Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Mac 01, 2012

BAPA DI SURGA AKAN MEMBERIKAN YANG BAIK KEPADA MEREKA YANG MEMINTA KEPADA-NYA

( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari biasa Pekan I Prapaskah, Kamis 1-3-12 )

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari antara kamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Mat 7:7-12)

Bacaan Pertama: Est 4:10a,10c-12,17-19; Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-3,7-8

Bacaan Injil hari ini adalah bagian dari “Khotbah di Bukit” (Mat 5-7). Bacaan ini pada umumnya dikenal dengan baik oleh umat Kristiani, namun banyak juga mendatangkan “kekecewaan” kepada cukup banyak orang. Banyak sekali umat Kristiani yang menaruh kepercayaan pada sabda Yesus ini. Mereka berdoa, mereka memohon dengan sangat, namun sia-sia belaka. Dalam saat-saat yang terasa menekan, menakutkan, mengkhawatirkan, pada waktu menderita penyakit serius, pada waktu terjadi pergolakan dalam masyarakat yang menumpahkan darah sesama warga; dalam kesesakan hati mereka menghadap hadirat Bapa di surga, namun doa permohonan mereka itu seakan tidak didengarkan oleh-Nya. Mereka berdoa dengan penuh kepercayaan dan dalam nama Yesus, dengan “iman yang dapat memindahkan gunung” dan dengan sepenuhnya bersandar pada janji Injili di atas, tokh perkawinan anak mereka pecah-berantakan juga, tokh mereka kehilangan pekerjaan juga, tokh anak mereka yang menderita sakit mati juga, dlsb.

Yesus menyatakan, bahwa apabila kita orang berdosa hanya memberikan yang baik kepada anak-anak kita jika mereka meminta sesuatu kepada kita, maka Bapa surgawi pun – yang dari kodrat-Nya adalah baik – pasti hanya akan memberikan yang baik saja kepada kita, bilamana kita sebagai anak-anak-Nya meminta sesuatu kepada-Nya. Jadi inilah kunci permasalahannya: Allah itu baik! Sebagaimana ditulis dalam “Anggaran Dasar Tanpa Bulla” oleh Santo Fransiskus dari Assisi, Dialah “satu-satunya Allah yang benar; Dialah kebaikan yang sempurna, segenap kebaikan, seluruhnya baik, kebaikan yang benar dan tertinggi; Dialah satu-satunya yang baik, penyayang, pemurah, manis dan lembut; Dialah satu-satunya yang kudus, adil, benar, suci dan tulus, satu-satunya yang pemurah, tak bersalah dan murni” (AngTBul XXIII:9). Kalau Allah kita adalah seperti ini, maka tentunya Dia hanya memberikan hal-hal yang baik kepada orang-orang yang berdoa memohon kepada-Nya. Dengan tegas Yesus mengatakan: “Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Mat 7:11).

Barangkali ini pun belum merupakan jawaban yang lengkap. Dalam Injil Lukas ada tertulis ayat padanannya: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Luk 11:13). Inilah yang menentukan: ROH KUDUS! Kepada setiap orang yang berdoa dengan hati jujur, Allah akan memberikan Roh Kudus-Nya, dengan demikian memberikan karunia/anugerah yang terbesar dan pengabulan doa yang terindah. Di samping Allah, segalanya yang lain tidaklah berarti apa-apa. Hanya Allah sendirilah yang tak terbatas. Barangsiapa menerima Roh Kudus, maka hal itu berarti bahwa doanya telah dikabulkan secara berlimpah. Jika manusia telah benar-benar dipenuhi dengan Roh Allah sendiri, maka sikap dan perilakunya akan sepenuhnya sesuai dengan kehendak suci Allah. Orang itu akan hanya menghendaki apa yang dikehendaki Allah dan menolak apa yang ditolak Allah. Dan setelah ia menerima karunia yang besar dan agung itu, ia pun tahu bahwa dia juga akan menerima karunia-karunia kecil yang telah dimintanya, asalkan itu tidak bertentangan dengan Roh

Allah yang kudus. Jadi, bagi setiap orang yang berdoa secara sungguh-sungguh, ada jaminan bahwa doanya akan didengarkan, yaitu bahwa yang terbesar akan diberikan kepadanya dan juga bahwa yang lebih kecil akan diberikan apabila hal itu baik baginya dan akan membawanya lebih dekat kepada Allah. Doa permohonan seseorang akan ditolak apabila akan berakibat tidak baik baginya dan tidak lebih mendekatkan dia kepada Allah.

Demikianlah sabda Yesus hari ini menghantarkan kita kepada isi pokok dari segala yang diuraikan-Nya, kepada sikap jiwa yang benar. Pencapaian sikap jiwa inilah yang disebut karunia, yang diberikan kepada setiap orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh dengan ketulusan hati. Bagi orang-orang yang dengan sungguh-sungguh berdoa, maka “Khotbah di Bukit” benar-benar bukan hisapan jempol, artinya benar-benar dimungkinkan terwujud dalam kehidupan mereka. Bagi mereka hal itu mungkin karena “Kebaikan yang Tertinggi” – Roh Kudus – diberikan kepada mereka. Maka di sini ditunjukkanlah dengan jelas jalan menuju kepenuhan. Dari doa “Bapa Kami” nyata sekali ciri-ciri pribadi Putera Allah, dan dari situ menyusullah cara yang tepat bagaimana kiranya kita berdoa kepada Bapa di surga. Bagaimana kita menghaturkan doa-doa permohonan kita kepada-Nya, yaitu dengan menyerahkan sepenuhnya pengabulan atas doa-doa kita itu kepada cintakasih-Nya. Dengan demikian, barulah doa permohonan kita kepada Allah Bapa di surga sungguh-sungguh bersifat ibadat dan penuh kepercayaan sejati. Doa semacam itu membawa seorang pribadi manusia kepada Allah dan menjadikan dirinya berani mengharapkan segala sesuatu dari Allah, namun senantiasa dengan disposisi hati yang benar, yaitu kepasrahan kepada hikmat-kebijaksanaan Allah serta dalam cinta kepada kehendak-Nya.

Hidup Kristiani barulah benar-benar hidup seturut semangat “Khotbah di Bukit”, apabila kehidupan kita dengan erat dipertalikan dengan Allah, jadi merupakan kehidupan yang sepenuhnya diresapi oleh Allah. Apabila seorang Kristiani menerima karunia kecil yang dimohonnya dalam doa, maka dia akan bersyukur kepada Bapa di surga dan akan tumbuh dalam cintakasih-Nya. Jikalau dia tidak menerimannya, maka tahulah dia bahwa pengabulan atas doanya tidak akan lebih mendekatkan dirinya pada Allah, dan ia pun akan bersyukur kepada-Nya, bahwa dalam hikmat-kebijaksanaan-Nya, Allah tidak mengabulkan doa permohonannya tadi. Namun haruslah kita sadari dengan penuh syukur bahwa doa permohonan kita itu tidak akan sia-sia, karena Allah memberikan kepada kita karunia yang jauh lebih besar, yaitu Roh Kudus – Allah sendiri. Inilah sikap penuh kepercayaan dari doa Kristiani yang sejati dalam konteks relasi antara seorang pribadi manusia dengan Penciptanya.

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahakasih. Ajarlah kami untuk berdoa kepada-Mu dengan penuh kepercayaan dan keyakinan. Tolonglah kami untuk percaya bahwa Engkau akan memberikan hal yang baik kepada siapa saja yang memohonnya. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan