(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXXIII – Jumat, 20 November 2015)
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa itu berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab semua orang terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. (Luk 19:45-48)
Bacaan Pertama: 1Mak 4:36-37,52-59; Mazmur Tanggapan: 1Taw 29:10-12
Yesus sungguh marah besar ketika masuk ke halaman Bait Allah dan kemudian Ia mengusir para pedagang mata uang asing dll. Berlawanan dengan gambaran tentang Yesus yang dibuat oleh sejumlah artis di mana yang kita lihat adalah seorang gembala yang lemah lembut, Yesus juga dapat menjadi seorang yang sungguh “berbahaya” ketika Bapa-Nya di surga tidak dihormati secara pantas. Pada kenyataannya, Yesus mengalami seluruh rentangan emosi manusiawi seperti yang kita-manusia alami dalam hidup kita. Rasa sedih, bela rasa, rasa takut, rasa kagum, bahkan rasa marah: Yesus mengenal dan mengalami semua itu dalam kehidupan-Nya di dunia.
Kebenaran indah dari iman kita adalah bahwa Yesus datang ke tengah dunia untuk menebus kemanusiaan kita, bukan untuk menggantikannya dengan suatu model baru. Bukanlah suatu dosa untuk menjadi seorang pribadi manusia dengan berbagai emosi. Para ahli ilmu perilaku sudah lama mengatakan bahwa manusia adalah juga makhluk/pengada yang mempunyai emosi (emotional being), bukan hanya pengada yang berakal budi (rational being) dlsb., seperti physical being, cognitive being, psychological being, bahkan juga spiritual being. Ketika Allah “merancang” kita-manusia dan menganugerahkan kita dengan emosi-emosi dalam rentangan yang begitu lebar dari ujung ke ujungnya, Dia mendeklarasikan ciptaan-Nya itu sebagai baik, bahkan sungguh baik (lihat Kej 1:31). Emosi-emosi kita hanya akan membawa kita ke dalam kesusahan hanya apabila kita memperkenankan emosi-emosi itu menguasai kita atau mengaburkan kemampuan kita untuk bekerja dalam kesatuan dan persatuan dengan Allah.
Kemarahan kita dapat memisahkan kita dari Allah, namun kemarahan Yesus merupakan suatu tanggapan rapih-tertata yang mengalir dari relasi-Nya dengan Allah. Yesus sangat mengetahui bahwa Bait Allah adalah sebuah tempat yang digunakan untuk berdoa di mana umat yang takut akan Allah dapat berkumpul untuk menyembah YHWH dan memohon campur tangan-Nya dalam kehidupan mereka, baik dalam suka maupun duka. Walaupun memang para penukar uang dan penjual hewan kurban merupakan aspek yang diperlukan dalam ibadat dalam Bait Allah, gerai/lapak mereka seharusnya berlokasi di luar Bait Allah. Namun pada kenyataannya, “kota/pasar” telah dimasukkan ke dalam Bait Allah, bukan sebaliknya, yaitu di mana Kerajaan Allah masuk ke dalam kota.
Yesus memiliki semangat sama untuk memenangkan hati kita – bait Roh Kudus – seperti yang dimiliki-Nya ketika membersihkan Bait Allah segala hal yang tidak pantas. Sekarang, marilah kita (anda dan saya) bertanya kepada diri kita sendiri: “Apakah kita telah memperkenankan hal-ikhwal/bisnis dunia – sebagian memang diperlukan – untuk mendominir hati kita?” “Apakah kita pernah memperkenankan emosi-emosi kita mendominir keputusan-keputusan kita dan mengaburkan jalan kita bersama Allah?”
Saudari dan Saudaraku terkasih, Yesus ingin meningkatkan kemanusiaan kita agar dapat mencerminkan diri-Nya. Roh-Nya ingin membuat kita semakin serupa dengan Yesus sehingga dengan demikian kita menunjukkan kepada dunia apa artinya “hidup secara penuh”.
DOA: Tuhan Yesus, datanglah dan masuklah ke dalam hatiku dan bersihkanlah segala kekacauan dan segala sampah yang ada di situ. Singkirkanlah hiruk pikuk pasar dari pusat hatiku, sehingga yang tertinggal hanyalah Engkau saja. Semoga diriku dipenuhi dengan kasih akan Alah selagi aku ditransformasikan menjadi semakin serupa dengan dirimu. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 19:45-48), bacalah tulisan yang berjudul “MENGANDALKAN SABDA ALLAH DALAM KITAB SUCI” (bacaan tanggal 20-11-15) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 15-11 PERMENUNGAN ALKITABIAH NOVEMBER 2015.
Cilandak, 17 November 2015 [Pesta S. Elisabet dr Hungaria, Pelindung OFS]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan