Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, September 04, 2013

YESUS MEMANGGIL KITA MENJADI PENJALA MANUSIA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXII – Kamis, 5 September 2013)

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sementara orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia mendorong perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala juga.” Setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Mereka pun datang, lalu bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun sujud di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon, “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menarik perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. (Luk 5:1-11)

Bacaan Pertama: Kol 1:9-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:2-6

“Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa” (Luk 5:8).

Pernahkah anda merasa seperti yang dirasakan Simon Petrus, yaitu anda merasa tidak tahan ketika menyadari Allah memandang anda seperti apa adanya dirimu sendiri? Seringkali memang justru ketika kita melihat siapakah Allah sesungguhnya, maka kita juga melihat kondisi penuh dosa dari diri kita sendiri, dan kita pun merasa mau mati saja karena rasa malu yang begitu mendalam. Dari waktu ke waktu, kita semua merasakan sakitnya kedosaan kita, dan kita dapat mulai bertanya-tanya dalam hati apakah masih mungkin Yesus mengasihi kita dalam keadaan tidak karuan seperti itu? Inilah yang membuat bacaan Injil hari ini menjadi istimewa penting bagi kita.

Pada saat Petrus meminta kepada Yesus agar pergi meninggalkan dirinya karena dia adalah seorang berdosa, maka Yesus menanggapi permintaan Petrus itu dengan sederhana sekali, “Jangan takut” (Luk 5:8,10). Yesus sangat mengetahui segala kedosaan Petrus, namun kelihatannya Dia samasekali tidak berminat untuk membicarakan hal itu. Sebaliknya, Yesus mengatakan kepada Petrus bahwa murid-Nya ini sekarang akan menjadi penjala manusia, artinya seseorang yang ikut ambil bagian dalam misi Yesus di dunia. Secara sederhana, Yesus kurang peduli dengan masa lalu Petrus ketimbang masa depannya. Dan Yesus juga lebih berprihatin terhadap masa depan kita juga.

Kita dapat membuang-buang banyak waktu “menikmati” rasa bersalah kita dan juga merasa bahwa diri kita tidak berharga samasekali, dan kita berpikir bahwa tidak mungkinlah bagi Yesus untuk mengampuni diri kita. Namun Yesus ingin agar kita mengetahui bahwa Dia telah mengambil keputusan untuk mengampuni setiap dosa yang telah kita komit, lewat pikiran kita, perkataan yang kita ucapkan, perbuatan kita dan juga kelalaian kita. Keprihatinan Yesus sekarang adalah terlebih-lebih dalam hal mencabut rasa takut kita terhadap diri-Nya dan memberikan kepada kita penerangan atas tujuan dan panggilan diri-Nya bagi kehidupan kita.

Yesus ingin membuat Petrus menjadi pemimpin kelompok murid pilihan-Nya dan juga misionaris-misionaris-Nya di masa depan. Sekarang, apa yang ingin dilakukan-Nya dengan kita (anda dan saya)? Apakah Yesus mencoba untuk memberikan kepada kita damai-sejahtera-Nya sehingga kita dapat menjadi saksi-saksi-Nya? Apakah Dia memimpin kita untuk mengunjungi mereka yang sedang sakit atau sedang meringkuk di dalam penjara? Apakah Dia ingin menganugerahkan kepada kita karunia-karunia baru, misalnya agar kita dapat menjadi orangtua yang lebih baik, seorang istri atau suami yang lebih baik, atau seorang sahabat yang lebih setia?

Apapun panggilan anda, maka ketahuilah bahwa Yesus memandang anda dengan pandangan kasih tanpa pamrih, tak bersyarat, dan Ia melihat potensi anda yang begitu luarbiasa. Jikalau anda membuka hati anda bagi Yesus dan menaruh kepercayaan dalam kasih-Nya, maka Dia akan menunjukkan kepada anda hal-hal yang agung dan indah.

DOA: Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau telah mengampuni diriku bahkan sebelum aku berpaling kepada-Mu. Aku percaya, ya Tuhan, bahwa Engkau ingin menunjukkan kepadaku rencana-Mu yang sempurna bagi hidupku. Bukalah hatiku agar dapat menerima pengampunan-Mu dan kasih-Mu, dan pimpinlah aku dalam melayani-Mu lewat pelayananku kepada orang-orang lain. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan