(Bacaan Pertama
Misa Kudus, Peringatan S. Yoakim dan S. Anna, Orangtua SP Maria – Jumat, 26
Juli 2013)
Tetapi
berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab
sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan orang benar ingin melihat
apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu
dengar, tetapi tidak mendengarnya. (Mat 13:16-17)
Bacaan Pertama: Sir
44:1,10-15; Mazmur Tanggapan: Mzm 132:11,13-14,17-18
Banyak ibu dan
nenek dapat mengidentifikasi diri mereka dengan Santa Anna, ibunda Maria dan
nenek dari Yesus. Menurut tradisi, istri dari Santo Yoakim ini, menjembatani
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Anna berasal dari keluarga Daud dan hidup
di Betlehem.
Banyak dari apa
yang kita pelajari tentang Anna dan Yoakim berasal dari “Injil Kelahiran Maria”
(Inggris: The Gospel of the Birth of Mary) dan THE PROTOEVANGELION BY JAMES THE
LESSER, COUSIN AND BROTHER OF THE LORD JESUS; keduanya terdapat dalam THE LOST
BOOKS OF THE BIBLE, New York: New American Library, 1974 (asli:1926). Tulisan
kedua di atas juga terdapat dalam Ron Cameron (Editor), The Other Gospels
dengan judul THE PROTEVANGELIUM OF JAMES. Oleh Gereja, kedua tulisan ini tidak
diterima dalam kanon Kitab Suci, namun merupakan peninggalan penting dan dapat
memberikan pandangan sekilas tentang kehidupan kedua orangtua Maria tersebut.
Kenyataan bahwa Tuhan Yesus mempunyai seorang nenek dan kakek menggarisbawahi
pentingnya aspek historis dalam agama Kristiani. Yesus adalah seorang pribadi
yang memiliki suatu garis keturunan yang historis.
Gaya hidup Anna
mencakup juga kerja keras. Rumah keluarga mereka sederhana, dengan atap datar,
dan batu karang dari bebukitan menjadi tembok belakang rumah mereka.
Mempelajari Hukum (Taurat) dan kitab para nabi serta doa harian merupakan
bagian dari tradisi keluarga mereka. Seperti banyak perempuan muda lainnya,
Anna tentu mempunyai harapan untuk menikah, melahirkan anak, dan juga
merindukan kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan Israel.
Nama “Anna” berarti
“rahmat”. Nama dari calon suaminya, Yoakim, berarti “persiapan bagi sang
Juruselamat”. Yoakim berasal dari suku Yehuda dari mana Mesias yang dijanjikan
akan datang. Anna mandul sebelum diberitahukan oleh malaikat bahwa satu-satunya
anak perempuan akan dilahirkan olehnya di usianya yang sudah tua. Anak itu
harus dikuduskan bagi TUHAN, tinggal dalam kanisah, dan pada akhirnya akan
membawa Putera Allah, sang Juruselamat – lewat rahimnya. Ada orang yang
berpikir bahwa Maria dilahirkan di Yerusalem, tetapi tinggal di Nazaret juga.
Mungkin saja Anna dan Yoakim mempunyai dua tempat tinggal. Sumber yang dapat
dipercaya (Butler’s Lives of the Saints, Vol. III, hal. 205) memperkirakan
bahwa Santa Anna mempersembahkan Maria dalam kanisah ketika masih kecil dan
meninggalkannya di tempat itu untuk dididik. Namun hal ini tidak berarti bahwa
sang ibu tidak mendidik Maria di rumah pada waktu-waktu tertentu. Seturut
adat-kebiasaan pada masa itu, Maria akan kembali ke rumahnya di Nazaret ketika
dia mencapai usia siap-nikah, yaitu 14 tahun. Maria dipertunangkan dengan
Yusuf, – yang menurut sejumlah tradisi – adalah sepupunya sendiri. Ronda De
Sola Chervin (Treasury of Women Saints) menulis bahwa, terserah kepada kitalah
untuk membayangkan bagaimana peristiwa-peristiwa yang dinarasikan dalam Injil
Lukas (Luk 1-2) mempengaruhi hidup Anna. Bahkan apabila Anna percaya bahwa anak
perempuannya ini “ditakdirkan” menjadi ibunda sang Mesias, ia dapat dihantui
rasa takut akan reaksi-reaksi orang-orang sekampung atas kehamilan Maria.
Mereka dapat saja merajam Maria sampai mati jika tidak dilindungi oleh Yusuf.
Bayangkanlah juga betapa terkejut Anna (nenek bayi Yesus) ketika mendengar
kabar mengenai pembunuhan anak-anak kecil yang tak bersalah di Betlehem yang
terjadi setelah menyingkirnya “keluarga kudus” ke Mesir, sebagaimana
dinarasikan dalam Injil Matius (Mat 2:13-18).
Ada yang mengatakan
bahwa Anna menjadi seorang janda tidak lama setelah kelahiran cucunya. Kita
dapat membayangkan sukacita yang dialami Anna pada waktu “keluarga kudus”
pulang ke Nazaret dari pengungsian di Mesir. Pikirannya juga tentunya dipenuhi
dengan hal-hal indah berkaitan dengan cucunya ini. Walaupun kita tidak
mengetahui kapan tepatnya Anna meninggal dunia, dalam kesenian religius, ia
digambarkan berbaring di tempat tidur kematiannya sambil dikelilingi oleh
Maria, Yesus yang masih anak-anak, dan anggota keluarga yang lain.
Lukisan-lukisan dan
patung-patung Santa Anna, dan gereja-gereja yang didedikasikan kepadanya dapat
ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia. Tradisi mengatakan bahwa selama
hidupnya di dunia, Anna melayani orang sakit dan banyak terjadi mukjizat
penyembuhan lewat syafaatnya, khususnyta di St. Anne De Beaupré dekat Quebec,
Kanada, dan juga di gereja-gereja ritus Timur. Santa Ana adalah orang kudus
pelindung para ibu rumah tangga.
Para nenek –
teristimewa pada zaman modern ini – dapat memainkan peranan yang sangat berarti
dalam pendidikan cucu-cucu mereka. Biasanya mereka mempunyai waktu yang lebih
banyak daripada para ibu dari anak-anak itu. Mereka dapat menggunakan sebagian
dari waktu kunjungan mereka (kalau tidak tinggal serumah) untuk mengajar
cucu-cucu mereka bagaimana berdoa, membacakan Kitab Suci kepada mereka,
membacakan atau menceritakan riwayat para kudus dlsb.
Santa Anna juga
memberikan sebuah “model” dari kehidupan sebagai janda yang kudus. Kematian
seorang suami bukanlah akhir dari segalanya. Banyak perempuan yang
keberadaannya sebagai janda justru melihat terbukanya pintu bagi berbagai karya
pelayanan yang sebelumnya tertutup bagi mereka karena memang tidak ada waktu
yang tersedia untuk itu.
DOA: Bapa surgawi,
pada hari “peringatan Santo Yoakim dan Santa Anna” ini, secara khusus kami
berdoa untuk semua orangtua agar mereka terbuka bagi rahmat yang Engkau berikan
bagi kehidupan keluarga yang benar di mata-Mu. Berikanlah kepada kami rahmat
untuk mempersiapkan diri kami bagi peranan apa pun yang Engkau tentukan bagi
kami masing-masing dalam hidup ini. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan