(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa I – Jumat, 15 Januari 2016
Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN (YHWH). YHWH berfirman kepada Samuel; “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Dan Samuel menyampaikan segala firman YHWH kepada bangs itu, yang meminta seorang raja kepadanya, katanya: “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya: pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya; ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh, mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawi istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnhya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi YHWH tidak akan menjawab kamu pada waktu itu.”
Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.” Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada YHWH. YHWH berfirman kepada Samuel: “Dengarlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” (1 Sam 8:4-7,10-22a)
Mazmur Tanggapan: Mzm 89:16-19; Bacaan Injil: Mrk 2:1-12
Tak henti-hentinya berbagai buku diterbitkan dan undangan-undangan seminar ditawarkan lewat berbagai macam sarana, seperti talk-show dlsb. dengan biaya yang tidak kecil (biasanya dinamakan “investasi”), semua untuk membuat orang “mengetahui” bagaimana caranya menjadi “sukses-karya raya”. Sungguh menggiurkan memang! Banyak dari para pembicara atau yang dikenal sebagai “motivator” memberi kesan bahwa untuk mencapai sukses yang dimaksudkan di atas tidaklah sulit, asal saja kiat-kiat yang mereka ajarkan itu diikuti. Jarang sekali mereka memberi kesan yang realistis tentang betapa sulitnya berbagai perjuangan, pergumulan dan pengorbanan yang biasanya harus dihadapi untuk meraih sukses-kekayaan.
Ketiadaan realisme serupa mencirikan umat Israel pada zaman Samuel berkarya sebagai seorang nabi YHWH. Selagi mereka melihat negara-negara tetangga di sekeliling dan melihat harta-kekayaan mereka, maka orang-orang Israel pun mulai merasa haus dan lapar untuk mendapatkan harta-kekayaan bagi diri mereka sendiri juga. Menurut pikiran mereka, jalan menuju kesuksesan adalah mempunyai seorang raja, seperti halnya dengan negara-negara tetangga mereka. Mempunyai seorang raja – menurut orang-orang Israel itu – akan membuat hidup mereka menjadi lebih mudah.
Samuel cukup cepat dalam membawakan permintaan umat Israel tersebut kepada Allah dan sang nabi melihat jantung permasalahannya. Orang-orang Israel tidak puas dalam mengikuti YHWH. Walaupun Ia mengasihi umat-Nya – Israel – dan ingin sekali mengajar dan melindungi mereka, hati mereka sudah melekat pada kenyataan betapa menggiurkannya hidup dunia kafir. Peringatan YHWH-Allah lewat nabi Samuel sebenarnya jelas dan bersifat langsung dan tidak berliku-liku: Apabila mereka mempunyai seorang raja sebagai pemimpin negara, maka kekayaan mereka akan digunakan untuk tujuan/kepentingan sang raja, dengan demikian anak-anak mereka akan menjadi budak-budaknya.
Kita dapat menjadi kaget, bahwa setelah prediksi di atas umat Israel tetap menginginkan seorang raja. Akan tetapi, baiklah sekarang kita melihat hati kita sendiri. Bukankah kita tak henti-hentinya disuguhkan dengan iklan, acara TV dlsb. yang mengarahkan kita pada kenikmatan dunia sekular, seperti juga yang dialami oleh umat Israel? Bukankah kita sekali-kali terpikat juga pada janji-janji palsu duniawi terkait jalan menuju kebahagiaan? Pengalaman-pengalaman di masa lalu seyogianya memberi pelajaran kepada kita, bahwa pada saat kita gagal berakar-dalam pada Yesus dan ajaran-ajaran-Nya, maka kita menjadi terjerat dalam perbudakan dosa.
Saudari dan Saudaraku, Allah mempunyai segalanya untuk ditawarkan kepada kita, seperti juga kepada umat Israel pada zaman nabi Samuel. Sebagai anak-anak Allah, kita adalah pewaris-pewaris dari kepenuhan hidup dalam Kristus! Bapa surgawi dapat memuaskan setiap rasa haus dan lapar yang ada dalam hati kita dengan kasih-Nya, kehadiran-Nya, dan kebenaran-Nya. Oleh karena itu, marilah kita membawa segala kebutuhan kita kepada Yesus, satu-satunya Raja yang kita pernah butuhkan. Yesus ini ingin menunjukkan kepada kita arah yang paling baik bagi hidup kita dan menyatakan kepada kita hati-Nya yang penuh belas-kasih kepada kita. Dalam Yesus – Tuhan dan Juruselamat kita – kita akan menemukan apa saja yang dihasrati oleh hati kita masing-masing.
DOA: Yesus, Engkau adalah Raja yang sejati. Aku mengakui bahwa Engkau adalah Tuhan dan Juruselamat atas hidupku. Aku tidak ingin tertipu dan mengikuti tawaran-tawaran dunia berkenaan dengan kebahagiaan. Sebagai murid-Mu, aku hanya ingin mengikuti jejak langkah-Mu, ya Yesus. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 2:1-12), bacalah tulisan yang berjudul “PENGARUH DOSA ATAS KEHIDUPAN KOMUNITAS” (bacaan tanggal 15-1-16), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; 16-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2016.
Cilandak, 14 Januari 2016
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan