN INJIL MISA KUDUS, HARI BIASA PEKAN BIASA XXII - SELASA, 30 OGOS 2022

PBHK: HARI RAYA Berdiri Konggregasi


Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. 
Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras, “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Adakah engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus membentaknya, “Diam, keluarlah dari dia!” Setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari dia dan sama sekali tidak menyakitinya. Semua orang takjub, lalu berkata kepada yang lain, “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar. ” Lalu tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. (Luk 4:31-37)

Bacaan Pertama: 1Kor 2:10b-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 145:8-14

Ada seorang guru yang saya sangat kagumi pada waktu saya bersekolah di SR dan SMP Bruderan Budi Mulia, Mangga Besar pada tahun 1950'an. Nama beliau ialah Ibu Sudjilah, didikan guru OSF Mendut dan seorang pejuang kemerdekaan, ….. dan beliau tidak berkahwin…… mengabdikan diri sepenuhnya kepada dunia pendidikan. Beliau sempat mengajar kami Bahasa Indonesia (termasuk menggunakan huruf Arab), Sejarah Dunia dan Sejarah Indonesia. Di mata saya, beliau adalah seorang guru yang hebat. Kecintaan saya pada Indonesia boleh dikatakan ditanamkan oleh ibu guru ini. Berbagai perlakuan diskriminatif yang saya alami sepanjang hidup ini tidak menyusutkan kecintaan saya pada negara dan bangsa Indonesia, sedikit-banyak adalah kerana pendidikan yang saya terima melalui Ibu Sudjilah ini.

Sekarang, apabila kita (anda dan saya) mengingat-ingat kembali masa sekolah kita dahulu, apa kiranya kualiti yang dimiliki oleh seorang guru tertentu (seperti Ibu Sujilah di atas) yang memampukan dirinya memimpin kita sehingga menjadi siswa-siswa yang unggul. Apa yang dimiliki oleh guru istimewa seperti itu, yang memberi inspirasi kepada kita masing-masing untuk menjadi pelajar-pelajar yang penuh perhatian dan tanggungjawab? Barangkali ayah atau ibu kita juga mempunyai kualiti itu. Namanya adalah kuasa . Jikalau kita merenungkan bacaan Injil hari ini, maka jelas Yesus secara unik mempunyai kualiti termaksud. “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa” (Luk 4:32).

Bagi orang-orang di Kapernaum, Yesus adalah seorang pribadi yang menakjubkan kerana melalui kata-kata-Nya, Dia membuka jalan bagi mereka untuk memikirkan Bapa di surga. Yesus tidak hanya sekadar membuat kemasan baru dari hikmat manusia yang sebenarnya sudah dikenali baik ( familiar) di tengah khalayak ramai, dengan suatu cara yang baru dan provokatif. Kata-kata Yesus juga menolong mereka untuk berjumpa dengan Allah. Karena identitias-Nya yang unik, Yesus mengetahui pemikiran-pemikiran dan hasrat-hasrat Allah sendiri. Tuhan Yesus adalah “seorang” pemikir yang orisinal dan kata-kata-Nya mengkonfrontasi pemikiran-pemikiran duniawi orang-orang dan membawa mereka berhubung dengan hasrat-hasrat Allah yang terdalam. Otoritas Yesus berasal dari “atas” karena Dia sendiri datang dari “atas”. Oleh kerana itu, orang-orang dapat menaruh pengharapan mereka pada kata-kata-Nya dengan penuh keyakinan.

Kata-kata Yesus menyatakan identitas-Nya, demikian pula tindakan-tindakan-Nya! Yesus menggunakan kuasa dan kuasa-Nya untuk mengalahkan kekuatan-kekuatan jahat dan memulihkan manusia sehingga menjadi utuh. Kita lihat bahawa Dia mempunyai kuasa dan kuasa untuk memaksa roh jahat taat kepada-Nya dan memerintahkan roh jahat itu keluar dari dalam diri orang yang kerasukan itu. Melalui kuasa dan kuasa-Nya, Yesus meraih kemenangan mutlak! (Luk 4:35-36).

Hasrat Yesus untuk mengalahkan Iblis dan roh-roh jahat pengikutnya tidaklah lebih kuat daripada kerinduan-Nya untuk menyembuhkan kita, anak-anak manusia yang terbelenggu oleh kedosaan. Hati kita yang lemah melekat pada cara-cara berpikir duniawi kita, dan hati itu menentang cara hidup baru yang ingin diberikan oleh Yesus. Melalui pertobatan, artinya dengan berbalik dari hidup kedosaan kita lalu berpaling kepada Yesus, maka kita pun dapat mengalami keutuhan. Seperti orang yang dirasuki oleh roh jahat itu, kita pun dapat menaruh kepercayaan kepada Yesus untuk membersihkan hati dan fikiran kita dan memenuhi diri kita masing-masing dengan kehidupan yang baru. Pada hari ini baiklah kita semua menyedari bahawa melalui Roh Kudus, Yesus hadir di tengah-tengah dan di dalam diri kita masing-masing,

DOA: Tuhan Yesus Kristus, bukalah fikiran dan hati kami bagi kuasa dan kuasa-Mu. Kami menolak apa/siapa saja yang akan menjauhkan kami dari diri-Mu. Kami mohon agar Engkau memperbaharui fikiran dan hati kami, dan membina kembali cinta kasih kami kepada-Mu, sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

Sumber  :  https://sangsabda.wordpress.com/2022/08/29/mereka-takjub-mendengar-pengajaran-nya-sebab-perkataan-nya-penuh-kuasa/



Selasa, Oktober 20, 2020

KITA HARUS SENANTIASA MENGINGAT SABDA YESUS INI DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN KITA

(Bacaan Injil Misa Kudus,Hari Biasa Pekan Biasa XXIX – Rabu, 21 Oktober 2020)

Peringatan Fakultatif S. Ursula, Perawan

OSU: Hari Raya S. Ursula, Perawan, Pelindung Tarekat

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Kata Petrus, “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” Jawab Tuhan, “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya, ‘Tuanku tidak datang-datang,’ lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan memenggalnya dan membuatnya senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, akan lebih banyak lagi dituntut dari dirinya.” (Luk 12:39-48)

Bacaan Pertama: Ef 3:2-12; Mazmur Tanggapan: Yes 12:2-4bcd-6

“Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, akan lebih banyak lagi dituntut dari dirinya” (Luk 12:48).

Inilah ayat terakhir dari bacaan Injil hari ini. Aplikasinya yang paling langsung adalah terhadap tanggung jawab para pemimpin agama kepada siapa Kristus memberikan lebih banyak rahmat, namun pada saat yang sama mengharapkan lebih banyak dari mereka daripada dari orang-orang lain.

Kita harus senantiasa menerapkan kata-kata Yesus ini pada banyak karunia yang diberikan Allah kepada kita. Lihatlah, misalnya negara kita yang diberkati oleh Allah dengan kekayaan alam yang berlimpah. Kristus ingin agar kita menggunakan kekayaan alam ini, karena Allah menciptakan semua itu dan semua itu sesungguhnya baik. Akan tetapi, kita semua harus menggunakan hal-hal yang baik tersebut dengan penuh tanggung jawab. Cara kita menggunakan anugerah Allah ditentukan oleh komitmen dan sikap kita yang mendasar terhadap Allah dan sesama manusia.

Sikap mendasar ini harus dihayati dalam hidup kita sehari-hari. Kalau tidak demikian halnya, maka semuanya menjadi tidak riil. Di sini tidak menyangkut soal doa. Sebagian dari jalan menuju Allah adalah melalui dunia, dunia kerja/karya, kehidupan keluarga, RT/RW. Mengapa jalan menuju Allah? Karena dalam area-area inilah kita menggunakan karunia-karunia Allah dan mengembalikan semua kepada-Nya seperti yang diminta oleh-Nya.

Harta kekayaan kita, talenta-talenta kita, energi dan upaya-upaya kita adalah karunia dari Allah. Dan seturut apa yang telah diberikan kepada kitalah kita harus memberi. Sesama kita membutuhkan kita. Apabila kita memiliki lebih daripada yang kita butuhkan menurut akal sehat, maka orang-orang miskin mempunyai hak atas “surplus” yang kita miliki. Apabila kita memiliki talenta-talenta di bidang kepemimpinan, komunitas kita harus menikmati manfaat dari kualitas-kualitas kepemimpinan tersebut. Kita harus mengkontribusikan kepada perkembangan dunia ciptaan melalui kerja yang energetik dan yang penuh antusiasme. Ini adalah bagian dari rencana Allah.

Kita harus mewujudkan roh Injil hari ini dalam praktek kehidupan sehari-hari. Marilah kita menanggapi pesan Kristus dan memberi seturut ukuran yang telah kita terima.

DOA: Bapa surgawi, Engkau telah memenuhi diri kami masing-masing dengan rupa-rupa anugerah dan talenta. Semua kerja kami adalah untuk kemuliaan dan pujian bagi-Mu, dan untuk pembangunan umat-Mu di dunia ini. Sungguh, Engkau adalah keselamatanku (Mzm 12:2). Amin.

Sumber : https://sangsabda.wordpress.com/2020/10/20/kita-harus-senantiasa-mengingat-sabda-yesus-ini-dalam-praktek-kehidupan-kita/

Ahad, September 06, 2020

PESTA KELAHIRAN MARIA, BUNDA KITA SEMUA

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta Kelahiran SP Maria – Selasa, 8 September 2020

Inilah daftar nenek moyang Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham. Abraham mempunyai anak, Ishak; Ishak memunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda mempunyai anak, Peres dan Zerah dari Tamar, Peres mempunyai anak, Hezron; Hezron mempunyai anak, Ram; Ram mempunyai anak, Aminadab; Aminadab mempunyai anak, Nahason; Nahason mempunyai anak, Salmon; Salmon mempunyai anak, Boas dari Rahab, Boas mempunyai anak, Obed dari Rut, Obed mempunyai anak, Isai; Isai mempunyai anak, Raja Daud. Daud mempunyai anak, Salomo dari istri Uria, Salomo mempunyai anak Rehabeam; Rehabeam mempunyai anak, Abia; Abia mempunyai anak, Asa; Asa mempunyai anak, Yosafat; Yosafat mempunyai anak, Yoram; Yoram mempunyai anak, Uzia; Usia mempunyai anak, Yotam; Yotam mempunyai anak, Ahas; Ahas mempunyai anak, Hizkia; Hiskia mempunyai anak, Manasye; Manasye mempunyai anak, Amon; Amon mempunyai anak, Yosia; Yosia mempunyai anak, Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembungan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya mempunyai anak, Sealtiel; Sealtiel mempunyai anak Zerubabel; Zerubabel mempunyai anak, Abihud; Abihud mempunyai anak, Elyakim; Elyakim mempunyai anak, Azor; Azor mempunyai anak, Zadok; Zadok mempunyai anak, Akhim; Akhim mempunyai anak, Eliud; Eliud mempunyai anak, Eleazar; Eleazar mempunyai anak, Matan; Matan mempunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi, “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel.” (Yang berarti: Allah menyertai kita.) (Mat 1:1-16,18-23) 

Bacaan Pertama: Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30; Mazmur Tanggapan: Mzm 13:6ab,6cd; Bacaan Injil Alternatif: Mat 1:18-23 

Latar belakang Sejarah: Pesta Kelahiran Maria barangkali berasal-usul di Yerusalem  sekitar abad ke-6. Namun sejak sekitar abad ke-5 terdapat bukti adanya sebuah gereja yang didedikasikan kepada Santa Ana, sebelah utara Bait Suci di Yerusalem. Sophronius, Patriarkh (Beatrik) Yerusalem menyatakan pada tahun 602, bahwa gereja itu didirikan di atas tempat kelahiran S.P. Maria. Pilihan yang dijatuhkan pada sebuah hari di bulan September kiranya berasal dari kenyataan bahwa di Konstantinopel tahun penanggalan di mulai pada tanggal 1 September – yang masih berlaku di Gereja Timur. Tanggal 8 September ini kemudian menentukan tanggal “Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa” yang jatuh pada tanggal 8 Desember, yaitu 9 (sembilan) bulan sebelumnya. Pesta Kelahiran Maria mulai diperkenalkan di Roma menjelang abad ke-7. Sumber: Christopher O’Donnell O.Carm., AT WORSHIP WITH  MARY – A Pastoral and Theological Study.

Matius mengawali Injilnya dengan “Daftar Nenek Moyang Yesus Kristus” (Mat 1:1-16). Daftar nenek moyang atau silsilah Yesus Kristus ini mengingatkan kita kepada rencana Allah bagi kedatangan Putera-Nya, dan merupakan sesuatu hal yang memerlukan persiapan yang sungguh lama. Generasi lepas generasi, Allah bergerak maju menuju pemenuhan tujuan-Nya untuk menarik kita kembali kepada hidup-Nya sendiri. Mengapa silsilah ini dipakai sebagai bacaan pada Misa Kudus “Pesta Kelahiran SP Maria”? Karena silsilah itu menunjukkan bagaimana Maria “pas” untuk masuk ke dalam rencana ilahi: sebagai istri Yusuf (keturunan Daud) dan sebagai pribadi yang dinaungi Roh Kudus. Jadi, kelahiran Maria dan peranannya dipandang dari perspektif sejarah penyelamatan.

Sejak awal Allah telah menugaskan tanggung-jawab yang paling mendalam dan intim untuk memenuhi rencana-Nya, kepada Maria, sang perawan dari Nazaret.  Dari sejak sediakala, Allah telah memikirkan untuk membawa Maria ke dalam eksistensi dan mempercayakan kepadanya Putera-Nya sendiri yang kekal untuk diperkandung, dilahirkan, dan dibesarkan.

Peranan yang diberikan Allah kepada Maria begitu mendalam sehingga tidak mudah untuk mengkontemplasikannya. Rahmat yang dicurahkan-Nya atas diri Maria jauh melampaui rahmat yang diberikan-Nya kepada orang-orang lain. Dalam doa “Salam Maria”, kita mengatakannya “penuh rahmat” (‘engkau yang dikaruniai’ [Luk 1:28 Perjanjian Baru TB II; Yunani: kekharitomené). Akan tetapi, jika kita berpikir bahwa Maria berada sedemikian jauh di atas kita dan pengalamannya tidak berhubungan sama sekali dengan pengalaman kita-manusia, maka salahlah kita. Mengapa? Karena walaupun Maria memperoleh segala privilese sebagai ibunda sang Penebus, Maria tetap salah seorang dari kita. Kita dapat mengatakan, bahwa Maria adalah yang terbaik di antara kita, namun tetap saja dia adalah salah seorang dari kita.

Pola yang dipakai Allah dalam berurusan dengan Maria adalah pola yang digunakan-Nya dalam berurusan dengan kita. Allah mempunyai sebuah rencana bagi hidup Maria, dan Ia mempunyai rencana-rencana bagi hidup kita juga. Pada pusat rencana-Nya bagi Maria adalah niat-Nya agar Putera-Nya akan hidup dalam dirinya, dan dia akan mengandung dan melahirkan-Nya ke dalam dunia. Pada hakekatnya, itulah rencana-Nya bagi kita juga.

Setiap pribadi adalah unik dan merupakan karunia Allah yang tidak dapat diulang. Ingat tidak ada anak kembar yang sama seratus persen. Sejalan dengan keunikan kita masing-masing, Allah memberikan kepada kita masing-masing suatu panggilan dan misi khusus. Allah membuat rencana-Nya diketahui oleh kita dengan berbagai cara: melalui keadaan/situasi yang kita hadapi, melalui keluarga dan kawan-kawan, melalui talenta-talenta yang kita miliki dan kesempatan-kesempatan. Allah tidak memaksa kita untuk menerima rencana-Nya bagi kehidupan kita. Sebagaimana yang dilakukan-Nya dengan Maria, Allah mengundang kita untuk menerima panggilan-Nya dan mengikut Dia. Sebagaimana Allah menginginkan Maria menanggapi-Nya dan melaksanakan misi unik yang diberikan-Nya kepada sang perawan, demikian pula Dia ingin agar kita menerima misi kita yang unik pula dan melaksanakannya dengan segenap kekuatan yang kita miliki. Semoga kita semua menanggapi undangan Allah dengan pengharapan dan rasa percaya yang sama seperti yang dimiliki Maria.

DOA: Bapa surgawi, di sini aku. Nyatakanlah secara lebih jelas lagi rencana-Mu bagi diriku. Kuatkanlah aku dalam Roh Kudus-Mu sehingga aku dapat memenuhi panggilan dan misi yang Engkau telah siapkan bagi diriku, sebagaimana telah dicontohkan oleh Bunda Maria. Amin.

Sumber: https://sangsabda.wordpress.com/2020/09/07/pesta-kelahiran-maria-bunda-kita-semua/