(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Prapaskah – Rabu, 14 Maret 2018)
Tetapi Ia berkata kepada mereka, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Sebab itu, para pemuka Yahudi makin berusaha untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia melanggar peraturan Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Lalu Yesus menjawab mereka, “Sesungguhnya Aku berkata, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Siapa saja yang tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa yang mengutus Dia.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Saatnya akan tiba dan sudah tiba bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
Aku tidak dapat berbuat apa pun dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yoh 5:17-30)
Bacaan Pertama: Yes 49:8-15; Mazmur Tanggapan: Mzm 145:8-9,13-14,17-18
Yesus telah melakukan penyembuhan pada hari Sabat beberapa kali. Orang-orang Yahudi tidak dapat menerima hal ini dan mulai berusaha untuk membunuh-Nya. Pertama-tama Yesus menjawab dengan mengajukan pertanyaan, mengapa Ia sebagai Putera Bapa tidak dapat bekerja pada hari Sabat, karena Bapa-Nya tentu saja bekerja. Tindakan kreatif Allah senantiasa berlangsung setiap hari. Pertanyaan sekaligus pernyataan Yesus ini malah membuat orang-orang itu menjadi lebih marah karena sekarang Yesus berbicara mengenai Allah sebagai Bapa-Nya, jadi membuat diri-Nya setara dengan Allah sendiri.
Yesus menjawab dengan berbicara tentang relasi antara Putera dengan Bapa. Seperti yang dilakukan oleh Bapa demikian pula Putera akan melakukan. Bapa mengasihi Putera. Bapa akan menunjukkan kepada Putera karya-karya yang lebih besar, bahkan lebih besar daripada sekadar menyembuhkan orang-orang yang menderita berbagai sakit-penyakit. Ia akan membangkitkan orang dari alam maut dan menjadikannya hidup kembali, sebuah karya yang telah dilakukan Bapa dalam setiap tindakan penciptaan manusia.
Sepanjang bacaan Injil hari ini Yesus mengindikasikan relasi kasih antara Bapa dan Putera. Yesus sang Putera mengatakan bahwa Dia tidak bertindak dari diri-Nya sendiri, melainkan melakukan apa yang dilihat-Nya dilakukan oleh Bapa-Nya. Putera hanya bertindak seturut kehendak Bapa. Putera berada dalam keharmonisan lengkap dengan Bapa.
Pada waktu berumur 12 tahun Yesus telah mengatakan kepada ibu dan ayah-Nya, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku” (Luk 2:49). Kira-kira juga dapat dibaca begini: “Bukankah aku mengerjakan bisnis Bapa-Ku?” Setelah dikenal sebagai rabi dari Nazaret yang suka berkhotbah berkeliling, Yesus juga menunjukkan bahwa walaupun Ia semakin dimusuhi, Dia tetap akan mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya, pekerjaan-pekerjaan Bapa-Nya yang diberikan Bapa-Nya untuk dilakukan oleh-Nya. Yesus bersabda: “Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yoh 5:30).
Kita pun mempunyai pekerjaan atau bisnis yang harus dilakukan. Kita semua mempunyai sebuah misi untuk dilaksanakan. Kita tidak dapat mencari kehendak kita sendiri, melainkan mencari kehendak Allah. Seperti Yesus yang setia dalam melakukan pekerjaan-Nya walaupun semakin banyak menghadapi perlawanan, kita pun harus setia dalam melakukan pekerjaan kita, walaupun menghadapi berbagai kesulitan, oposisi atau ketiadaan penghargaan/respek dari orang-orang lain. Atas dasar inilah tergantung relasi kasih personal kita dengan Allah.
DOA: Tuhan Yesus, tolonglah kami agar mampu mendengar sabda-Mu dan memiliki iman-kepercayaan akan Dia yang mengutus Engkau, dengan demikian kami akan memiliki hidup yang kekal. Terima kasih, Tuhan Yesus. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.
Sumber :
Tiada ulasan:
Catat Ulasan