(Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Paulus Miki, Imam dkk. Martir – Senin, 6 Februari 2017)
Keluarga Besar Fransiskan: Peringatan S. Petrus Baptista, Paulus Miki, Filipus dr Yesus dkk. Martir
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadi petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. (Kej 1:1-19)
Mazmur Tanggapan: Mzm 104:1-2,5-6,10,12,35; Bacaan Injil: Mrk 6:53-56
Pada suatu pagi hari yang cukup cerah, Pak Budiono terlihat sedang berjalan pagi di kawasan Jakarta Selatan, namun wajahnya tak terlihat cerah-ceria seperti biasanya. Memang pekan itu merupakan pekan yang teramat berat dan sulit baginya. Pertama-tama soal mobil tuanya yang suka ngambek dan ngadat, padahal dia tidak mempunyai cukup uang untuk reparasi. Lalu, beberapa hari sebelumnya ada peristiwa di kantor yang membuatnya mangkel. Beberapa rekannya mengejek dia karena presentasinya dalam rapat dirasakan kurang Joss, dan hal itu menyakiti hatinya. Pekerjaan kantor semakin menumpuk di mejanya, dan perkembangan terakhir di Lingkungan Santo Petrus juga tidak baik … muncul konflik antara beberapa warga lingkungan karena hal yang sepele. Sebagai kepala lingkungan, tentu Pak Budiono harus turun tangan, dan …… banyak waktu lagi yang akan terpakai, sehingga quality time yang tersedia bagi keluarganya semakin sedikit saja. Belum semua masalah terselesaikan, ada lagi masalah baru yang muncul: salah satu kamar mandi di rumahnya mengalami kerusakan yang sangat mengganggu. Ke arah mana saja Pak Budiono memandang, yang dilihatnya hanyalah masalah!
Selagi berjalan pagi itu, tiba-tiba Pak Budiono melihat sekuntum bunga liar kecil yang tumbuh di pinggir jalan. Ia berhenti dan memandangi bunga itu dari jarak yang lebih dekat. Warnanya yang ungu benar-benar memikat hatinya. Sungguh indah bunga itu! Hatinya tersentuh melihat keindahan bunga kecil itu. Dia berkata dalam hatinya, bahwa dirinya begitu dibuat pusing karena berbagai masalah yang dihadapinya, sehingga hampir luput melihat ciptaan Allah yang kecil dan indah ini. Kemudian muncullah dalam pikirannya: Allah memancarkan terang cahaya-Nya lewat sekuntum bunga kecil ini untuk menghibur dirinya. Berbagai masalahnya terasa semakin menyusut selagi dia terus memandangi bunga indah itu dan bersyukur penuh takjub atas kreativitas Allah.
Kitab Kejadian menggambarkan tindakan-tindakan kreatif Allah “pada mulanya”. Kitab ini menceritakan kepada kita bahwa Allah menciptakan segala sesuatu yang ada, dan Ia membuat segalanya itu indah. Kalau kita memeditasikan segala keajaiban dari dunia yang diciptakan-Nya ini dapat menolong kita mengalami Allah sendiri, dan memberikan kepada kita suatu perspektif yang lebih luas, barangkali lebih penuh damai-sejahtera terhadap berbagai kesulitan dan masalah yang kita sedang hadapi. Apabila Allah begitu baik sehingga Dia memberikan kepada kita sebuah dunia yang sangat indah, mengapa kita harus meragukan kemampuan-Nya untuk memperhatikan segala kebutuhan kita? Yesus sendiri pernah bersabda: “Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!” (Luk 12:27-28).
Pekan ini baiklah kita keluar rumah dan ambillah waktu yang cukup untuk menikmati ciptaan Allah yang indah. Biarlah keindahan Allah menangkap perhatian kita dan menghibur kita. Perkenankanlah Dia mengangkat roh kita dan menyegarkan kita melalui segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya.
DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahakuasa, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu untuk keindahan ciptaan-Mu. Segarkanlah kami semua hari ini, ya Bapa, dengan keindahan dan kasih yang Kautunjukkan kepada kami melalui dunia di sekeliling kami. Amin.
Sumber :
Tiada ulasan:
Catat Ulasan