Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Isnin, Jun 10, 2013

KITA TIDAK PERNAH BOLEH MEMBATASI VISI ALLAH

(Bacaan Pertama Misa, PERINGATAN SANTO BARNABAS, RASUL – Selasa, 11 Juni 2013)
KFS: HARI RAYA S. BARNABAS, RASUL – HARI JADI KONGREGASI

Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.

Kabar tentang mereka itu terdengar oleh jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas pergi ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat anugerah Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati serta kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Lalu banyak orang dibawa kepada Tuhan. Setelah itu, pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu selama satu tahun penuh, sambil mengajar banyak orang. Dia Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.

Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Lalu mereka berpuasa dan berdoa dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. (Kis 11:21b-26;13:1-3)

Mazmur Tanggapan: Mzm 98:2-6; Bacaan Injil: Mat 10:7-13

“Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman” (Kis 11:24).

Deskripsi tentang Barnabas dapat berlaku untuk sejumlah orang, baik perempuan maupun laki-laki, baik dalam Alkitab maupun di dunia pada hari ini, bahkan dapat berlaku bagi kita juga. Allah telah mengundang kita masing-masing untuk menjadi anak-Nya dan melayani Dia dalam kasih.

Selagi kita merayakan kehidupan Santo Barnabas pada hari ini, kita harus mengingat bahwa dia – seperti kita juga – adalah seorang pribadi yang disentuh oleh Allah dan dipanggil untuk menjadi hamba/pelayan. Kekudusan Barnabas bertumbuh dengan berjalannya waktu dan melalui cara dia bereaksi terhadap situasi kehidupan setiap hari. Pada saat Lukas memperkenalkan Barnabas untuk pertama kalinya, dia hanya menceritakan kepada kita bahwa Barnabas mendonasikan hasil penjualan sebagian tanahnya kepada para rasul untuk diberikan kepada orang-orang miskin (Kis 4:36-37). Itulah yang kita dengar untuk sementara. Barnabas hanyalah seorang pribadi biasa-biasa saja yang dengan murah-hati menanggapi seruan para rasul yang membutuhkan bantuan keuangan. Baru setelah cukup lama, nama Barnabas muncul kembali, dan kali ini sebagai seorang rasul yang bijak dan dapat dipercaya. Kita hanya dapat menebak-nebak bahwa pengambilan keputusan sehari-hari yang dibuatnya telah membuat dirinya menjadi salah seorang misionaris yang pertama dan terbesar dari Gereja perdana.

Allah tidak ingin sekadar menggunakan para kudus besar untuk membangun Kerajaan-Nya. Dia juga ingin menggunakan kita masing-masing. Ingatlah pula, bahwa orang-orang kudus besar pun memulai semuanya seperti kita sekarang. Kebesaran mereka terletak pada ketaatan mereka kepada Allah dan keterbukaan mereka terhadap rencana-Nya bagi kehidupan mereka. Perubahan dalam diri mereka dari “biasa-biasa” saja menjadi “luar biasa” datang selagi mereka menyerahkan kehendak mereka kepada Tuhan hari demi hari. Melalui Roh Kudus, hal yang sama dapat terjadi dengan diri kita.

Allah menginginkan kita masing-masing untuk menjadi seorang agen, melaluinya Dia membawa hidup-Nya ke dalam dunia. Dia mungkin memanggil kita untuk menjadi para pendoa syafaat, menjadi penginjil, pendamping bagi orang-orang miskin, para pendoa bagi kesembuhan orang-orang sakit, nabi-nabi bagi dunia di sekeliling kita. Jadi, kita tidak pernah boleh membatasi visi Allah. Kita juga harus memperkenankan-Nya meluaskan visi kita. Jika kita menempatkan diri kita pada tangan-tangan Tuhan, menyingkirkan rasa takut kita dan merangkul hasrat-hasrat-Nya bagi diri kita, maka lihatlah bagaimana kita dapat membawa efek yang baik kepada dunia.

DOA: Bapa surgawi, Engkau memilih aku dalam Kristus untuk menjadi anak-Mu dan melengkapi diriku dengan Roh Kudus untuk membawa hidup-Mu kepada dunia ini. Bagaimana aku dapat berterima kasih kepada-Mu secara memadai untuk segala privilese yang Kauberikan kepadaku untuk melayani-Mu? Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan