(Bacaan
Injil Misa Kudus, Peringatan S. Augustinus, Uskup-Pujangga Gereja – Kamis, 28
Agustus 2014)
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi
ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri
akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya
dibongkar. Karena itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia
datang pada saat yang tidak kamu duga.
Siapakah
hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba yang
didapati tuannya melakukan tugasnya itu ketika tuannya itu datang. Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala
miliknya. Akan tetapi, apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan
minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari
yang tidak disangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan
membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah
akan terdapat ratapan dan kertak gigi.” (Mat 24:42-51)
Bacaan
Pertama: 1Kor 1:1-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 145:2-7
“Jika
tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah
pasti ia berjaga-jaga …… Karena itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena
Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Mat 24: 43,44).
Di
sini Yesus menggunakan sebuah gambaran tidak seperti biasanya dalam berbicara
mengenai diri-Nya sendiri – seperti seorang pencuri yang datang di malam hari.
Pokok yang mau disampaikan-Nya di sini adalah, bahwa “pencuri” tidak dapat
membuat kita terkejut, apabila kita siap-siaga menyambut kedatangannya.
Beberapa kalimat kemudian Yesus mengatakan bahwa “pencuri” yang akan
mengejutkan hamba di rumah sebenarnya adalah tuannya, yang berminat untuk
melihat apa yang dilakukan oleh para hambanya. Berbahagialah hamba yang
didapati tuannya melakukan tugasnya itu ketika tuannya itu datang, ……
sebaliknya, celakalah hamba yang jahat membuang-buang waktu dan kedapatan
sedang bermabuk-mabukan ketika tuannya datang.
Solusinya?
Jangan biarkan Anak Manusia datang kepada kita (anda dan saya) sebagai seorang
asing, sebagai seseorang yang kedatangannya kita tidak harapkan atau
nanti-nantikan. Seandainya kita bertanya kepada Yesus, “Bagaimana kita dapat
sungguh-sungguh bersiap-siaga?” Kiranya Yesus akan menjawab, “Berjaga-jagalah
dan berdoalah”, bukankah begitu? Jika kita mengenal Yesus dengan baik dalam
doa-doa harian pada waktu-waktu tertentu yang telah kita sediakan, tentunya
kita tidak akan menjadi terkaget-kaget bilamana Dia datang menemui kita. Kita
dapat berkata kepada-Nya: “Aku baru saja berbicara dengan Engkau, Tuhan.
Selamat datang Sahabatku!”
Apabila
kita telah berhadapan dengan Yesus secara jujur, lewat waktu-waktu teratur
sehari-hari bersama dengan-Nya, maka kita telah memperkenankan Dia menyiapkan
diri kita bagi kedatangan-Nya dalam kemuliaan pada akhir zaman.
DOA:
Tuhan Yesus, Engkau ingin agar aku senantiasa bersiap-siaga menantikan
kedatangan-Mu, seperti hamba yang baik itu. Biarlah Roh Kudus-Mu senantiasa
membimbingku dan mengingatkan aku akan hal ini. Amin.
Sdr.
F.X. Indrapradja, OFS