(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU BIASA III [TAHUN A] – 22 Januari 2017)
Hari Kelima Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
Tetapi waktu Yesus mendengar bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, – bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Sejak itu Yesus mulai memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” [1]
Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya dua orang bersaudara yang lain lagi, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu, Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala penyakit dan kelemahan mereka (Mat 4:12-23). [1] Mat 4:15-16 à Yes 8:23-9:1
Bacaan Pertama: Yes 8:23b-9:3; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1,4,13-14; Bacaan Kedua: 1Kor 1:10-13,17
Setelah Herodes Antipas menangkap Yohanes Pembaptis, Yesus mengundurkan diri dari padang gurun; bukan untuk melarikan diri dari raja itu, karena Galilea juga merupakan bagian dari daerah kekuasaannya, melainkan untuk menunjukkan sebuah prinsip yang akan seringkali berulang: penolakan terhadap Injil di satu tempat akan membawa pewartaan Injil ke sebuah tempat lain.
Yesus dan Yohanes Pembaptis tidak hanya mempunyai pesan yang sama, mereka juga mengalami kemartiran di bawah pemerintahan seorang raja yang sama: Herodes Antipas. Apakah Yesus kembali ke Nazaret untuk waktu yang tidak lama atau apakah Dia pindah alamat ke Kapernaum, semuanya tidak jelas. Kapernaum, di tepi danau terletak di wilayah Naftali, yang bersama Zebulon dan yang lain-lain dari kerajaan utara dirampas dan dimasukkan ke bawah kekuasaaan Asiria (Asyur) pada tahun 734 SM. Karena dibanjiri oleh imigran-imigran non-Yahudi (baca: kafir), maka hal ini memberikan alasan bagi orang-orang Yahudi Ortodoks di Yerusalem untuk mencurigai kemurnian doktrinal mereka. Yesaya telah menubuatkan pembebasan mereka, seperti diringkas dalam Yes 5:23-9:1. Hal ini digenapi ketika Yesus datang ke Galilea. Galilea adalah tanah orang Yahudi, maka kunjungan Yesus ke Galilea menggambarkan bahwa Yesus pertama-tama datang kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (lihat Mat 10:6; lihat juga15:4). Namun, Galilea juga merupakan “distrik orang-orang kafir” yang memberikan banyak peluang bagi Yesus untuk berkontak dan berinter-aksi dengan orang-orang non-Yahudi. Dengan demikian Galilea menggambarkan komposisi dari komunitas Matius yang terdiri dari orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi.
“Sejak itu Yesus mulai memberitakan, ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!’ ” (Mat 4:17) adalah ayat yang sangat penting dalam Injil. Di satu sisi ayat ini memberikan pesan yang seperti pesan Yohanes Pembaptis, namun di sisi lain ayat termaksud mengakhiri bagian dari Injil yang dimulai di bab 3. “Sejak itu Yesus mulai memberitakan” menandakan bagian pertama dari pelayanan Yesus di tengah publik. Bagian kedua ditandakan oleh ayat Mat 16:21, di mana ungkapan yang sama akan digunakan oleh penulis Injil.
Sejak awal pelayanan-Nya di tengah public, Yesus memanggil mengumpulkan sejumlah murid di sekeliling Diri-Nya. Mengapa? Karena Yesus sadar bahwa ajaran-Nya akan hilang jika tidak diintegrasikaan dalam kehidupan pribadi-pribadi dan hidup sebuah komunitas. Komunitas itu – yang sekarang kita namakan Gereja – menjadi garam bumi dan terang dunia (Mat 5:13-16). Jadi, sebelum Yesus mengajar atau membuat mukjizat, Ia harus mempunyai saksi-saksi. Saksi-saksi dimaksud tidak hanya berarti orang-orang yang melihat dan mendengar apa yang dilakukan/diucapkan-Nya, melainkan juga menghayati dan hidup seturut pesan-Nya.
Kata-kata yang diucapkan lewat khotbah dengan cepat dapat terlupakan oleh orang banyak, yang datang karena keinginan tahu yang bersifat superfisial, tanpa komitmen. Kata-kata tertulis juga dapat menjadi kata-kata yang terkubur mati apabila tidak hidup dalam hati manusia dan diproklamasikan oleh suatu suara yang hidup.
Murid-murid Yesus harus lebih daripada sekadar murid-murid para rabi Yahudi, bahkan harus lebbih daripada sekadar saksi-saksi. Panggilan Yesus mencakup sebuah janji bahwa Dia akan membuat mereka menjadi pejala-penjala manusia, suatu pekerjaan yang akan mereka mulai lakukan ketika Yesus mengutus mereka dalam misi evangelisasi mereka yang pertama (Mat 10).
DOA: Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah memancarkan terang kasih-Mu ke dalam hidupku yang dipenuhi kegelapan ini. Di tengah-tengah kesibukan sehari-hariku, tolonglah aku agar dapat mengikuti-Mu dengan semangat yang berapi-api sebagaimana yang telah ditujukkan oleh para murid-Mu yang pertama. Amin.
Sumber :
Tiada ulasan:
Catat Ulasan