(Bacaan Pertama
Misa Kudus, Pesta Salib Suci – Sabtu, 14 September 2013)
Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-nya nama
di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Flp 2:6-11)
Bacaan Pertama
Alternatif: Bil 21:4-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 78:1-2,34-38; Bacaan Injil: Yoh
3:13-17
Pada Pesta Salib
Suci ini, marilah kita bersukacita atas karya salib Kristus dan dengan penuh
keyakinan masuk ke dalamnya. Salib Kristus masih memiliki kuat-kuasa bagi kita
pada hari ini, dan Allah memaksudkan salib itu agar membawa hidup dan
pertolongan bagi kita.
Karya salib Kristus
adalah dasar kebenaran di atas mana Gereja dan setiap orang yang dibaptis
“dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus” (Mat 28:19) berdiri. Seluruh hidup
Yesus diarahkan kepada salib (Mrk 8:31); kematian-Nya pada kayu salib adalah
bagian dari rencana Allah bagi umat-Nya (Kis 13:28-30). Salib Kristus
membebaskan kita dari dosa (Rm 8:3) dan merekonsiliasikan kita dengan Allah
(Kol 1:20). Salib Kristus membangun kembali damai-sejahtera dan merupakan
sumber kehidupan kita (Yoh 3:14-15). Efek salib Kristus bersifat abadi dan
universal.
Keajaiban salib Kristus adalah bahwa salib itu juga
menjangkau kehidupan kita sehari-hari. Seperti para kudus di surga yang
mengenal serta mengalami kemenangan salib Kristus (Why 12:10-11), demikian juga
Allah ingin agar kehidupan sehari-hari para anggota Gereja-Nya memanifestasikan
kemenangan dan kuat-kuasa salib Kristus. Karena kemenangan salib Kristus, maka
segenap ciptaan menjadi subjek dari otoritas Yesus: “Dalam nama Yesus bertekuk
lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah
bumi, dan segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan
Allah, Bapa!” (Flp 2:10-11).
Gereja dengan kokoh
berdiri dalam suatu posisi mulia penuh kemenangan atas kegelapan yang
mengelilinginya karena darah Kristus yang dicurahkan bagi kita di atas kayu
salib. Kita perlu percaya akan kebenaran ini dan bertindak dalam iman atasnya.
Konflik-konflik dalam hidup perkawinan, perpecahan dalam keluarga, sikap masa
bodoh terhadap Kristus dan Gereja-Nya dlsb.: semua ini adalah masalah-masalah
yang harus dihadapi oleh keluarga-keluarga Kristiani. Dikumpulkan bersama,
masalah-masalah seperti ini bersama-sama dengan banyak masalah lain membentuk
apa yang kelihatan hampir seperti kegelapan yang menyelimuti Gereja.
Namun kita tidak
boleh bergetar menghadapi semua masalah itu. Sebaliknya, kita harus
memproklamasikan kebenaran: Darah salib Kristus telah mengalahkan semua
kejahatan! Bahaya riil yang dihadapi Gereja adalah bahwa kita tidak lagi
percaya bahwa salib Kristus telah berkemenangan. Namun apakah kita mengakuinya
atau tidak, kebenarannya adalah bahwa Kristus – melalui salib-Nya – telah
mengalahkan kejahatan dan kita perlu memeluk karya salib Kristus dalam iman.
DOA: Kami menyembah
Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua gereja-Mu yang ada di seluruh
dunia; dan kami memuji Engkau, sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus
dunia. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS