(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa III – Senin, 23 Januari 2017)
Hari Keenam Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
Ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata, “Ia kerasukan Beelzebul,” dan, “Dengan pemimpin setan Ia mengusir setan.” Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Semua dosa dan hujat apa pun yang diucapkan anak-anak manusia akan diampuni. Tetapi siapa saja yang menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa yang kekal.” Ia berkata demikian karena mereka mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat. (Mrk 3:22-30)
Bacaan Pertama: Ibr 9:15,24-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1-6
Injil Markus secara progresif mengungkapkan lebih jauh dan dalam lagi mengenai siapa Yesus sebenarnya. Dalam salah satu kejadian, Yesus menghadapi tuduhan serius dari para ahli Taurat yang mengatakan bahwa Dia kerasukan Beelzebul (gelar roh jahat yang berarti “Tuan dari lalat-lalat”). Mereka menuduh Dia “mengusir setan-setan dengan pemimpin setan” dan “kerasukan roh jahat” (Mrk 3:22, 30).
Yesus membeberkan ketidaklogisan tuduhan-tuduhan tersebut dengan sebuah pertanyaan berdasarkan akal sehat: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?” (Mrk 3:23). Karena kedengkian dan iri hati atau mungkin sekali karena merasa benar sendiri, para ahli Taurat itu menjadi buta terhadap hal-hal yang begitu jelas: Melalui pengusiran roh-roh jahat dan penyembuhan orang-orang sakit sebenarnya Yesus sedang menghancurkan kerajaan Iblis, bukan membangunnya. Secara implisit Yesus juga memberi indikasi bahwa Dia telah datang untuk membangun kerajaan Allah, pertama-tama dengan menjarah rumah “orang kuat” (Mrk 3:27).
Kepada para pencela yang menuduh-Nya begitu, Yesus dengan sungguh-sungguh mengingatkan: “Tetapi siapa saja yang menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun selama-lamanya” (Mrk 3:29). Konteksnya di sini bersifat signifikan. Yesus menyampaikan peringatan ini kepada para pemuka agama yang menyatakan bahwa karya penyelamatan Allah sebagai pekerjaan Iblis. Para pemuka agama ini memutar-balikkan kebenaran, mereka menolak anugerah keselamatan dari Allah dan mereka dengan demikian menempatkan orang lain ke dalam risiko juga.
Bagian pertama dari pernyataan Yesus mempermakluman bahwa Allah ingin mengampuni orang-orang untuk “semua dosa dan hujat apa pun” (Mrk 3:28). Ini menandakan satu langkah lagi dalam pengungkapan progresif perihal Anak Manusia, yakni bahwa Dia-lah yang memiliki kuasa untuk mengampuni.
Markus mengkombinasikan cerita penolakan ini dengan serangkaian tanggapan yang bersifat skeptis. Urut-urutan cerita memberikan suatu efek kumulatif. Identitas Yesus muncul secara lebih jelas karena Dia menolak karikatur negatif yang dilukiskan oleh para lawan-Nya. Pada saat yang sama, Markus memberikan kontradiksi yang mencolok: Para ahli Taurat dan penguasa keagamaan (yang kita harapkan seharusnya menyambut Yesus), malah menolak Dia. Bahkan keluarga-Nya sekali pun mempertanyakan tentang kewarasan-Nya (Mrk 3:21). Sebaliknya para murid Yesus dan orang banyak yang terdiri dari orang-orang sederhana dan miskin – barangkali disebabkan kebutuhan, tetapi pasti karena keterbukaan hati mereka – melihat Yesus sebagai Mesias yang dengan penuh kuasa mulai membangun Kerajaan Allah.
DOA: Tuhan Yesus, seperti mereka yang telah berjumpa dengan Engkau, aku pun seringkali merasa terganggu oleh rasa ragu, takut dan prasangka. Akan tetapi ketika Roh Kudus-Mu menjamahku, aku tahu bahwa Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Tolonglah aku agar dapat mengenal-Mu dengan lebih mendalam lagi, sehingga dengan demikian dapat menyerahkan diriku kepada-Mu secara total. Amin.
Sumber :
Tiada ulasan:
Catat Ulasan