(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Paskah – Senin, 24 April 2017)
Keluarga Besar Fransiskan: Hari Raya/ Pesta S. Fidelis dr Sigmaringen, Imam Martir
Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapak kami, Engkau telah berfirman: Mengapa gusar bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka hal yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya [1]. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan sejak semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Sekarang, ya Tuhan, lihatlah ancaman-ancaman mereka dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian sepenuhnya untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyangkanlah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua dipenuhi oleh Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. (Kis 4:23-31)
[1] Kis 4:25-26; lihat Mzm 2:1-2
Mazmur Tanggapan: Mzm 2:1-9; Bacaan Injil: Yoh 3:1-8
“Sekarang, ya Tuhan, …… berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian sepenuhnya untuk memberitakan firman-Mu.” (Kis 4:29)
Beginilah doa dari para murid setelah mereka ditahan dan diancam secara fisik, kalau mereka berani berbicara dalam nama Yesus lagi. Bukannya menjadi ciut-takut, mereka malah berdoa agar diberikan keberanian untuk mewartakan sabda-Nya. Allah menjawab doa mereka dengan memenuhi diri mereka dengan Roh Kudus dan memberikan kepada mereka suatu keberanian untuk memproklamasikan sabda-Nya yang belum diketahui sebelumnya oleh orang banyak. Coba pikirkan: Apabila mereka menyerah-kalah terhadap ketakutan, maka Injil tidak pernah akan diwartakan. Namun karena ketaatan mereka, maka banyak orang dapat mulai mengalami kehidupan baru.
Para murid mengetahui bahwa Allah ingin mencurahkan Roh-Nya sehingga kerajaan-Nya dapat didirikan di atas bumi ini. Allah tidak hanya ingin mengampuni dosa. Dia ingin membebas-merdekakan orang dari perhambaan dosa dan rasa takut akan kematian. Ia ingin menyembuhkan tubuh dan jiwa manusia. Dia ingin agar keadilan-Nya mengalahkan segala penindasan dan damai-sejahtera-Nya menghancurkan segala bentuk tirani. Respons para murid terhadap penganiayaan atas diri mereka adalah “kasih”, tidak hanya kasih kepada Yesus, melainkan juga kasih kepada semua orang yang masih perlu mendengar tentang segala hal yang Yesus ingin siapkan untuk mereka.
Ini adalah keindahan dari masa Paskah. Yesus telah mengalahkan dosa dan maut sehingga kita dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan-Nya. Peranan kita sebagai umat yang telah ditebus-Nya bukanlah sekadar untuk menjadi semakin dekat dengan Yesus, melainkan juga melalui syafaat kita, karya belas kasihan, dan evangelisasi, untuk mendirikan pemerintahan Allah di atas bumi ini.
Lebih dari lima puluh tahun lalu, para Bapak Konsili Vatikan II menulis, “Iman itu harus menampakkan kesuburannya dengan merasuki seluruh hidup kaum beriman, juga hidup mereka yang profan, dan dengan menggerakkan mereka untuk menegakkan keadilan dan mengamalkan cintakasih, terutama terhadap kaum miskin” (Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini, 21). Marilah kita berupaya mencapai tujuan atau meraih cita-cita ini dan berdoa dalam semangat para murid-Nya yang pertama.
DOA: Tuhan Yesus, bebaskanlah kami dan orang-orang di sekeliling kami dari segala penindasan. Biarlah kerajaan-Mu datang ke atas bumi ini. Berikanlah kepada kami keberanian untuk memberi kesaksian bahwa Engkau adalah Dia yang membalut luka-luka mereka yang patah hati, menyembuhkan yang sakit dan membawa damai-sejahtera bagi yang tertindas. Amin.
Sumber :
https://sangsabda.wordpress.com/2017/04/23/sebuah-doa-jemaat-perdana/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan