(Bacaan Pertama
Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXII – Jumat, 6 September 2012)
Orang-orang Farisi itu berkata lagi kepada Yesus, “Murid-murid Yohanes sering
berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi
murid-murid-Mu makan dan minum.” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat
mempelai laki-laki disuruh berpuasa pada waktu mempelai itu bersama mereka?
Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada
waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Ia menyampaikan
juga suatu perumpamaan kepada mereka, “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik
kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika
demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok
kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang
pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika
demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan
terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan
dalam kantong yang baru pula. Tidak seorang pun yang telah minum anggur tua
ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”
(Luk 5:33-39)
Bacaan Pertama: Kol
1:15-20; Mazmur Tanggapan: Mzm 100:2-5
Lewi, seorang
pemungut cukai sedang duduk di “kantor”-nya (tempat pemungutan cukai) ketika
Yesus memanggilnya (Luk 5:27-28). Lewi langsung bangkit dan meninggalkan segala
sesuatu, lalu mengikut Dia sebagai murid-Nya. Entusiasme Lewi begitu besar
sehingga dia mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya dan
sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain diundangnya juga agar dapat
berjumpa dengan Dia serta turut makan bersama-sama dengan-Nya (lihat Luk 5:29).
Ini adalah setting dari perjumpaan Yesus dengan orang-orang Farisi yang kita
baca dalam Injil hari ini
Yesus makan bersama
dengan para pemungut pajak dan “orang-orang berdosa” lainnya, jenis-jenis orang
yang justru dihindari oleh orang-orang Farisi. Mereka mencoba menjebak Yesus
dengan melontarkan pertanyaan kepada para murid-Nya sambil bersungut-sungut:
“Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa?” (Luk 5:30). Yesus langsung menjawab mereka, “Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang
benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk 5:31-32).
Lalu orang-orang Farisi itu melontarkan lagi pertanyaan-jebakan yang
berkaitan dengan puasa dan doa, bahkan dengan membanding-bandingkan para
murid-Nya dengan murid-murid Yohanes Pembaptis dan murid-murid orang Farisi
sendiri: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga
murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum” (Luk 5:33).
Yesus menjawab bahwa waktu ini adalah waktu untuk bergembira karena Allah baru
saja mendatangkan suatu kunjungan baru kuasa-Nya, rahmat-Nya, dan
kasih-pemeliharaan-Nya bagi Lewi dan kawan-kawannya. Yesus tidak datang untuk
menghancurkan hukum-hukum dan tradisi-tradisi yang berlaku. Berpuasa dan berdoa
memang suatu keharusan, namun Yesus – sang mempelai laki-laki – sedang berada
bersama mereka. Ini adalah waktu untuk bergembira penuh sukacita dalam
kehadiran-Nya dan merangkul segala berkat yang diberikan oleh-Nya.
Kenyataan bahwa
Lewi menerima Yesus menunjukkan bahwa untuk minum anggur baru yang ditawarkan
Yesus, kita perlu memiliki hati yang baru. Kita perlu berjalan melalui suatu
perubahan dalam pemikiran dan tindakan kita. Mengapa bagi orang-orang Farisi
kelihatannya begitu sulit untuk mengalami perubahan seperti yang dialami Lewi?
Memang sulit, karena kita dapat dengan mudah merasa nyaman dalam cara-cara kita
melakukan segala sesuatu, bahkan dalam cara kita mengikuti Yesus. Memang sedih
kalau kita memikirkan bahwa ada banyak orang yang bahkan mencicipi anggur baru
saja mereka tidak mau, karena mereka mengatakan “anggur yang lama” sudah cukup
baik.
Setiap hari Allah
menawarkan “anggur baru” kepada kita melalui kehadiran Roh Kudus-Nya dalam hati
kita masing-masing. Setiap hari Roh Kudus memberikan kepada kita kesempatan-kesempatan
atau peluang-peluang yang segar kepada kita agar kita dapat bertumbuh dalam
pemahaman dan devosi kita kepada Allah. Pada hari ini, marilah kita mencari
Yesus dengan segenap hati kita dan percaya pada kehadiran Roh Kudus dalam diri
kita. Selagi kita melakukannya, maka pernyataan kasih Allah bagi kita akan
menjadi suatu realitas yang hidup. Kita akan menjadi seperti kantong anggur
baru yang diisi dengan anggur baru, yang dapat semakin matang menjadi anggur
yang istimewa dan sungguh menyenangkan hati-Nya.
DOA: Bapa surgawi,
aku masuk melalui pintu gerbang-Mu dengan nyanyian syukur (Mzm 100:4)! Penuhi
diriku dengan anggur baru dari kuasa-Mu dan kehadiran-Mu sehingga dengan
demikian aku dapat mengikuti jejak Yesus Kristus, Putera-Mu terkasih, dengan lebih
setia lagi. Terima kasih untuk kasih-Mu dan berkat-berkat-Mu dalam kehidupanku.
Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan