(Bacaan Kedua Misa
Kudus, HARI MINGGU ADVEN III [Tahun A], 15 Desember 2013)
Di dalam penjara
Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh mudid-muridnya
bertanya kepada-Nya, “Engkaulah yang akan datang itu atau haruskah kami
menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka, “Pergilah dan katakanlah kepada
Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan
kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak
menolak Aku.”
Setelah murid-murid
Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang
Yohanes, “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang
digoyangkan anginkah? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat ornag yang
berpakaian haluskah? Orang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi,
untuk apakah kamu pergi? Melihat nabikah? Benar, dan Aku berkata kepadamu,
bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku
menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di
hadapan-Mu.
Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah
tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil
dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada dia. (Mat 11:2-11)
Bacaan Pertama: Yes
35:1-6,10; Mazmur Tanggapan: Mzm 146:6-10; Bacaan Kedua: Yak 5:7-10
Salah satu
peristiwa yang paling berkesan dalam seluruh sejarah Israel adalah “Keluaran”
atau “Exodus”. Peristiwa keluaran ini mengkonfirmasi kasih Allah yang unik bagi
satu bangsa ini dan menunjukkan determinasi-Nya untuk melindungi mereka.
Manakala mereka merasa ragu akan kebaikan tanpa batas dari Allah, maka yang
mereka lakukan adalah mengingat kembali peristiwa Exodus ini dan rasa percaya
mereka yang suci kepada Allah dibangun kembali.
Yesaya juga sangat
terkesan dengan peristiwa Exodus ini, namun dia lebih merasa takjub dengan apa
yang akan terjadi di masa depan – kedatangan sang Mesias. Ia melihat peristiwa
spektakuler ini sebagai suatu Exodus yang baru dan lebih besar dan sang Mesias
sebagai pribadi yang baru dan lebih besar daripada Musa, yang akan memimpin
orang-orang keluar dari perbudakan spiritual. Tidak hanya mereka yang terjerat
oleh dosa, melainkan juga orang-orang buta dan tuli akan dibebaskan agar dapat
menikmati kepenuhan hidup.
Baik
Yohanes Pembaptis maupun Yesus sama-sama sadar akan nubuatan optimistis dari
nabi Yesaya. Jadi, ketika Yohanes Pembaptis – lewat para murid-Nya – mencari
tahu tentang identifikasi-Nya, maka Yesus mengatakan kepada para murid Yohanes
Pembaptis untuk pergi melapor kepada sang guru bahwa nubuat-nubuat nabi Yesaya
sedang dipenuhi. Menanggapi pertanyaan para murid Yohanes, Yesus tidak
mengeluarkan KTP-Nya (kalau ada pada waktu itu) dan menunjukkan KTP itu kepada
para murid Yohanes: nama: Yesus dari Nazaret, tempat lahir: Betlehem, Yudea,
pekerjaan: Mesias, dst. Yesus mengungkapkan apa yang dinubuatkan oleh nabi
Yesaya tentang Mesias ini: “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang
kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang
miskin diberitakan kabar baik” (Yes 35:5-6,61:1). Singkatnya, sang Mesias yang
dinanti-nantikan sejak lama itu akhirnya datang dan Exodus baru sekarang sedang
bergerak maju.
Baik Yesaya maupun
Yohanes tidak menyadari betapa lengkap “Musa Baru” akan menggantikan Musa yang
lama. Siapakah yang mengira bahwa Yesus secara pribadi mempersembahkan diri-Nya
sendiri untuk keselamatan umat-Nya?
Jadi, apabila kita
mulai merasa ragu mengenai kasih-Nya yang unik bagi kita, maka kita hanya perlu
mengingat salib yang penuh darah di bukit Kalvari dan kubur yang kosong. Dengan
demikian, rasa percaya kita pada persahabatan-Nya dan kasih-Nya dibangun
kembali. Tindakan penebusan-Nya begitu mendalam dan sungguh menggoncang bumi
sehingga terus saja terasa getarannya di seluruh dunia sampai hari ini. Setiap
hari kita dapat mendengar dan merasakannya, yang senantiasa mengundang kita
masing-masing agar melangkah ke luar dari keterikatan dosa dan kegelapan dan
masuk ke dalam suatu kebebasan baru dalam Kristus.
Liturgi masa Adven
mengingatkan kita betapa pentingnya arti kedatangan Tuhan. Yohanes, seperti
dikatakan oleh Yesus, adalah pribadi yang paling besar di hadapan-Nya. Namun
kita masing-masing dapat lebih besar daripada Yohanes, karena kita adalah para
penerima dari karunia yang jauh lebih sempurna.
Ya, memang
begitulah, Yesus adalah Dia yang akan datang. Kita tidak perlu untuk mencari
seorang pribadi yang lain. Setelah 20 abad lamanya, kita masih dapat mendengar
dengan jelas sabda-Nya, dan masih terkesima dengan segala mukjizat-Nya dan
penuh rasa syukur menerima sentuhan kesembuhan-Nya.
DOA: Tuhan Yesus,
penuhilah diri kami dengan air hidup. Datanglah ke padang gurun kehidupan kami
dan segarkanlah kami sehingga kami dapat menjadi tanda-tanda kehidupan-Mu bagi
dunia. Dalam Engkau, kami menaruh kepercayaan dan tidak lagi merasa haus,
karena Engkau adalah air kehidupan. Terpujilah nama-Mu, sekarang dan
selama-lamanya. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan