Why 11:191;12:1.3-6a.10a; 1 Kor 15:20-26; Luk 1:39-56
Dalam perayaan ini kita akan merenungkan makna Maria diangkat ke surga yang sangat relevan, penuh arti bagi hidup kita. Kenaikan Maria ke surga merupakan sumber harapan dan kegembiraan. Hidup kita sebagai orang beriman merupakan cakrawala kebahagiaan abadi. Kematian kita nanti bukanlah akhir hidup kita, melainkan awal hidup baru, yang tak akan mengenal akhir!
Kita umat katolik percaya bahwa Maria diangkat ke surga, karena kita percaya bahwa Maria dikandung tanpa cela. Maria dibebaskan oleh Allah dari dosa, maka ia tidak mengalami konsekuensi dosa dan kematian yang akan kita alami. Kita percaya bahwa berkat ketaatan dan kesetiaannya S.P. Maria pada akhir hidupnya di dunia ini diangkat dengan tubuh dan jiwa-nya kepada kemuliaan di surga.
Pada tahun 1950 Paus Pius XII menegaskan ajaran Gereja, bahwa “Maria sesudah menyelesaikan hidupnya di dunia ini, diangkat tubuh dan jiwanya kepada kemuliaan di surga” (Munificentissimus Deus, 1950). Dalam Bac.I (Wahyu) secara simbolis dikatakan, bahwa Maria mengandung dengan keluhan dan penderitaan untuk melahirkan Yesus. Tetapi seperti Kristus bangkit dan naik dengan mulia ke surga dengan membawa luka-luka sebagai tanda karya penebusan-Nya, demikian juga Maria diangkat ke surga dengan membawa keluhan dan penderitaan waktu melahirkan Puteranya. Demikianlah Maria dapat disebut Hawa Baru, yang meneruskan generasi demi generasi kelahiran manusia-manusia baru, yang diciptakan Tuhan menurut citra Allah sendiri (Ef 4:24). Dengan demikian Maria menjadi gambaran Gereja, yang harus melahirkan anggota-anggotanya yang benar dan suci seperti direncanakan Allah.
Tetapi dalam Bac.II Paulus menegaskan kepada umat di Korintus (1 Kor 15:20-27), bahwa kita harus percaya akan kebangkitan hidup kita. Bila tidak, maka iman kita tiada artinya. Konsekuensi selanjutnya, yaitu pengampunan dosa dan keselamatan kekal kita pun tiada gunanya. Karena dosa Adam dan segenap keturunanya, Yesus harus mati, tetapi sebagai Kristus Ia bangkit kembali. Kemenangan Kristus atas maut itulah yang juga dialami dan dimiliki oleh Maria. Demikianlah Allah Bapa, yang telah memilih Maria sebagai Ibu Putera-Nya yang tunggal, juga menyatukan Maria begitu erat dalam seluruh perencanaan keselamatan manusia dengan Kristus.
Dalam Injil Lukas hari ini kita mendengar ungkapan kegembiraan luarbiasa yang dialami oleh Maria dan Elisabet. Kedua wanita itu berbagi rasa iman, harapan dan kebahagiaan. Elisabet perempuan tua, yang bersuami tetapi mandul, dan Maria perempuan muda yang bertunangan namun mengandung. Di sini tampaklah, bahwa Allah mampu membangkit hidup dari kandungan yang mandul, tetapi juga membangkitkan orang dari makam orang mati!- Demikianlah Maria adalah suatu model bagi kita semua, dan kenaikannya ke surga mengingatkan dan meneguhkan keyakinan dan harapan kita! Apa yang dialami Perawan dari Nasaret itu pada akhir perjalanan hidupnya juga akan dapat kita alami! Namun ada syaratnya! Yakni sejauh kita pun mau dan bersedia tetap taat dan setia seperti Maria!
Allah menjadi manusia dalam diri Yesus di dalam kandungan Maria. Melalui kemurnian hati Maria sebagai manusia tak bercela inilah, dan dalam diri Yesus, terjadilah pertemuan, terciptalah kesatuan antara keilahian / keallahan dan kemanusian (divinitas dan humanitas). Dalam pribadi Maria itulah Allah kita memiliki suatu teladan, di mana Allah hadir dalam diri-Nya sebagai manusia, seperti kita. Maria yang diangkat ke surga terpilih untuk memiliki tempat kemuliaan di surga! Di hadapan Allah!
Paus Benediktus XVI tahun 2006 pada kesempatan berjumpa dengan umat yang besar jumlahnya berkata: Bila kita memikirkan Maria di surga, kita diyakinkan bahwa dunia kita ini bukanlah tempat tinggal kita terakhir! Dan bila memandang ke atas sebagai ketempat tinggal yang definitf nanti, betapa kita terhibur, betapa makin kokohlah harapan kita, karena kita akan mengalami apa yang sama seperti dialami Bunda Maria. Tetapi bukan hanya itu! Dunia kita sekarangpun, bila kita semua mempunyai keyakinan dan sikap hidup yang sama seperti Maria, dunia kita sekarangpun akan tampak lebih baik dan indah! Kesukaran antar kita satu sama lain akan hilang. Jangan sampai sekarang ini kita kehilangan harapan, meskipun sering harus mengalami kegelapan kesukaran hidup. Sinar kemuliaan hidup Maria di surga, akan menunjukkan sinar-sinar harapan yang menghilangkan kedip-kedip lampu suram dalam hidup kita sekarang ini.
Yakinlah, bahwa Maria selalu ikut mengikuti jalan hidup kita, seperti dahulu dilakukannya mengikuti jalan hidup Yesus. Maria bersama dengan Yesus puteranya akan selalu menunjukkan jalan hidup kita yang menuju ke tanah air abadi penuh kebahagiaan.
Jakarta, 13 Agustus 2011.
Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan