(Bacaan Injil Misa Kudus – Hari Minggu Adven I [Tahun C] -2 Desember 2018
“Akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah kepalamu, sebab pembebasanmu sudah dekat.”
“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab hari itu akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk 21:25-28.34-36)
Bacaan Pertama: Yer 33:14-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 25:4-5,8-10,14; Bacaan Kedua: 1Tes 3:12-4:2
Kedatangan Tuhan Yesus Kristus pada akhir zaman tidak lepas dari kegoncangan seluruh alam semesta. Gambaran orang zaman dahulu itu memang sah-sah saja karena mereka mengetahui penglihatan Daniel: “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Dan 7:13-14). Anak manusia dalam penglihatan Daniel kita imani sebagai Tuhan Yesus Kristus, karena Dia sendiri mengatakan-Nya: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” (Mat 28:18). Siapa yang dapat tahan berdiri di hadapan sang Penguasa langit dan bumi apabila Dia menyatakan diri-Nya? Kedatangan-Nya kembali memang merupakan sebuah peristiwa yang sangat dahsyat: “Hari Tuhan” (bdk. Yes 13:6-10).
Umat beriman tidak perlu merasa takut dan khawatir, mereka seharusnya bangkit berdiri dan mengangkat kepala mereka “sebab pembebasanmu sudah dekat” (Luk 21:26). Segala tantangan dan penderitaan oleh karena nama Yesus akan segera berakhir. Sekarang memang zaman “bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (Luk 21:14 – bacalah seluruh Luk 21:7-24), namun zaman itu akan segera berakhir. “Kerajaan Allah sudah dekat” (Luk 21:31).
Mengenai “Hari Tuhan” itu sendiri tidak diketahui oleh manusia tentang waktunya karena hari itu akan datang dengan tiba-tiba. Oleh karena itu, “Hari Tuhan” dapat menjadi jerat yang membuat orang terperangkap (bdk. Luk 17:20-24; 1Tes 5:2-4). Oleh karena itu, janganlah orang hidup dengan hati yang selalu dibebani oleh pikiran dan kesibukan duniawi, pada umumnya demi kepentingan diri sendiri. Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan agar “Hari Tuhan” tidak menjadi jerat bagi kita? Jawabnya: “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa” (Luk 21:36). Artinya hidup dengan selalu mengingat Tuhan Yesus Kristus yang akan datang secara tiba-tiba dan meminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan kita (“supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”). Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kita terus hidup dalam ketakutan. Sebaliknya, berjaga-jaga berarti hidup dalam Tuhan, dalam keyakinan dan pengharapan bahwa kedatangan-Nya berarti kedatangan Kerajaan Allah dan pembebasan kita.
Hidup dalam Tuhan juga berarti hidup dalam doa. Doa memberikan ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu yang tidak kita ketahui dan pasti dalam hidup ini. Doa memberi kita kekuatan dan ketenangan untuk hidup dalam zaman bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Masa Adven yang kita awali hari ini adalah masa bagi kita untuk menantikan Tuhan. Setahun sekali kita diingatkan akan misteri besar ini. Seluruh sejarah umat manusia sebenarnya bergerak menuju misteri agung ini ketika Tuhan akan datang dan menjadi raja atas segala-galanya. Misteri ini seringkali kita lupakan. Gereja dengan perayaan masa Adven ini mau mengatakan bahwa dia adalah juga Gereja yang berjaga dan merindukan kedatangan Tuhan. Ingat anamnese I (dan anamneses-anamnese lainnya) dalam “Doa Syukur Agung”: “Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan!”
Bacaan Injil hari ini menegaskan supaya kita senantiasa hidup seperti kita berada pada akhir zaman. Kita harus selalu hidup dengan berjaga-jaga dan berdoa. Spiritualitas eskatologis harus menjadi salah satu ciri spiritualitas Kristiani. Dengan demikian kita senantiasa siap menyongsong kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus yang tidak kita ketahui kapan akan terjadi.
DOA: Tuhan Yesus Kristus, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu karena sekali lagi kami Kausadarkan bahwa Engkaulah yang menjadi tujuan sejarah. Apabila Engkau datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, hal itu berarti akhir dari sejarah. Hal itu bukanlah malapetaka karena sejak saat itu Engkaulah Sang Raja dan kamipun mengalami pembebasan yang sesungguhnya. Terpujilah nama-Mu, ya Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan