(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Prapaskah – Kamis, 23 Maret 2017)
Pada suatu kali Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Lalu heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, pemimpin setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.” (Luk 11:14-23)
Bacaan Pertama: Yer 7:23-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 95:1-2,6-9
Di abad ke-21 ini seringkali dianggap keterlaluanlah kalau kita memandang kejahatan sebagai akibat dari kekuatan-kekuatan Iblis dan roh-roh jahat. Berbicara mengenai Iblis, setan dan roh jahat pada zaman modern ini terasa sebagai takhyul yang jauh dari “keindahan” logika. Namun demikian, oleh iman dan perwahyuan dalam Kitab Suci kita tahu bahwa Iblis itu sungguh riil. Lihatlah “bacaan singkat”’ yang kita baca dan renungkan ketika mendoakan “Ibadat Penutup”’ setiap Selasa malam: “Waspadalah dan berjagalah! Sebab setan, musuhmu, berkeliling seperti singa yang mengaum-ngaum mencari mangsanya. Lawanlah dia, teguh dalam iman” (1Ptr 5:8-9; teks diambil dari Ofisi Ilahi). Untuk apa Santo Petrus menyinggung soal setan kalau hal itu hanyalah khayalan manusia belaka? Iblis dan para pengikutnya adalah memang musuh kita.
Tujuan Iblis dan roh-roh jahat adalah untuk menyerang Yesus dengan menyerang umat Allah – kita. Iblis tahu benar bahwa kalau dia dapat mengganggu damai-sejahtera kita, kesatuan dan persatuan kita dan kepercayaan kita pada Allah, maka dia akan sangat melemahkan Gereja-Nya. Seperti yang telah dilakukannya ketika pertama kali memberontak melawan Allah (lihat Why 12:7 dsj.), Iblis dan para pengikutnya terus saja melakukan manuver-manuver di atas muka bumi ini, dengan mencoba merampas dari Allah sebanyak mungkin anak-anak-Nya. Kalau saya mengatakan anak-anak-Nya, hal ini berarti termasuk juga para rohaniwan, biarawan dan biarawati, karena secara jujur tidak ada yang kebal terhadap serangan dari si “pangeran kegelapan” dan pasukannya. Jubah religius warna apa pun yang dipakai sungguh tidak akan menjamin. Dengan berbagai cara, halus maupun kasar, Iblis dan roh-roh jahat pendukungnya akan mengganggu serta menggoda agar kita ragu-ragu atau berpikiran lain atas berbagai butir kebenaran yang selama ini kita telah terima dari Kitab Suci dan Gereja. Rasa percaya kita pada cintakasih Bapa surgawi serta pemeliharaan-Nya atas diri kita semua, terus saja digerogoti dengan berbagai macam cara oleh si Jahat dan kawan-kawannya itu.
Dalam Injilnya, Santo Lukas melukiskan gambaran-gambaran jelas tentang realitas dan kuasa Iblis dan roh-roh jahat pengikutnya, namun dia juga dengan cepat menunjukkan bahwa mereka bergetar ketakutan di hadapan hadirat Yesus, bermohon-mohon untuk dikasihani. Dengan kata lain, sejago-jagonya Iblis, jauh lebih hebat dan penuh kuasalah Yesus kita. Yesus datang ke dunia untuk membawa kita dengan aman ke dalam kerajaan Allah dengan membebaskan kita dari Iblis, “pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran … ia adalah pendusta dan bapak pendusta” (Yoh 8:44). Dari Injil kita dapat melihat bahwa kehidupan Yesus di depan publik hampir terus menerus merupakan perjuangan melawan Iblis dan dosa yang diinspirasikan olehnya. Sepanjang karya pelayanan publik-Nya Yesus membebaskan orang-orang yang dirasuki Iblis dan menyembuhkan orang-orang yang sakit, sambil memproklamasikan: “Sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20).
Kebangkitan Yesus dari maut menandakan kekalahan Iblis. Dosa dan kematian – dua senjata pamungkas miliknya – telah kehilangan kuasanya. Namun demikian, apakah Iblis sudah pergi dan tak mengganggu lagi? Tentu saja dia belum pergi! Kita tidak akan melihat pembebasan sepenuhnya sampai Yesus datang kembali kelak guna mengumpulkan para murid-Nya sepanjang masa. Sementara Iblis dan para pengikutnya akan berupaya terus untuk menghancurkan kerajaan Allah, dan dia menggunakan dosa-dosa kita dan kodrat manusia yang cenderung jatuh ke dalam dosa. Misalnya, kita tahu benar bahwa kita harus berdoa dan semakin dekat kepada Allah. Maka kita membaca Kitab Suci, kita pergi ke gereja dll., kita berketetapan untuk hidup seturut firman Allah. Akan tetapi, pengalaman kita menunjukkan bahwa Iblis dan roh-roh jahat selalu menggoda kita dengan kenikmatan dunia dan lain sebagainya; pokoknya untuk menjauhkan kita dari Allah.
Yesus memahami perjuangan kita melawan godaan-godaan seperti itu. Yesus sendiri telah mengalami cobaan dan godaan Iblis agar Ia tidak percaya pada kuasa Bapa-Nya, menaruh hasrat pada kekuasaan, mengejar hal-hal duniawi dan mempunyai ambisi untuk kepentingan diri-sendiri (lihat Luk 4:1-13). Namun karena kasih-setia-Nya kepada Allah, Yesus memenangkan “pertempuran”-Nya dengan Iblis pada waktu itu. Atas dasar fakta inilah kita harus datang kepada-Nya kalau kita digoda. Jika kita rasakan ada sesuatu yang menghalangi jalan kita kepada Allah, tidak salahlah kalau kita menduga bahwa Iblis dan kawan-kawannya sedang melakukan sesuatu atas diri kita. Janganlah takut karena Yesus telah mengalahkan Iblis. Iblis memang riil, akan tetapi Yesus adalah sang Pembebas yang telah membuktikan kemenangan-Nya atas Iblis itu. Kepada Dia sajalah kita harus mohon pertolongan dalam melawan Iblis dan roh-roh jahat.
DOA: Roh Kudus Allah, Engkau datang untuk menyingkap kesalahan dunia. Ungkapkanlah di mana kami telah memperkenankan menancapkan kaki-kakinya dalam dalam kehidupan kami. Bebaskanlah kami dari yang jahat. Bawalah kami dengan aman ke dalam Kerajaan Allah. Amin.
Sumber :
Tiada ulasan:
Catat Ulasan