Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, Mac 06, 2012

MENJADI BESAR DALAM KERAJAAN ALLAH

( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Rabu 7-3-12 )

Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan dia kepada bangsa-bangsa lain, supaya diolok-olokkan, dicambuk dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”

Kemudian datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum? Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat 20:17-28)

Bacaan Pertama: Yer 18:18-20; Mazmur Tanggapan: Mzm 31:5-6,14-16

Dari waktu ke waktu kita semua pernah berjumpa dengan orang-orang yang agresif, yang suka mendesak-desak dan ingin memaksakan kehendak mereka atas diri kita. Dalam hal ini barangkali kita ingin naik-darah dan marah kepada mereka, atau menghindarkan diri dari orang-orang semacam itu. Para murid Yesus juga orang-orang biasa seperti kita. Oleh sebab itu, tidak mengherankanlah apabila mereka sangat marah kepada dua orang anak Zebedeus yang diberi nama oleh Yesus “Boanerges” (anak-anak guruh; Mrk 3:17) itu, pada waktu mereka mendengar tentang permintaan ibu anak-anak Zebedeus kepada Yesus, …… sebuah permintaan yang sarat dengan kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Namun tanggapan dari Yesus terkesan berbeda: penuh kasih, kesabaran dan kebenaran.

Yesus baru saja selesai mengingatkan para murid tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di Yerusalem – sengsara dan wafat-Nya (Mat 20:17-19). Akan tetapi, karena para murid lebih memusatkan perhatian mereka pada urusan-urusan dan kepentingan-kepentingan mereka sendiri, maka mereka pun tidak dapat memahami apa yang dikatakan-Nya. Sebagai akibatnya, Yesus berupaya untuk menarik mereka lebih dalam lagi ke dalam kebenaran relasi-Nya dengan Bapa-Nya yang memiliki otoritas atas segala hal, bahkan atas mereka yang akan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus.

Yesus ingin mengajar para murid-Nya mengenai arti sesungguhnya “menjadi besar dalam Kerajaan Allah”: kerendahan-hati sejati dan pelayanan yang bersumberkan pada pengenalan akan kasih Allah. Yesus sedemikian dipenuhi dengan kasih Bapa sehingga Dia terdorong untuk mensyeringkan kasih ini dengan kita, bahkan kalau hal ini berarti penyerahan hidup-Nya sendiri bagi kita. Ini adalah puncak pelayanan-Nya yang memulihkan posisi kita sebagai anak-anak Allah, dan Yesus sungguh berkeinginan agar mereka juga sama terdorongnya oleh kasih Allah, sehingga mereka “tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2Kor 5:15).

Cintakasih Yesus bagi kita tidak berubah, demikian pula hati-Nya sebagai seorang Pelayan. Sekarang Ia telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa, dan “Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang melalui Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibr 7:25). Yesus sedih setiap saat Ia melihat kepentingan diri sendiri mendominir kehidupan kita, karena hal itu menunjukkan bahwa kita telah luput melihat betapa lengkap Allah mengawasi kita. Selama masa Prapaskah ini, marilah kita memohon kepada-Nya untuk menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan lebih mendalam, sehingga kita dapat menjauh dari pemuasan-diri sendiri dan menjadi lebih serupa dengan Yesus.

DOA: Tuhan Yesus, ampunilah sikap dan perilaku kami yang mementingkan diri sendiri dan angkuh. Penuhilah diri kami secara lebih mendalam dengan kasih-Mu, sehingga dalam situasi yang bagaimana pun kami akan mampu memperhatikan orang-orang di sekeliling kami, seperti Engkau telah mengasihi dan memperhatikan kami. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan