Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Disember 05, 2013

JADILAH KEPADAMU MENURUT IMANMU

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan I Adven – Jumat, 6 Desember 2013)

Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka, “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya Tuhan, kami percaya.” Yesus pun menyentuh mata mereka sambil berkata, “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Lalu meleklah mata mereka. Kemudian Yesus dengan tegas berpesan kepada mereka, “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu. (Mat 9:27-31)

Bacaan Pertama: Yes 29:17-24; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1,4,13-14

“Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29).

Dua orang buta mendekati Yesus dengan suatu permintaan yang sederhana: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud” (Mat 9:27). Dengan mata iman, mereka dapat mengenali bahwa Yesus bukanlah rabi sembarang rabi, melainkan sang Mesias sendiri – ahli waris takhta Daud, Dia Yang Diurapi, yang telah datang untuk memenuhi janji-janji Allah kepada umat-Nya. Walaupun kebutaan fisik mereka telah menghalangi mereka untuk melihat Yesus, mereka biar bagaimana pun juga percaya kepada-Nya dari apa yang mereka dengar. Mereka berseru kepada Yesus karena mereka tahu betul bahwa Dia dapat menawarkan kepda mereka sesuatu yang tak dapat mereka menolaknya – kesembuhan dan suatu hidup baru. Menanggapi iman dua orang buta itu, Yesus menunjukkan kepada mereka kedalaman dari kasih Allah, memulihkan mereka tidak secara fisik saja, melainkan secara spiritual juga.

Yesus ingin kita mendekati diri-Nya dengan keyakinan yang sama seperti dua orang buta dalam bacaan Injil hari ini, yaitu dengan rendah hati memohon belas kasihan dan rahmat kepada-Nya. Apakah yang dapat menghalang-halangi diri kita untuk bertindak seperti dua orang buta tadi? Barangkali kemasabodohan, atau ketidakpercayaan, atau bahkan perasaan bahwa diri kita tidaklah pantas. Namun dalam hal ini Santo Paulus mengingatkan kita bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, bahkan kematian (maut) sekali pun (lihat Rm 8:31-39).

Kadang-kadang kita dapat merasa bahwa kita tidak mempunyai iman yang cukup, iman yang menyebabkan Yesus ingin menjawab ketika kita berseru kepada-Nya. Kita menjadi semakin ciut-hati ketika kita mencoba mengerahkan iman yang lebih dan lebih lagi dengan mencoba berdoa secara lebih keras lagi. Untunglah Allah mengetahui kelemahan-kelemahan diri kita, malah lebih baik daripada kita sendiri mengenal semua itu. Dan, Allah senantiasa siap untuk memberikan kepada kita rahmat yang kita perlukan untuk menanggapi sabda-Nya dengan penuh kepercayaan dan ketaatan.

Bagaimana kita dapat bertumbuh dalam iman? Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengatakan kepada kita bahwa iman adalah sepenuhnya satu anugerah rahmat yang diberikan Allah kepada manusia. “Supaya dapat hidup dalam iman, dapat tumbuh dan dapat bertahan sampai akhir, kita harus memupuknya dengan Sabda Allah dan minta kepada Tuhan supaya menumbuhkan iman itu” (KGK, 162). Jadi, iman tidak datang karena kita melihat, melainkan dengan mendengar sabda Allah, dengan dengan percaya bahwa sabda-Nya sungguh dapat diandalkan karena Allah-lah Pengarangnya yang asli.

Yesus ingin memberikan kepada kita jauh lebih banyak daripada yang kita dapat minta atau bayangkan. Yesus menginginkan keakraban atau keintiman dengan kita masing-masing. Ia ingin mencurahkan cintakasih-Nya dan bersahabat dengan kita semua. Santo Augustinus dari Hippo pernah berkata: “Allah mengasihi kita masing-masing seakan-akan hanya ada seorang saja dari kita untuk dikasihi”. Oleh karena itu, marilah kita semakin mendekat kepada Tuhan dalam masa Adven ini dengan ekspektasi penuh pengharapan bahwa Dia akan memenuhi janji-janji-Nya.

DOA: Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau dan menyerahkan diriku sepenuhnya kepada-Mu. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan