(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari keenam dalam Oktaf Natal – Rabu, 30 Desember 2015)
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapak-bapak, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada sejak semula. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapak-bapak, karena kamu mengenal Dia, yang ada sejak semula. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah tinggal di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih kepada Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. (1 Yoh 2:12-17)
Mazmur Tanggapan: Mzm 96:7-10; Bacaan Injil: Luk 2:36-40
Melihat adanya potensi perpecahan dalam Gerejanya, Yohanes menulis kepada para anggota jemaatnya, wanti-wanti agar mereka tetap erat dengan Tuhan dan antara satu dengan lainnya. Yohanes menyapa mereka dengan term-term yang biasa digunakan dalam lingkungan keluarga (“anak-anak”, “bapak-bapak”, “orang-orang muda”), Ia mendorong serta menyemangati mereka untuk mengingat apa yang telah dilakukan Yesus dalam hidup mereka. Allah telah mengampuni dosa-dosa mereka, menyatakan diri-Nya, dan mencurahkan kekuatan-Nya untuk mengalahkan kejahatan (si Jahat). Marilah sekarang kita melihat tiga berkat ini secara lebih dekat.
Pada intinya, “diampuni” berarti berdamai dengan Allah – dan hal ini adalah karunia yang diberikan oleh Yesus kepada kita dengan “biaya” berupa darah-Nya sendiri. Dalam Yesus, kita melihat kasih penuh pengorbanan dan belas kasih yang penuh sabar. Dalam salib-Nya, kita melihat jaminan atas keselamatan kita.
Yesus juga menawarkan kepada kita karunia pengenalan akan Allah yang meningkat. Mengenal Allah bukan berarti sekadar masalah fakta dan doktrin. Mengenal Allah menyangkut suatu relasi persahabatan yang intim/akrab dengan Dia. Yohanes berjanji bahwa selagi kita dengan tekun berupaya agar menjadi lebih dekat dengan Yesus dalam doa, kita akan mengalami kasih-Nya. Dan pengalaman itu akan meyakinkan kita bahwa Dia sungguh menginginkan kita untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya sepanjang masa.
Allah juga memberikan kepada kita kekuatan dan kemenangan dalam pertempuran kita melawan dosa dan godaan. Hari demi hari, Iblis mencoba untuk membujuk-rayu kita dengan kebohongan dan dustanya. Namun jika kita berjalan dengan Yesus sehari-harinya, maka kita mulai mengenali taktik-taktik Iblis dan menjadi lebih kuat dalam melawan Dia dan berkata “tidak” terhadap dosa.
Yohanes mengingatkan para anggota jemaatnya bahwa ada dua pihak yang saling bertentangan yang ingin memiliki hati mereka. Namun pada saat yang sama, ia berbicara tentang bagaimana Yesus memanggil mereka untuk berjalan bersama-Nya di jalan kasih-Nya. Kita pun menghadapi pilihan serupa. Kita dapat mencoba untuk berjalan sendiri dan mengisolasikan diri kita, atau kita dapat berpegang pada kekuatan dan kesatuan serta persatuan yang ditawarkan Yesus dalam tubuh-Nya, yaitu Gereja. Apakah pilihan kita (anda dan saya)? Allah telah menganugerahkan kepada kita masing-masing suatu kehendak bebas.
Saudari dan Saudara yang terkasih, kasih Allah bersifat all-inclusive. Tidak ada seorang pun yang dilupakan dan ditinggalkan oleh-Nya. Kita semua adalah anak-anak-Nya, dan innocence kita telah dipulihkan melalui wafat Kristus di kayu salib. Kita akan menyadari hal ini hanya apabila kita tetap saling berhubungan sebagai saudari dan saudara dalam Kristus. Kemudian, sebagai para orangtua yang penuh tanggung jawab, kita akan menjadi terang bagi dunia, menyatakan kasih Allah kepada siapa saja yang berada di sekeliling kita.
DOA: Tuhan, persatukanlah semua umat-Mu – perempuan maupun laki-laki, yang muda maupun yang tua – dalam kesatuan dan persatuan iman dan kasih yang mengatasi setiap perpecahan dan prasangka. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 2:36-40), bacalah tulisan yang berjudul “PENUH HIKMAT DAN KASIH KARUNIA ALLAH ADA PADA-NYA” (bacaan tanggal 30-12-15) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 15-12 PERMENUNGAN ALKITABIAH DESEMBER 2015.
Cilandak, 28 Desember 2015
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan