(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XII – Rabu, 26 Juni 2013)
“Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah
ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang
baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak
mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang
tidak baik menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan
buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi, dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka. (Mat 7:15-20)
Bacaan Pertama: Kej
15:1-12,17-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 105:1-4,6-9
Siapa sih yang
tidak ingin mampu memberikan segalanya kepada Allah sebagai tanda terima kasih
penuh syukur untuk segala hal yang dilakukan-Nya bagi kita? Akan tetapi,
apabila kita memeriksa hidup kita, kita temukan dalam diri kita
kelemahan-kelemahan karakter, pola-pola dosa, ketidakmampuan untuk mengasihi
seperti Tuhan mengasihi. Bilamana kita membaca kata-kata dalam Kitab Suci
seperti ini, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Mat 7:16), maka mudah
bagi kita untuk menjadi ciut-hati atau berketetapan hati untuk mencoba lebih
keras lagi guna menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Akan tetapi, kedua
pendekatan itu tidak membantu.
Yesus menawarkan
sebuah jalan yang lebih baik ketika Dia berkata: “Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yoh 15:5). Hidup yang penuh kasih dan penuh kemurahan hati tidak datang
sekadar dari upaya untuk mencoba lebih keras lagi namun mengalir dari relasi
kita dengan Yesus dan keterbukaan kita terhadap karya Roh Kudus. Kita
menghasilkan buah ilahi, artinya kita mencerminkan karakter Allah apabila kita
bertumpu pada fondasi yang adalah Putera-Nya, Yesus Kristus. Kita menghasilkan
buah Roh (Gal 5:22,23) jika kita memberikan ruangan untuk Roh Kudus membangun
hidup-Nya dalam diri kita.
Kita tidak dapat
membereskan kelemahan-kelemahan kita atau menghasilkan buah-buah kehidupan
Allah berdasarkan kekuatan kita sendiri. Apabila kita melihat kelemahan-kelemahan
dalam diri kita, maka pertama-tama baiklah kita pergi menghadap Tuhan yang
tinggal dalam kita melalui pembaptisan dan memohon kepada-Nya agar kita berakar
lebih dalam lagi dalam Dia. Hanya Dia yang berurusan dengan segala dosa dan
kelemahan dengan mencurahkan darah-Nya dapat berurusan dengan dosa-dosa dan
kelemahan-kelemahan kita. Hanya salib Kristus yang dapat menjadi senjata ampuh
untuk mengatasi kegelapan hati kita. Tentu kita harus taat kepada Allah dan
mengatakan “tidak” kepada kecenderungan kita untuk berdosa. Kita harus
senantiasa melawan berbagai dorongan batiniah yang bersifat negatif, namun kita
harus belajar melakukan perlawanan ini dengan kuasa Allah, bukannya dengan
menggunakan kekuatan sendiri.
Oleh karena itu,
pada awal setiap hari, marilah kita menguduskan hidup kita kepada Allah,
menyetujui pekerjaan-Nya dalam diri kita. Jika kita memperkenankan hidup allah
mengalir di dalam dan melalui diri kita, maka sikap-sikap dan tindakan-tindakan
kita akan diarahkan kepada jalan yang benar. Lalu, melalui sutu persatuan yang
intim dengan Tuhan, kita akan menghasilkan buah sesuai dengan panggilan-Nya
kepada kita.
DOA: Yesus, Engkau
adalah Tuhan dan Juruselamatku. Aku datang kepada-Mu dengan tangan hampa dan
penuh kerinduan untuk menerima hidup-Mu sendiri. Aku percaya bahwa Engkau ingin
menjadi “pokok anggur” bagi diriku, memegang aku erat-erat, memberi asupan
makanan kepadaku, memampukan aku untuk berbuah. Aku ingin berdiam dalam Engkau,
karena Aku tahu tanpa Engkau aku tidak dapat berbuat apa-apa. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan