Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, September 06, 2013

KETEKUNAN

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXII – Sabtu, 7 September 2013)

Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan menjadi musuh-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak berguncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. (Kol 1:21-23)

Mazmur Tanggapan: Mzm 54:3-4,6,8; Bacaan Injil: Luk 6:1-5

“Kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak berguncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil” (Kol 1:23).

Ketekunan praktis harus dimiliki oleh setiap orang, apakah dia seorang inventor, seorang mahasiswa atau akademisi, seorang usahawan, seorang rohaniwan, seorang biarawati atau biarawan, seorang ayah, seorang ibu, dlsb. Untuk berhasil mencapai tujuan kita – walaupun menghadapi banyak rintangan – ketekunan sangat dibutuhkan.

Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, semua dosa kita telah diampuni, dan persahabatan penuh dengan Allah telah dipulihkan pula. Sekarang, Yesus berjanji bahwa Dia akan mempersatukan kita dengan diri-Nya sendiri di surga. Yang diminta-Nya hanyalah bahwa kita “bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak berguncang dan tidak mau digeser dari pengharapan Injil” (Kol 1:23). Dengan perkataan lain, Yesus ingin agar kita bertekun. Ia ingin agar kita tidak pernah menyerah dan membuang Dia.

Ketekunan dapat merupakan keutamaan yang paling menantang. Namun ketekunan itulah yang membuat perbedaan! Lihatlah misalnya peran orangtua dalam keluarga. Membangun suatu lingkungan rumah tangga yang memberikan rasa aman-nyaman dan penuh kasih bagi anak-anak mereka menyangkut kerja keras dan banyak pengorbanan. Sayangnya ada orangtua yang tidak bertekun. Mereka kemudian meninggalkan tanggungjawab mereka dan hal sedemikian berakibat negatif pada diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Pada zaman modern – teristimewa di dunia barat – kelihatan adanya peningkatan dalam angka perceraian yang terjadi dalam masa ekonomi sulit. Dalam situasi sulit seperti itu, kesaksian para pasutri yang tetap hidup bersama dengan setia dan menikmati ganjaran dari komitmen mereka sungguh menyentuh hati.

Kristus yang berdiam dalam diri kitalah yang memberdayakan kita untuk melanjutkan hidup iman kita dan bertekun dalam melakukan tugas-tugas kita. Jika kita pernah berhenti menggantungkan diri pada-Nya, maka banyak tujuan kita akan menjadi beban yang sangat berat dan tidak mungkin lagi sanggup terpikul. Akan tetapi apabila kita menempatkan pengharapan kita dalam kasih Allah bagi kita dalam Kristus, maka tidak hanya kegigihan atau keuletan kita saja yang mendukung kita, melainkan juga kuasa kehidupan yang tak dapat dihancurkan dari Yesus sendiri. Kita harus senantiasa mengingat bahwa Allah tidak sekadar memberi ganjaran atas ketekunan kita dengan memberikan kita Roh Kudus-Nya. Dia juga memberikan kepadakita Roh Kudus-Nya agar kita dapat bertekun. Dan dengan Roh-Nya di dalam hati kita, bagaimana mungkin kita gagal?

DOA: Tuhan Yesus, aku ingin tetap teguh berdiri di atas pengharapan Injil. Tolonglah aku agar dapat mengerjakan sampai tuntas segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku untuk kulakukan dalam hidup ini, sehingga dengan demikian aku dapat mengenal dan mengalami berkat-berkat secara penuh dari penebusan yang telah Engkau menangkan bagi diriku. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan