Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Dengan demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus, “Engkau guru orang Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga selain dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:7-15)
Bacaan Pertama: Kis 4:32-37; Mazmur Tanggapan: Mzm 93: 1-2,5
Apa yang dimaksudkan dengan “lahir dari Roh” (Yoh 3:8)? Barangkali cara terbaik untuk memahami arti ungkapan itu adalah dengan melihat orang-orang yang lahir dari Roh.
Sebelum Yesus naik ke surga, Ia bersabda kepada para rasul/murid, “Kamu akan menerima kuasa-Nya bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku” (Kis 1:8). Para murid kepada siapa Yesus membuat janji yang indah ini adalah sekelompok orang-orang yang lemah dan sedang dihinggapi rasa takut. Kelihatannya mereka tidak melakukan pelayanan apa pun sementara mereka menanti-nantikan dipenuhinya janji di atas, di ruang atas di Yerusalem. Akan tetapi, pada waktu Roh Kudus datang ke atas mereka pada hari Pentakosta, mereka pun ditransformasikan menjadi saksi-saksi Kristus yang berani. Akhirnya mereka mewartakan Injil ke seluruh dunia, bahkan dengan risiko dibunuh sebagai martir-martir.
Demikian pula, Saulus dari Tarsus mengejar dan menganiaya umat Kristiani sampai saat Kristus yang bangkit menampakkan diri kepadanya dan seorang Kristiani yang bernama Ananias berdoa baginya “agar dipenuhi dengan Roh Kudus” (Kis 9:17). Hal ini mengubah arah kehidupan Saulus. Berganti nama menjadi Paulus, ia menjadi seorang saksi Kristus yang berani, menderita dan pada akhirnya mati demi iman-kepercayaannya.
Sepanjang sejarah Gereja kita melihat begitu banyak umat (baik orang-orang kudus yang resmi maupun umat biasa) telah ditransformasikan oleh Roh Kudus. Sebagaimana halnya dengan murid-murid Yesus yang awal, kita seringkali merasa tak berdaya apabila berhadapan dengan situasi di mana kita harus mensyeringkan/mewartakan Injil Yesus Kristus. Barangkali hal ini disebabkan karena kita menggantungkan diri pada kekuatan kita sendiri, bukannya mengandalkan diri pada kuasa Roh Kudus.
Berita baiknya adalah, bahwa Roh Kudus yang sekitar 2.000 tahun lalu turun atas para rasul pada hari Pentakosta, dan yang turun atas umat Kristiani pada segala zaman juga tersedia bagi kita masing-masing, hari ini dan di sini juga. Roh Kudus ini ingin memberdayakan kita. Oleh karena itu, marilah kita memohon kepada Roh Kudus setiap hari agar memenuhi diri kita dan membuat kita menjadi pewarta-pewarta yang berani dari Kabar Baik Yesus Kristus.
DOA: Bapa surgawi, aku mengakui kelemahanku apabila terpisah dari-Mu. Aku membutuhkan Roh Kudus-Mu untuk memampukan diriku menjalani kehidupan yang menyenangkan-Mu. Aku ingin dipenuhi lagi dengan Roh Kudus-Mu. Aku ingin diberdayakan oleh Roh-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat menjadi lebih serupa dengan Putera-Mu dan menjadi saksi-Nya yang berani. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan