(Bacaan Injil Misa Kudus, PESTA S. LAURENSIUS, DIAKON-MARTIR – Senin, 10 Agustus 2015)
Sesungguhnya Aku berkata berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Siapa saja yang mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa saja yang membenci nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Siapa saja yang melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Siapa saja yang melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. (Yoh 12:24-26)
Bacaan Pertama: 2Kor 9:6-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 112:1-2,5-9
Pada hari ini Gereja merayakan pesta Santo Laurensius, seorang diakon Gereja Roma yang mati sebagai martir pada masa penindasan Kaisar Valerian. Pada waktu pejabat bawahan Valerian menuntut agar Laurensius menyerahkan kepadanya harta kekayaan, Laurensius malah mengumpulkan banyak sekali orang miskin yang didukung oleh Gereja. Laurensius berkata: “Inilah harta kekayaan dari Gereja.” Pejabat tersebut menjadi marah sekali, lalu menangkapnya. Laurensius diikat pada alat pemanggang, kemudian dibakar hidup-hidup.
Cerita yang menyentuh dari para martir Gereja di segala zaman adalah contoh dari sabda Yesus: “Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12:24). Di satu sisi Yesus membuat acuan terselubung kepada kematian dan kebangkitan-Nya, akan tetapi Dia juga berbicara untuk kematian macam apa sebenarnya Dia memanggil semua pengikut-Nya – suatu kematian yang memampukan Laurensius untuk mempersembahkan hidupnya secara penuh bagi/demi umat Allah.
Jika kita sungguh ingin berbuah untuk Tuhan, maka “kulit luar” dari kodrat kita yang cenderung berdosa harus dibuat menjadi mati. Syukurlah, hal ini terjadi pada saat kita dibaptis (lihat Rm 6:4). Kodrat kita yang lama, yang diperbudak oleh dosa, disalibkan bersama Kristus, dan kita menerima benih dari suatu hidup yang keseluruhannya baru. Kita menjadi “ciptaan baru”! Sekarang, setiap hari, kita dapat mengidentifikasikan diri kita sebagai mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah. Setiap hari kita dapat “mati” dengan Yesus dan diberdayakan untuk menghasilkan buah Kerajaan-Nya: “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).
Selagi kita mendeklarasikan: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:19-20), maka kita akan mulai mengambil oper secara sedikit demi sedikit karakter Yesus sendiri. Kita akan memiliki bela rasa terhadap orang-orang miskin di sekeliling kita dan membutuhkan pertolongan karena kita memahami bela rasa Yesus bagi kita. Kita akan menginginkan memberikan hidup kita untuk melayani orang-orang yang menanggung beban hidup dan menderita, sebagaimana Yesus menyerahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban persembahan guna menebus dosa-dosa dan membebaskan kita dari maut.
Saudari dan Saudaraku, pada hari ini – malah setiap hari – marilah kita memohon kepada Roh Kudus untuk menunjukkan kepada kita kuat-kuasa dari salib Kristus, sehingga dengan demikian kita dapat menjadi pelayan-pelayan yang rendah hati dari pencurahan rahmat-Nya bagi dunia.
DOA: Tuhan Yesus, biarlah diriku ditanam ke dalam kematian-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat menghasilkan buah bagi-Mu. Buatlah aku menjadi alat rahmat-Mu, agar semua orang yang miskin – baik secara spiritual maupun fisik – dapat menemukan hidup baru dalam Engkau. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan