(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Paskah, Sabtu 28-4-12)

Lalu kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah.” (Yoh 6:60-69)
Bacaan Pertama: Kis 9:31-42; Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-17
TUHAN
(YHWH) bersabda lewat mulut sang Nabi: “Rancangan-Ku
bukanlah rancanganmu., dan jalanmu bukanlah jalan-Ku … Seperti tingginya langit
dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari
rancanganmu” (Yes
55:8,9). Sepanjang hidup-Nya, Yesus menyatakan beberapa dari
pemikiran-pemikiran agung dan tinggi yang diungkapkan-Nya dalam bab 6 Injil
Yohanes. Ia berbicara, baik mengenai relasi-Nya dengan Bapa-Nya dan relasi-Nya
dengan kita sebagai “roti kehidupan”. Mereka yang mendengar Dia, menerima
pandangan sekilas Yesus sebagai “AKU ADALAH AKU” (Kel 3:14), yang mentransenden
segala batasan eksistensi yang membatasi dan menentukan kemanusiaan kita.
Kedalaman
pengajaran-pengajaran-Nya ini menjadi batu sandungan bagi banyak orang yang
mendengar Yesus memproklamasikannya. Mereka mencoba untuk memahami hal-hal
ilahi dari Allah hanya dengan intelek manusia. Sebagai akibatnya, tibalah saat
yang tidak dapat dicegah lagi ketika kata-kata Yesus (khususnya tentang
Ekaristi) menjadi tidak mungkin untuk dicerna otak manusia dan diterima (Yoh
6:66). Banyak yang mengundurkan diri sebagai pengikut-Nya. Sungguh suatu
tragedi! Justru ajaran yang ditolak oleh mereka adalah pemberian Yesus mengenai
satu cara lain untuk dikuatkan dalam mengikuti Dia.

Walaupun
begitu, ada sejumlah pengikut-Nya yang pergi meninggalkan-Nya karena mereka
tidak memperkenankan kebenaran menyentuh hati mereka. Santo Bernardus dari
Clairvaux [1090-1153] menulis: “Bagi sebagian orang jelas bahwa kata-kata Yesus
adalah roh dan hidup, dengan demikian mereka dapat mengikuti Dia; sedangkan
orang-orang yang lain menilai kata-kata-Nya terlalu keras dan mereka mencari
penghiburan sial-menyedihkan di tempat lain” (Sermons on Various Occasions, 5).
Kita semua dihadapkan pada pilihan yang sama – Yesus atau dunia ini!
Kita
mempunyai bukti nyata karya Roh Kudus dalam hati kita, apabila kita dapat
berkata bersama Petrus: “Tuhan, kepada siapakah kami
akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal” (Yoh 6:68).
DOA: Tuhan Yesus, Engkau adalah roti yang
turun dari surga untuk mengangkat kami ke surga. Engkau menyisihkan mahkota
kemuliaan-Mu di surga dan datang ke tengah-tengah kami di dunia sebagai manusia
dina dan miskin, menawarkan kepada kami keikutsertaan dalam kehidupan kekal.
Bahkan sekarang pun – setiap hari – Engkau memberikan Ekaristi kepada kami.
Engkau datang untuk menemui kami dalam doa dan dalam sabda-Mu dalam Kitab Suci,
menguatkan kami dan mencurahkan kasih-Mu ke atas diri kami setiap hari.
Tolonglah agar kami dapat memegang segala karunia sangat berharga yang telah
Kauberikan kepada kami. Amin.
Sdr.
F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan