Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, September 01, 2017

BIAYA KEMURIDAN

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU BIASA XXII [TAHUN A], 3 September 2017) 
Sejak itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahl-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan mulai menegur Dia dengan keras, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali tidak akan menimpa Engkau.” Lalu Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanhya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Mat 16:21-27)
Bacaan Pertama: Yer 20:7-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 63:2-6,8-9; Bacaan Kedua: Rm 12:1-2 
Siapa saja yang ingin menekuni profesi yang membutuhkan keterampilan tertentu, mengakui bahwa ada “biaya” atau “harga” yang harus dibayar untuk memperoleh privilese tersebut. Studi, magang dan ketekunan dibutuhkan untuk mempelajari profesi, dan selama masa tersebut banyak hal lain harus dikesampingkan/dikorbankan.
Dengan cara serupa, Yesus mengajar bahwa ada “biaya” yang harus dibayar untuk mengikut Dia. Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Dia sedang menuju Yerusalem untuk menderita dan mati (Mat 16:21). Mereka yang menjadi murid/pengikut-Nya harus memikul salib karena seorang hamba/pelayan haruslah seperti tuannya (Mat 16:24; 10:24-25).
Memikul salib bukanlah masalah dengan sedih menanggung sengsara atau kesulitan hidup, atau mendisiplinkan diri kita agar dapat melakukan hal-hal yang benar secara moral. Salib seharusnya tidak dipandang sebagai sebuah instrumen kesedihan dan kematian saja, melainkan sebagai instrumen pilihan Allah sendiri untuk mengalahkan kuasa dosa. Melalui salib-lah orang-orang menerima kehidupan dan dengan demikian mampu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Memikul salib berarti mengembangkan suatu sikap hati yang …. mengikut Yesus dalam jalan kematian ke dalam kehidupan.
Kata-kata Yesus tentang membuang cara-cara duniawi mungkin terasa keras (Mat 16:25). Bagaimana pun juga kita-manusia adalah pengada spiritual (spiritual being, di samping rational being, cognitive being, emotional being, social being). Sebagai spiritual being, rumah kita yang sesungguhnya adalah di surga dan sekarang kita dipanggil oleh Yesus untuk membuang segala hal yang menjauhkan kita dari kasih Allah dan tujuan kekal kita. Hal-hal yang kita hasrati, paling sering kita pikirkan, dan memakai sebagian waktu kita untuk itu, adalah hal-hal cinta kita yang pertama. Para pengikut/murid Yesus tidak dapat disibukkan dengan hal-hal yang spiritual dan pengejaran hal-hal duniawi. Sang Guru telah mengajarkan kepada kita, bahwa kita tidak dapat melayani dua tuan.
Memang kemuridan/pemuridan menyangkut “biaya”, namun kita juga tidak boleh lupa bahwa dari salib datanglah kehidupan. Salib adalah tanda kematian, pada saat bersamaan salib adalah tanda kemenangan bagi para pengikut/murid Yesus. Salib membuka pintu bagi kita untuk memasuki kehidupan yang sejati – baik sekarang maupun dalam kekekalan. Itulah sebabnya mengapa Yesus mengajar bahwa “siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” dan bahwa Anak Manusia “… akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Mat 16:25,27).
DOA: Tuhan Yesus, tanamkanlah dalam hatiku suatu hasrat mendalam untuk memikul salib sehingga dengan demikian aku dapat menerima kehidupan sesuai dengan kehendak Bapa surgawi. Semoga aku dapat seperti Engkau yang dengan bebas memikul salibku dalam kehidupan ini. Amin. 
Sumber :

Tiada ulasan:

Catat Ulasan