(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Paskah – Jumat, 27 April 2018
Serikat Yesus: Peringatan S. Petrus Kanisius, Imam Pujangga Gereja
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Apabila aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:1-6)
Bacaan Pertama: Kis 13:26-33; Mazmur Tanggapan: Mzm 2:6-11
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6)
Yohanes menggunakan kata-kata ini untuk menggambarkan sentralitas dari peranan Yesus dalam penyelamatan. Ajaran-ajaran Yesus ini berada pada pusat niat Allah bagi para murid-Nya dan fondasi dari kehidupan mereka sebagai murid-murid-Nya. Kata-kata ini sungguh memberi pengharapan kepada para murid-Nya dahulu dan juga kita sekarang sebagai umat yang percaya!
Yesus mengungkapkan hasrat paling besar dari Allah, yaitu bahwa kita akan berdiam bersama dengan Dia selamanya dan bahwa Yesus sendirilah yang akan berjalan di depan kita guna menyiapkan sebuah tempat bagi kita dan membawa kita ke sana (Yoh 14:3-4). Pertanyaan yang diajukan oleh Tomas berkaitan dengan “jalan” (Yoh 14:5) menyediakan konteks bagi Yesus untuk menjelaskan tujuan dari hidup manusia dan sarana-sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Tujuan manusia adalah “datang kepada Bapa”; jalan untuk mencapai tujuan ini adalah melalui Yesus … hanya Yesus! (Yoh 14:6).
Yesus tidak hanya sekadar “sebuah jalan”, atau hanyalah “seorang pemandu” sepanjang jalan. Ia adalah “sarana” melaluinya kita datang kepada Bapa; … melalui iman kepada Yesus dan mengikuti jejak-Nya, maka kepada orang diberikan hidup kekal. Yesus melipat-gandakan peranan-Nya sebagai “jalan” dengan mengatakan bahwa Dia adalah “kebenaran” dan “hidup”. Arti dari kata-kata Yunani dari kata-kata ini dapat memberi pencerahan atas kepenuhan maknanya.
Kata “kebenaran” mengacu pada hakekat aktual dari sesuatu, dan diperlawankan dengan “penampilan” (Inggris: appearance) dan “lambang-lambang” (Inggris: symbols). Yesuslah satu-satunya jalan yang benar kepada Bapa surgawi, jalan yang memimpin kepada kehidupan. “Hidup” tidak hanya mengacu pada hidup-fisik, melainkan juga “hidup spiritual”, kebahagiaan penuh-berkat yang tertinggi, yang dimaksudkan oleh Allah bagi umat-Nya. Selagi kita merangkul erat-erat sabda Yesus dalam iman, kita melihat bahwa kebenaran ini akan membawa kepada kita kehidupan dan menarik kita kepada Bapa surgawi.
Datang kepada Bapa surgawi memerlukan upaya dari pihak kita selagi kita menanggapi rahmat-Nya. Dalam hal ini kita perlu berdoa dan meditasi atas kebenaran-kebenaran iman-kepercayaan kita; kita juga membutuhkan “persekutuan” (Latin: Communio) dengan saudari-saudara yang lain dalam Tubuh Kristus, yaitu Gereja, dan tidak kalah pentingnya adalah bagi kita untuk terlibat secara positif dalam mengasihi orang miskin dan menderita dalam masyarakat kita. Mengapa? Karena Allah menyatakan diri-Nya dalam diri orang-orang lain, teristimewa dalam diri “wong cilik”. Ini adalah upaya yang akan memampukan kita untuk mengikuti “jalan” itu. Inilah alasannya mengapa senantiasa baik bagi kita untuk membuat resolusi spiritual setiap bulan dalam rangka mengikuti jejak Yesus untuk sampai kepada Bapa di surga.
DOA: Tuhan Yesus, kami percaya dengan sepenuh hati bahwa Engkau adalah “jalan dan kebenaran dan hidup”, dan tidak ada seorang pun dapat datang kepada Bapa di surga tanpa melalui Engkau. Terpujilah nama-Mu yang mahakudus, sekarang dan selamanya. Amin.
Sumber :
Tiada ulasan:
Catat Ulasan