(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Sabtu, 9 Januari 2016)
Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia tinggal di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi, Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air. Orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.
Lalu timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah bersaksi, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat bersaksi bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh 3:22-30)
Bacaan Pertama: 1 Yoh 5:14-21; Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-6,9
“… dan sekarang sukacitaku itu penuh” (Yoh 3:29).
Pada waktu para muridnya bertanya kepada Yohanes Pembaptis tentang seorang pengkhotbah lain yang menjadi “pesaing” baginya, Yohanes memberi tanggapan yang tidak seperti biasanya, yaitu bahwa dirinya sangat bergembira melihat pengkhotbah lainnya tersebut menarik banyak orang kepada-Nya. Yohanes mengetahui bahwa Yesus bukanlah sekadar seorang pengkhotbah, melainkan Ia adalah sang Mempelai Laki-laki dari umat-Nya dan pemenuhan dari janji-janji Allah.
Sebagai seorang yang mendengarkan suara sang Mempelai Laki-laki, Yohanes bersukacita melihat bahwa mempelai perempuan – Umat Allah atau Gereja – pada akhirnya datang kepada sang Mempelai Laki-laki. Kerajaan Allah menerobos masuk ke tengah dunia dengan suatu cara yang baru dan menentukan!
Apakah kita sungguh mengetahui bahwa Yesus adalah sang Mempelai Laki-laki bagi kita – kekasih dari jiwa kita dan Pemberi semua hal yang baik? Melalui hidup-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, Yesus telah membuat harta-kekayaan hidup surgawi menjadi tersedia bagi kita sekarang.
Pertanyaannya sekarang: Apakah kita mempunyai kebutuhan akan Yesus? Dalam “Khotbah di Bukit” Yesus telah memberi jaminan kepada kita bahwa apabila kita mencari Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka Dia akan memenuhi segala kebutuhan kita: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33). Apakah kita merasa khawatir atau takut? Yesus berjanji bahwa tidak ada sesuatu pun terjadi tanpa sepengetahuan Bapa surgawi. Sabda Yesus yang berikut ini sangat menghibur: “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seharga satu receh terkecil? Namun, seekor pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu” (Mat 10:28-29). Apakah kita sedang sakit atau menderita? Yesus selalu ada bersama kita, menawarkan kepada kita kesembuhan dan kekuatan (lihat Mrk 1:41).
Semua janji ini dan juga banyak lagi kebaikan tersedia bagi kita dalam Kristus. Ini adalah sebuah Kabar Baik yang sungguh menakjubkan. Allah sang Mahapencipta segenap alam semesta, telah merendahkan diri-Nya untuk bergabung dengan umat manusia dalam suatu persatuan intim yang memungkinkan kita masuk ke dalam surga. Akan tetapi, bagaimana kita menerima harta-kekayaan ini dan mengalami kuat-kuasa Kerajaan Allah? Jawabnya: Kita harus mengikuti contoh yang telah diberikan oleh Yohanes: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30).
Yohanes Pembaptis tidak mencari nama atau ketenaran yang bukan miliknya. Sebaliknya, dia menunjuk kepada Yesus. Jika kita merendahkan diri kita, maka Allah akan meninggikan kita. Apabila kita memutuskan untuk kehilangan nyawa kita, maka kita akan dipenuhi dengan hidup dari sang Mempelai Laki-laki sendiri. Apakah hidup kita terpuruk dalam kedosaan? Dengan bebas Yesus membebaskan bahkan orang-orang yang mendzolimi-Nya (lihat Luk 23:34). Tentu saja Dia akan mengampuni dan mengasihi orang-orang yang mengikuti jejak-Nya berdasarkan kehendak bebas dan para pendosa yang berbalik kepada-Nya dengan hati yang penuh dengan pertobatan. Selagi kita pergi menghadap Yesus dan membuang dosa-dosa yang selama ini menghalangi kita, maka awan yang selama ini mengaburkan pandangan kita terhadap Yesus akan menghilang.
DOA: Yesus, bagaimana aku dapat mengungkapkah kasihku kepada-Mu? Engkau telah memberikan begitu banyak hal kepadaku, malah jauh lebih banyak daripada yang pantas kuterima. Engkau adalah sang Putera Allah, namun pada saat yang sama Engkau adalah teman seperjalananku yang akrab. Aku mengasihi-Mu dengan sepenuh hatiku, ya Yesus, Tuhan dan Juruselamatku. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (1 Yoh 5:14-21), bacalah tulisan yang berjudul“KITA BERASAL DARI ALLAH” (bacaan tanggal 9-1-16) dalam situs/blog PAX ET BONUMhttp://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 16-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2016.
Cilandak, 6 Januari 2016 [Peringatan B. Didakus Yosef dr Sadiz, Imam Kapusin]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan