(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Kornelius, Paus & S. Siprianus, Uskup- Martir – Rabu, 16 September 2015
Kata Yesus, “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang zaman ini dan dengan apakah mereka dapat disamakan? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.” (Luk 7:31-35)
Bacaan Pertama: 1 Tim 3:14-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 111:1-6
Tidak sedikit orang yang begitu terbius dengan pembenaran diri sendiri, begitu ketatnya sehingga menutup diri mereka terhadap rahmat Allah. Yesus datang untuk menyampaikan kabar baik keselamatan bagi semua orang. Keempat Injil dipenuhi dengan berbagai narasi tentang orang-orang yang mencari Yesus dan menaruh kepercayaan mereka pada-Nya.
Namun Yesus tidak membatasi diri pada mereka yang mencari Dia. Dalam Luk 7:11-17 diceritakan bahwa ketika Yesus memasuki kota Nain Ia berpapasan dengan sebuah iringan jenazah. Yang meninggal dunia adalah seorang anak muda dan ibundanya sudah hidup menjanda. Ketika Yesus melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Atas dasar inisiatif-Nya sendiri Yesus menghampiri usungan jenazah dan menyentuhnya. Kemudian Ia menyuruh anak muda yang sudah mati itu untuk bangkit, dan anak muda itu pun hidup lagi.
Syarat satu-satunya yang diperlukan kalau seseorang mau menerima rahmat dari Allah adalah, bahwa dia harus mendengarkan suara-Nya. Kalau kita mendengarkan dan percaya, maka Dia akan menyelesaikan selebihnya. Allah akan memperhatikan agar rahmat yang dicurahkan-Nya berbuah dalam diri orang itu. Tugas orang itu adalah menjaga agar rahmat Allah yang dicurahkan kepadanya dijaga. Siapa saja yang mendengarkan Allah dengan baik akan mencapai hasil yang melampaui kemampuan-kemampuannya sendiri, justru karena kuasa dari rahmat-Nya.
Kita bersyukur karena mengetahui bahwa Yesus mencari setiap orang – bahkan orang yang selalu diabaikan malah dihina oleh mereka yang kaya dan/atau berkuasa. Dalam Luk 7 kita melihat bahwa Yesus mau berjumpa dengan siapa saja, tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun yang dianut oleh-Nya. Ia menyembuhkan hamba seorang perwira Romawi yang kafir (7:1-10); seperti telah disinggung di atas, Yesus membangkitkan anak muda di Nain yang belum pernah dikenalnya (7:11-17); Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat serta mencelikkan mata orang buta (7:21); Ia berdialog dengan murid-murid Yohanes Pembaptis (7:18-20.22-23); Ia mengajar orang banyak, termasuk para pemungut cukai yang dihina dalam masyarakat (7:24-35); dan Yesus diurapi oleh perempuan berdosa (7:36-50). Dewasa ini pun Allah sangat berhasrat untuk menyentuh orang-orang di sekeliling kita. Harapan Kabar Baik Yesus Kristus juga diperuntukkan bagi mereka. Kalau kita peka terhadap sentuhan dan sapaan Roh Kristus, maka Dia akan menunjukkan kepada kita bagaimana berbagi Kabar Baik dengan para sahabat dan teman kita, para tetangga kita, dan para anggota keluarga besar kita. Dia akan mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka yang mendengarkan dan percaya – karena kesetiaan-Nya tidak tergantung pada kebenaran kita, melainkan pada cintakasih-Nya yang tanpa syarat.
DOA: Bapa surgawi, Allah yang mahatinggi, Engkau adalah sumber segala kebaikan. Hanya Engkau saja yang baik, yang paling baik. Dengan penuh rasa syukur kami berterima kasih kepada-Mu, ya Bapa, karena Engkau memberikan Putera-Mu yang tunggal demi keselamatan kami. Dia setia kepada kami, dengan demikian kami pun bertekad bulat untuk memberitakan Kabar Baik-Nya kepada orang-orang yang kami jumpai. Bapa, perkenankanlah Roh Kudus-Mu menolong kami menaruh kepercayaan sepenuhnya pada kuasa rahmat-Mu agar dapat mengalir melalui diri kami dan terus mengalir kepada orang-orang lain di sekeliling kami. Kami berdoa demikian, dalam nama Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, Bapa, dalam persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Catatan: Tulisan yang sama juga terdapat dalam situs/blog PAX ET BONUMhttp://catatanseorangofs.wordpress.com.
Cilandak, 14 September 2015 [PESTA SALIB SUCI]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan