( Bacaan Injil Misa Kudus, HARI SENIN DALAM OKTAF PASKAH, 9-4-12 )
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata, “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Sementara mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata, “Kamu harus mengatakan bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Apabila hal ini terdengar oleh gubernur, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Cerita ini tersebar di antara orang Yahudi sampai sekarang. (Mat 28:8-15)
Bacaan Pertama: Kis 2:14,22-32; Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1-2,5-7,8-11
“Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati.” (Mat 28:5-7). Ini adalah kata-kata malaikat yang ditujukan kepada Maria Magdalena dan Maria yang lainnya, ketika mereka mengunjungi makam Yesus pada hari Minggu Paskah (Mat 28:1,5). Bayangkan betapa bingung dan galau mereka setelah peristiwa penyaliban Yesus di bukit Kalvari. Ajaran Yesus telah menimbulkan pengharapan besar dalam diri mereka dan menginspirasikan mereka untuk berharap bahwa Allah akan bertindak dengan cara-cara dramatis bagi bangsa Israel. Akan tetapi yang terjadi malah samasekali di luar dugaan dan harapan mereka. Yesus ditangkap, diadili, dianiaya dan dihukum mati di atas kayu salib, sebuah kematian yang hanya dijatuhkan atas penjahat-penjahat. Tentunya perempuan-perempuan itu sangat dirundung malang dan kepedihan yang luarbiasa menekan. Memang Yesus telah berjanji kepada para murid-Nya bahwa Dia akan bangkit kembali, namun ide seperti itu terasa terlalu besar dan berat bagi para murid untuk mencernanya serta memahaminya dengan benar.
Nah, sekarang dua perempuan itu diberitahu oleh malaikat bahwa Yesus sungguh telah bangkit, seperti yang telah dijanjikan-Nya. Hal apa lagi yang lebih mengagetkan? Lagi dan lagi, Allah membuktikan bahwa Dia selalu setia dengan janji-Nya. Jadi, sabda Allah bukanlah penyebab keprihatian – bahkan ketakutan. Sebaliknya, sabda-Nya senantiasa harus dilihat sebagai dasar kuat bagi iman dan pengharapan kedua perempuan itu dan para murid lainnya.
Sekitar dua ribu tahun kemudian, iman kita juga ditantang. Yesus telah bangkit dan mencurahkan Roh-Nya. Kita telah menjadi anak-anak Allah. Namun realitas-realitas ini dapat kelihatan terlalu besar untuk kita percayai. Hikmat dunia menasihati kita agar memusatkan perhatian kita pada realitas-realitas yang lebih kecil dan bersifat keduniaan: untuk mencari keamanan sedapat mungkin, betapa pun sementara sifatnya, di tengah ketidakpastian kehidupan kita.
Kita dapat memilih untuk berdiri bersama dua orang perempuan itu. Kita dapat diberdayakan oleh sabda Allah seperti dialami oleh mereka berdua. Janji-janji Allah sungguh riil dan dapat memberikan jaminan besar bagi kita. Kita dapat menaruh iman-kepercayaan kita pada tindakan mahadahsyat yang telah dilakukan Allah – kebangkitan Putera-Nya. Yesus telah berjanji untuk menarik semua orang kepada diri-Nya (Yoh 12:32) dan memberikan Roh-Nya kepada semua orang yang meminta (Luk 11:9,13). Sekarang, baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri: “Apakah aku merasa jauh dari Allah pada hari ini? Apakah aku mempunyai kebutuhan yang mendesak?” Yesus bersabda: “Mintalah, maka engkau akan menerima!” Apa saja yang telah dijanjikan oleh Allah, Ia akan akan mampu melakukannya!
DOA: Bapa surgawi, Engkau telah membangkitkan Yesus, Putera-Mu terkasih, dari kematian ke kehidupan. Terpujilah Engkau, ya Allah! Engkau mempunyai kuasa untuk memenuhi janji-janji-Mu. Dalam Engkau, ya Tuhan Allahku, segala hal adalah mungkin. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan