(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XX – Sabtu, 23 Agustus 2014)
OFMCap.: Peringatan Beato Berardus dr Offida, Biarawan
Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud. Sedang kemuliaan TUHAN (YHWH) masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan YHWH. Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu – orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku – dan Ia berfirman kepadaku: “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati.” (Yeh 43:1-7)
Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14; Bacaan
Injil: Mat 23:1-12
“Inilah
tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di
tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya” (Yeh 43:7).
Ketika
Bait Suci yang pertama masih ada (pertengahan tahun 900-an SM sampai tahun 587
SM), orang-orang percaya bahwa Allah berdiam di tempat itu (Mzm 68:17;
132:13-14). Penglihatan atau visi Yehezkiel adalah tentang restorasi Bait Suci
(belakangan dinamakan Bait Suci kedua), sebuah permulaan lagi dari rituale
persembahan kurban, dan kembalinya kehadiran Roh Allah di tempat itu. Allah
akan menjadi Raja Israel (tidak seperti raja-raja dunia) selama-lamanya dan
berdiam dalam Bait-Nya (Yeh 43:7).
Pada
waktu merefleksikan kehancuran Bait Allah yang pertama oleh bangsa Babel,
tradisi para Rabi menyatakan bahwa YHWH menangis ketika meninggalkan Bait-Nya,
seperti para Bapa bangsa diminta oleh Allah kepada Yeremia untuk dikumpulkan
dari kubur mereka. Bagaimana pun juga Bait Suci adalah rumah Allah yang telah
dibangun oleh raja Salomo di bawah arahan Allah sendiri.
Pada
tahun 587 SM, ketika orang-orang Yahudi digiring ke tanah pembuangan setelah
penghancuran Yehuda dan Bait Suci oleh bangsa Babel, mereka berkabung dan
meratapi apa yang kelihatan akhir dari janji-janji Allah kepada mereka. Akan
tetapi Allah menghibur umat-Nya dengan janji restorasi melalui seorang nabi
yang lain (Yes 40).
Visi
Yehezkiel berkaitan dengan Bait Suci kedua merupakan sebuah konfirmasi penghiburan
dari Allah. Pada tahun 538 SM, Cyrus atau Koresy yang telah mengalahkan bangsa
Babel, mengakhiri masa pembuangan orang-orang Yahudi di Babel selama 50 tahun.
Raja Persia ini memberikan izin kepada orang-orang Israel untuk pulang ke
Yerusalem dan mendirikan kembali Bait Suci (bacalah Ezr 1:1-11). Mereka
mendedikasikan (meresmikan) Bait Suci pada perayaan Paskah tahun 515 SM. Bait
Suci kedua ini berdiri sampai saat Herodus Agung mulai konstruksi sebuah Bait
Suci yang baru pada tahun 19 SM yang pada tahun 70 M dihancurkan oleh
orang-orang Romawi.
Dalam
visi Yehezkiel, ia melihat kemuliaan Allah datang kembali ke Bait Suci yang
dibangun kembali itu. Yehezkiel mendengar “suara seperti suara air terjun yang
menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya” (Yeh 43:2). Ketika Allah telah
meninggalkan Bait Suci sebagai suatu tanda penghakiman, Ia telah
meninggalkannya lewat pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur; sekarang
Ia kembali lewat pintu gerbang yang sama sebagai suatu tanda
restorasi/pemulihan (Yeh 11:22-23; 43:4).
Janji
Allah dipenuhi dengan cara yang tidak dipahami bahkan oleh Yehezkiel sendiri.
Putera tunggal Allah sendiri, Yesus Kristus, mengindentifikasikan tubuh-Nya
sendiri dengan Bait Allah (Mat 26:61) dan tubuh-Nya pada gilirannya diidentifikasikan
dengan Gereja, Bait Suci yang baru (Ef 2:19-22). Gereja sekarang merupakan
tempat kehadiran Allah melalui berdiamnya Roh Kudus. Oleh karena marilah kita
bergembira bahwa janji Allah telah dipenuhi dengan indah dan Allah tetap
bersama umat-Nya seperti telah dijanjikan-Nya.
DOA:
Allah, Tritunggal Maha Kudus, terima kasih penuh syukur hati haturkan
kepada-Mu, karena Engkau: Bapa, Putera dan Roh Kudus, senantiasa berada bersama
kami, umat-Mu dalam Gereja, Bait Suci-Mu, Tubuh Kristus sendiri. Amin.
Sdr.
F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan