Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, April 03, 2018

DALAM NAMA YESUS KRISTUS

(Bacaan Pertama Misa Kudus, HARI RABU DALAM OKTAF PASKAH, 4 April 2018)
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu jam tiga sore, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata, “Pandanglah kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!” Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan pergelangan kaki orang itu. Ia melompat berdiri lalu berjalan ke sana ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, sambil berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Semua orang melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. (Kis 3:1-10) 
Mazmur Tanggapan: Mzm 105:1-4,6-9; Bacaan Injil: Luk 24:13-35
“Sesungguhnya Tuhan telah bangkit.” (Luk 24:34)
Selama Oktaf Paskah, kita sebagai Gereja menikmati suatu pekan penuh sukacita merayakan kebangkitan Yesus dari dunia orang mati. Yesus mati sehingga kita dapat menyerukan nama-Nya dan mengalami kuat-kuasa nama-Nya itu, realitas nama itu, dan kebesaran serta keagungan karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita umat manusia.
Selagi Petrus dan Yohanes mendekati gerbang Bait Allah yang bernama Gerbang Indah, mereka berjumpa dengan seorang lumpuh yang berbaring dekat pintu gerbang itu, yang biasa meminta sedekah di tempat itu. Orang lumpuh minta sedekah berupa uang, namun kedua rasul Kristus itu mempunyai harta yang jauh lebih besar dan berharga untuk ‘dibagikan’ kepada orang yang lumpuh sejak lahirnya itu.  ‘Semangat berbagi’ memang harus ada pada setiap orang Kristiani yang sejati, seperti ditunjukkan oleh kedua murid Yesus itu.
Kedua murid Yesus menatap orang lumpuh itu, kemudian Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!” (Kis 3:6). Petrus menyerukan nama Yesus, dan dia percaya bahwa Tuhan dan Guru-Nya itu – yang telah diproklamirkan olehnya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16) – dengan penuh kuasa dapat memenuhi kebutuhan sesungguhnya dari si lumpuh pada saat itu juga. Dia membantu si lumpuh untuk berdiri, dan memang, langsung saja kaki dan pergelangan kakinya menjadi kuat. Dia berjalan dan melompat-lompat serta memuji-muji Allah. Dengan dua orang rasul Yesus itu, dia akhirnya dapat masuk ke dalam Bait Allah – dipenuhi sukacita dan pujian sejati kepada Allah.
Dengan menyerukan kuat-kuasa dari nama Yesus, Petrus (dan Yohanes) sebenarnya menyerukan satu-satunya nama yang mempunyai kuat-kuasa untuk mengusir Iblis dan roh-roh jahat lainnya, menyembuhkan segala sakit-penyakit dan mengalahkan segala macam penindasan yang menimpa seseorang. Perhatikanlah, bahwa hanya setelah “Yesus” (bukan Petrus dan/atau Yohanes) membuat dirinya utuh, maka pengemis dapat masuk ke dalam Bait Allah dengan sukacita yang sejati. Yesus memberikan kepada orang itu apa yang sungguh dibutuhkan olehnya – dan pemberian Yesus itu sempurna adanya – dan dia mampu melompat-lompat dengan sukacita dan memuji Allah untuk apa yang dilakukan Yesus atas dirinya.
Apabila kita berdoa dalam nama Yesus, kita dapat mengharapkan terjadinya perubahan dalam kehidupan kita ataupun kehidupan orang lain. Oleh karena itu baiklah kita seringkali menyebut nama-Nya, berdoa dalam nama-Nya, bersekutu dengan saudari-saudara seiman dalam nama-Nya, menyerukan nama-Nya setiap kali kita berada dalam situasi sulit. Ini adalah warisan kita sebagai anak-anak Allah. “Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan”  (Mzm 105:8). Dalam Yesus Kristus, kita telah menerima nama – sang Sabda (Firman) – yang di atas segala nama dan kuasa lainnya (bdk. Flp 2:10-11). Sebagaimana si pengemis lumpuh yang telah disembuhkan oleh-Nya, marilah kita menerima Yesus dengan tangan-tangan dan hati yang terbuka lebar-lebar. Maka, kehidupan kita tidak akan sama lagi … Our lives will never be the same!
DOA: Tuhan Yesus, kami percaya akan kuat-kuasa nama-Mu bila diucapkan dalam iman. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk menolong mengingatkan kami akan saat-saat di mana Engkau memberikan kepada kami apa yang sungguh kami butuhkan pada saat-saat itu. Hati kami terbuka lebar-lebar bagi-Mu, ya Tuhan, selagi kami memuji-muji kebesaran serta keagungan-Mu dengan penuh sukacita dan rasa syukur. Amin.
Sumber :

Tiada ulasan:

Catat Ulasan