Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, Ogos 18, 2017

YESUS MENGASIHI KITA SEMUA

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU BIASA XX [TAHUN A], 20 Agustus 2017)
Christ and the Canaanite Woman – c.1784
Germain-Jean Drouais 
Kemudian Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Lalu datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Jesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu, “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Hai ibu, karena imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Seketika itu juga anaknya sembuh.  (Mat 15:21-28)
Bacaan Pertama: Yes 56:1,6-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 67:2-3,5,6,8; Bacaan Kedua: Rm 11:13-15,29-32
Untuk mengalami rasa takjub atas begitu luas, indah dan luarbiasanya alam semesta, khususnya ruang angkasa, kita dapat memandangi bintang-bintang di langit di malam hari tak berawan. Walaupun begitu menakjubkan, alam semesta hanyalah sebuah pencerminan kecil tentang Sang Pencipta yang kehadiran-Nya melingkupi dan menopang setiap partikel dari alam ciptaan-Nya.
Tentunya, seandainya kasih Allah dapat terlihat khasat mata seperti bulan dan bintang Bima Sakti (“Milky Way”), maka rasa takjub kita akan semakin besar ketimbang pengamat ruang angkasa mana pun yang sedang mengamati langit dengan teropongnya pada malam hari. Kasih Allah itu tanpa batas. Tidak ada seorang pun atau apa pun yang berada di luar ruang lingkup kasih-Nya – termasuk seorang “outsider”/ “orang luar” seperti perempuan Kanaan dalam bacaan Injil hari ini.
Seorang non-Yahudi yang dipandang “kafir” oleh orang-orang Yahudi, mengetahui benar bagaimana menempatkan dirinya. Dia sungguh “tahu diri”. Perempuan itu tahu bahwa tidak layaklah bagi seorang perempuan untuk menyapa seorang laki-laki di depan umum, juga bagaimana seorang “kafir” seperti dirinya seharusnya berelasi dengan orang-orang Yahudi.
Namun ada sesuatu tentang Yesus yang membangunkan iman dalam diri perempuan itu, hal mana menariknya semakin dekat kepada-Nya. Barangkali dia telah menyaksikan dan merasakan bagaimana Yesus mengasihi setiap orang yang datang kepada-Nya. Dia mungkin juga berpikir bahwa jika Yesus menyembuhkan orang-orang lain, maka Yesus pun tidak akan menolak untuk menyembuhkan puterinya. Iman perempuan itu cukup kuat sehingga dia bertekun dengan penuh rasa percaya dalam menghadapi dan mengatasi setiap rintangan – bahkan kata-kata Yesus untuk menguji imannya, yang terdengar seakan-akan sebuah tolakan. Perempuan itu yakin bahwa Yesus tidak akan mengecewakan kepercayaan dirinya kepada Yesus, dan ternyata dia memang benar! Yesus senang untuk menjawab doa perempuan itu!
Perempuan Kanaan itu mengingatkan kita bahwa tidak ada “orang luar”, tidak ada “orang buangan” kalau kita berbicara mengenai kasih Allah. Apakah posisi kita di hadapan Allah disebabkan oleh karena kita pantas dan karena upaya kita sendiri? Sama sekali tidak !!! Allah-lah yang menempatkan kita pada posisi istimewa di hadapan-Nya. Namun sekarang Dia bertanya kepada kita untuk menerima kebenaran ini dan memperkenankan Dia membentuk hidup kita selagi kita bergumul untuk hidup dalam iman.
Sekarang masalahnya adalah apakah kita melakukan upaya seperti diterangkan di atas? Apakah kita menempatkan iman kita dalam kasih Allah kepada kita? Kita harus tekun menghadap Allah dengan segala kebutuhan kita, maka kita akan mengalami kebebasan atau kemerdekaan dari lapisan-lapisan ketidakpercayaan yang membuat sukar untuk mengenal kuat-kuasa-Nya. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah ini adalah “seorang” Pribadi yang sangat murah hati. Dia akan memberikan kepada kita jauh lebih daripada sekadar remah-remah kepada setiap anak-Nya yang datang menghadap hadirat-Nya dengan iman!
DOA: Tuhan Yesus Kristus, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau begitu mengasihi diriku. Aku mempersembahkan hidupku kepada-Mu dan aku percaya bahwa Engkau akan membuang segala hal yang selama ini menghalang-halangi diriku untuk mengenal dan mengalami Engkau. Yesus, Engkau adalah andalanku dan pengharapanku. Amin. 
Sumber :

Tiada ulasan:

Catat Ulasan