(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa I – Sabtu, 16 Januari 2016)
Keluarga Fransiskan: Peringatan S. Berardus, Imam dkk. – Martir-martir Pertama Ordo Santo Fransiskus
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di tempat pemungutan cukai lalu Ia berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Lewi pun bangkit lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mrk 2:13-17)
Bacaan Pertama: 1 Sam 9:1-4,17-19;10:1a; Mazmur Tanggapan: Mzm 21:2-7
Bayangkan Yesus sedang duduk di pantai Laut Galilea. Banyak sekali orang berkumpul di sekeliling-Nya, dan Ia mulai mengajar mereka. Ia mengajar mereka betapa dalam kasih Bapa surgawi kepada mereka. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Dia telah datang ke tengah dunia mencari “domba” yang hilang. Ia lemah lembut kepada mereka yang hadir. Selagi Yesus mencoba untuk melanjutkan perjalanan-Nya orang banyak datang kepada-Nya – orang miskin dan berdosa – mengikuti-Nya terus. Ada “sesuatu” dalam diri Yesus yang sangat memikat banyak orang.
Selagi Yesus lewat, Lewi juga tertarik kepada pribadi sang rabi dari Nazaret dan ia pun mengundang-Nya untuk makan di rumahnya. Yesus tidak peduli bahwa rumah Lewi penuh dengan segala macam orang yang tidak disukai dalam masyarkat. Yesus hanya ingin menemui mereka yang sakit, juga mereka yang “hilang” dan Ia mau menunjukkan kepada mereka jalan kembali kepada Bapa surgawi.
Sekarang bayangkanlah reaksi dari orang-orang Farisi yang memandang diri mereka sendiri sebagai kudus, benar, dan murni, namun mereka memandang rendah dan hina siapa saja yang tidak hidup seturut standar kekudusan yang mereka telah tetapkan sendiri. Mereka melawan ajaran-ajaran dan tindakan-tindakan Yesus dan tidak dapat memahami mengapa Yesus “mau-maunya” ikut ambil bagian dalam sesuatu yang bersifat intim seperti perjamuan makan bersama dengan orang-orang buangan seperti Lewi dan kawan-kawannya. Hal ini ditanyakan kepada para murid Yesus yang hadir.
Yesus mengetahui pikiran orang-orang Farisi tersebut. Kita dapat membayangkan, sambil menaruh dengan lemah lembut tangan kanan dan kiri-Nya di atas bahu Lewi dan seorang kawannya, Yesus berkata kepada orang-orang Farisi tersebut: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mrk 2:17). Bayangkan orang-orang di sekitar Yesus tersenyum. Beberapa orang dari mereka malah membuat keputusan untuk menjadi pengikut sang Rabi yang rendah hati dan kudus itu.
Yesus ini, yang makan dan minum dengan orang-orang berdosa dan sampah masyarakat, sekarang duduk di sebelah kanan Bapa-Nya di surga. Dalam hal ini, di mana letak kabar baiknya bagi kita? Kabar baiknya adalah bahwa Yesus masih tetap mengasihi para pendosa sebagaimana Dia mengasihi orang-orang berdosa pada waktu Dia masih hidup di atas bumi sekitar 2000 tahun lalu. Yesus sungguh memiliki kerinduan mendalam untuk dapat berdiam di dalam hati semua orang yang merasa tertindas, tersesat, dan patah-berantakan – siapa saja yang merasa tidak pantas. Hanya orang-orang yang percaya bahwa mereka adalah orang-orang kudus dan cukup sehat secara rohani sajalah yang kelihatannya tidak dapat didekati oleh Yesus. Jadi, janganlah kita (anda dan saya) membuat kesalahan yang sama seperti kesalahan yang dibuat oleh orang-orang Farisi. Kita harus merendahkan diri kita dan mengundang Yesus untuk masuk ke dalam hati kita masing-masing.
DOA: Tuhan Yesus, aku sungguh takjub melihat kasih-Mu kepada semua orang. Walaupun Engkau hidup meraja di surga, Engkau tetap merasa berbahagia untuk datang dan hidup dalam hati siapa saja yang mengundang-Mu. Sebab itu, dengan rendah hati aku mengundang-Mu untuk datang dan hidup di dalam hatiku, ya Yesus. Bersihkanlah aku dari semua dosa dan penuhilah diriku dengan kasih-Mu. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 2:13-17), bacalah tulisan yang berjudul “SEORANG PEMUNGUT CUKAI MENJADI MURID YESUS” (bacaan tanggal 16-1-16), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 15-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2015.
Cilandak, 14 Januari 2016
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan