(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XVII – Kamis, 1 Agustus 2013)
(Peringatan S. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup-Pujangga
Gereja – pendiri Tarekat CSsR – Redemptoris)
“Demikianlah pula hal Kerajaan Surga itu seumpama jala yang ditebarkan di
laut lalu mengumpulkan berbagai jenis ikan. Setelah penuh, jala itu diseret
orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam
tempayan dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir
zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,
lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertak gigi.
Mengertikan kamu
semuanya itu?” Mereka menjawab, “Ya, kami mengerti.” Lalu berkatalah Yesus
kepada mereka, “Karena itu, setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran tentang
Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan
yang lama dari perbendaharaannya.”
Setelah Yesus
selesai menceritakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. (Mat
13:47-53)
Bacaan Pertama: Kel
40:16-21,34-38 atau Rm 8:1-4; Mazmur Tanggapan: Mzm 84:3-6,8,11
Dua perumpamaan
Yesus dalam Bacaan Injil hari ini merupakan perumpamaan-perumpamaan terakhir
yang disajikan oleh Matius dalam serangkaian ajaran tentang Kerajaan Allah (Mat
13:1-52). Dalam perumpamaan ini, Yesus mengajar tentang akhir zaman di mana
yang baik akan dipisahkan dari yang jahat. Implikasinya adalah bahwa yang baik
dan yang buruk akan ada bersama dalam Gereja atau komunitas iman sampai
dilakukannya suatu pekerjaan pemisahan yang bersifat final. Para pengikut Yesus
berpartisipasi dalam pekerjaan memajukan Kerajaan Surga. Mereka menjadi para
“penjala manusia” yang berarti “penginjil” (lihat Mat 4:19). Kendati demikian,
pekerjaan final untuk memisah-misahkan diserahkan kepada Allah (dilambangkan
dalam perumpamaan ini oleh para malaikat). Orang-orang jahat akan dihakimi dan
akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan
kertak gigi (lihat Mat 13:49-50). Mereka akan mengalami rasa penyesalan yang
tak henti-hentinya.
Catatan Matius
perihal kata-kata Yesus sehubungan dengan “tuan rumah yang mengeluarkan harta
yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya” (Mat 13:52), digunakan sebagai
ikhtisar ajaran-ajaran-Nya tentang Kerajaan Surga seperti termuat dalam
berbagai perumpamaan-Nya. Para pengikut Yesus, khususnya mereka yang berfungsi
sebagai para pemimpin Gereja “yang menerima pelajaran tentang Kerajaan Surga”
(Mat 13:52) harus melakukan discernment manakah yang mempunyai nilai di antara
harta yang baru dan yang lama. Istilah-istilah “baru” dan “lama” dapat
ditafsirkan secara simbolis sebagai acuan kepada perjanjian baru dan perjanjian
lama.
Sang tuan rumah
adalah seorang ahli dalam memahami nilai dari hartanya yang baru maupun nilai
dari hartanya yang lama. Dengan cara serupa, setiap ahli Taurat (yang
memperoleh pendidikan dalam hal-hal yang spiritual) juga harus ahli dalam
membeda-bedakan nilai spiritual dari ajaran perjanjian baru maupun perjanjian
lama. Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab-kitab para nabi dan
bukan untuk meniadakannya (Mat 5:17). Jadi seorang ahli Taurat yang bijak harus
melakukan discernment bagaimana Yesus – sang Penggenap hukum Taurat – adalah
jawaban terhadap berbagai nubuat yang terdapat dalam Kitab Suci Ibrani.
Ketika Yesus
selesai mengajar dengan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ
(Mat 13:53) dan melanjutkan misi-Nya untuk mengajar, terus bekerja
mempersiapkan orang banyak untuk menerima Dia dalam penderitaan sengsara-Nya,
kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Dia meninggalkan para murid-Nya yang akan
lebih memahami tantangan yang harus dihadapi oleh mereka yang akan merangkul
Kerajaan Allah.
DOA: Tuhan Yesus,
semoga Roh Kudus-Mu memberikan kepada kami hikmat untuk merangkul Kerajaan
Allah dengan lebih erat lagi. Terima kasih, ya Tuhan Yesus. Terpujilah nama-Mu
selama-lamanya. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan