ANDREAS DIPANGGIL MENJADI MURID YESUS
(Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta S. Andreas, Rasul, Rabu, 30-11-11)
Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya dua orang bersaudara yang lain lagi, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu ayahnya, lalu mengikuti Dia. (Mat 4:18-22)
Bacaan Pertama: Rm 10:9-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5
Santo Andreas adalah salah seorang murid Yesus yang pertama. Sebagai seorang murid dari Yohanes Pembaptis yang dekat dengan gurunya, Andreas sungguh serius dalam memandang hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Pengabdiannya yang sedemikian menunjukkan bahwa untuk waktu yang lama dia barangkali telah memiliki hasrat mendalam untuk mengenal Allah secara pribadi. Kita dapat membayangkan betapa penuh sukacita yang dialami Andreas ketika dia berjumpa dengan Yesus untuk pertama kalinya.
Ketika Yesus menyaksikan Andreas bersama saudaranya – Simon Petrus – menebarkan jala di danau Galilea, Ia mengundang mereka menjadi “penjala manusia”, artinya menarik orang-orang ke dalam kerajaan dengan menggunakan jala Injil (lihat Mat 4:19). Andreas langsung saja menunjukkan ketaatannya, dengan senang hati dia menukar keuntungan materiil dengan ganjaran spiritual. Kisah panggilan Andreas di atas memang agak berbeda dengan penuturan yang terdapat dalam Injil Yohanes, namun perbedaan tersebut tidaklah bersifat hakiki. Injil Yohanes mengungkapkan bahwa Andreas adalah satu dari dua orang murid Yohanes Pembaptis yang mengikut Yesus, menjadi dua orang murid pertama yang menanggapi panggilan Yesus. Kedua murid itu berdiam bersama-sama dengan Yesus pada hari pertama perjumpamaan mereka. Keyakinan Andreas kepada diri Yesus bertumbuh dengan cepat. Hal ini dapat kita rasakan ketika dia bertemu dengan Simon, saudaranya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)”, lalu Andreas membawa saudaranya itu kepada Yesus (lihat Yoh 1:35-42). Jadi, kelihatannya Andreas lah yang memperkenalkan Simon Petrus, Yakobus, Yohanes (entah berapa banyak lagi) kepada Yesus.
Pada waktu Yesus memanggil para murid-Nya, Ia memilih orang-orang biasa seperti Andreas, orang-orang yang tidak memiliki kekayaan berlebih, tidak memiliki status, latar belakang pendidikan, apalagi status sosial. Yesus tidak memilih karya-karya mereka atau berbagai karunia atau talenta yang mereka miliki. Yesus memilih hati mereka! Yesus tidak memilih para murid-Nya siapa dan apa mereka dulunya, melainkan akan menjadi apa mereka di bawah pengarahan dan kuasa-Nya. Hal yang sama berlaku untuk kita. Yesus terus memanggil setiap dan masing-masing kita untuk masuk ke dalam suatu relasi yang intim dengan diri-Nya dan Ia mengundang kita untuk ke dalam jalan kekudusan-Nya. Yesus ingin mentransformasikan diri kita melalui kuasa Roh Kudus agar kita dapat meniru Andreas dan orang-orang sepanjang segala masa yang dengan penuh dedikasi mengikuti jejak-Nya. Mereka yang memberikan segalanya demi cintakasih mereka kepada Kristus. Banyak dari orang kudus ini hidup tersembunyi dan sehari-harinya membuat mukjizat-mukjizat lewat cintakasih mereka yang penuh pengorbanan. Yesus mengundang kita untuk menjadi seperti mereka, selagi kita mengikuti-nya semakin dekat dan dekat lagi.
Apakah ada biayanya dalam upaya kita mengikuti jejak Tuhan Yesus? Kalau ada, berapa besar biayanya? Santo Gregorius Agung pernah berkata: “Kerajaan Surga tidak mempunyai tanda harga. Nilai atau harganya adalah sebanyak apa yang anda miliki. Bagi Zakheus harganya adalah separuh dari harta miliknya, karena separuhnya lagi yang telah diperolehnya lewat praktek “haram” yang tidak adil akan diganti olehnya empat kali lipat. Bagi Simon dan Andreas harganya adalah jala-jala dan perahu yang mereka tinggalkan; bagi si janda miskin dua keping uang tembaga, bagi orang lain mungkin segelas air putih.” Bagaimana dengan kita masing-masing? Mungkin kehilangan posisi top management, mungkin ejekan, cercaan dan caci-maki dari orang-orang yang mengenal anda.
DOA: Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu untuk kasih-Mu yang tanpa batas kepadaku. Penuhilah hatiku dengan rasa syukur dan sukacita karena menjadi murid-Mu. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan