Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Februari 27, 2013

KEBERADAAN LAZARUS-LAZARUS DALAM KEHIDUPAN KITA


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Prapaskah – Kamis, 28 Februari 2013)

“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Ada pula seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, Bapak Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang di sini ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapak, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Mereka memiliki kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkannya. Jawab orang itu: Tidak, Bapak Abraham, tetapi jika seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepada-Nya Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” (Luk 16:19-31)

Bacaan Pertama: Yer 17:5-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 1:1-4,6

Orang kaya dalam perumpamaan Yesus ini kelihatannya mempunyai segalanya: pakaian dan jubah dari kain yang tenunannya halus dan mahal, makanan-minuman yang terbaik, dan kita dapat mengasumsikan bahwa para hamba atau pelayannya senantiasa siap melayaninya dalam segala kebutuhannya. Selagi menceritakan perumpamaan ini, tentang si orang kaya itu Yesus mengatakan bahwa “setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan” (Luk 16:19) untuk menunjukkan bahwa orang kaya itu tidak kekurangan sesuatu apa pun untuk hidup baik dan nyaman. Orang ini begitu kaya dan berkuasa sehingga ada indikasi bahwa keluarganya pun bahkan memiliki salinan Kitab Taurat sendiri dan juga kitab para nabi (lihat Luk 16:29). Dengan segala harta-kekayaan yang dimilikinya dan juga Kitab Sucinya, maka tentunya tidak ada alasan baginya untuk mengabaikan kebutuhan orang miskin yang berbaring dekat pintu rumahnya. Namun sayangnya, orang kaya itu mengabaikan keberadaan si miskin itu.

Kesalahan orang kaya itu bukanlah fakta bahwa dia adalah seorang kaya, melainkan dia begitu sibuk dengan pemuasan dirinya dengan segala kenikmatan sehingga tidak memperkenankan sabda Allah dalam Kitab Suci – atau seruan orang miskin – untuk merobek hatinya. Sebagai sabda Allah, Kitab Suci memiliki kuat-kuasa untuk merobek hati kita dan membuka diri kita bagi kebenaran-kebenaran Injili dan janji-janji Allah. Ini benar dalam Perjanjian Lama seperti juga benar dalam Perjanjian Baru. Abraham mengatakan kepada si orang kaya itu bahwa saudara-saudaranya mempunyai “Musa dan para nabi” untuk mengajar mereka tentang Allah, perintah-perintah-Nya dan kasih-Nya – dan semua itu seharusnya cukup bagi mereka.

Kitab Suci sebagai sabda Allah mempunyai kekuatan untuk menyentuh dan mengubah diri kita. Sang pemazmur mengatakan: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN (YHWH), dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Mzm 1:1-2).

Hidup kita sehari-hari dipenuhi kesibukan, kebutuhan-kebutuhan keluarga, tuntutan-tuntutan di tempat kerja, dan urusan rumah tangga yang kelihatannya tak selesai-selesai. Ini semua adalah tanggung-jawab yang baik dan perlu. Namun apabila semua itu menjadi fokus kita satu-satunya, maka dengan mudah membuat kita luput menyadari keberadaan Lazarus-Lazarus dalam kehidupan kita, dan seperti si orang kaya dalam perumpamaan Yesus ini, kita pun akan terjerat pada urusan-urusan kita sendiri. Allah menginginkan begitu banyak lagi bagi diri kita. Yang diperlukan dari diri kita adalah membuka pintu dan jendela hati kita dan menyerahkan diri kita kepada-Nya, maka kita pun akan menemukan kekayaan berkelimpahan dari sabda-Nya, kekayaan yang dapat menjadi makanan pesta kita setiap hari. Semoga kita senantiasa membuka diri kita bagi sabda Allah.

DOA: Roh Kudus Allah, berikanlah kepadaku sebuah hati yang terbuka dan dapat menerima pengajaran-Mu. Aku mungkin sangat sibuk hari ini, namun aku tetap memohon kepada-Mu untuk menolong aku menyerahkan waktuku dan pemusatan perhatianku kepada-Mu, sehingga aku pun dapat disentuh oleh sabda-Mu. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan