Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Ogos 01, 2013

JANGANLAH KITA MEMBATASI KARYA YESUS DALAM DIRI KITA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XVII – Jumat, 2 Agustus 2013)
Keluarga Fransiskan: Pesta S. Maria Ratu para Malaikat, Portiunkula

Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata, “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu? Bukankah ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi, dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Lalu mereka menolak Dia. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Karena mereka tidak percaya, tidak banyak mukjizat diadakan-Nya di situ. (Mat 13:54-58)

Bacaan Pertama: Im 23:1,4-11,15-16,27,34-37; Mazmur Tanggapan: Mzm 81:3-6,10-11

Yesus mengajar orang-orang melalui kata-kata dan perbuatan, dan banyak orang mulai mengikuti-Nya. Sejumlah orang memberi tanggapan kepada-Nya secara positif selagi mereka mengalami kasih-Nya dan merangkul kebenaran yang diajarkan-Nya. Di sisi lain ada juga orang-orang yang kemudian meninggalkan diri-Nya karena mereka merasakan ajaran-ajaran-Nya terlalu berat bagi mereka. Inilah yang dihadapi oleh Yesus di tempat asal-Nya.

Nazaret adalah sebuah kota kecil yang terletak cukup jauh dari jalan yang biasanya ramai dilalui orang-orang yang melakukan perjalanan. Di kota kecil seperti itu, orang saling mengenal. Orang-orang Nazaret tergolong miskin dan harus bekerja keras untuk mencari nafkah agar dapat bertahan hidup. Ini adalah tempat di mana Yesus tinggal di masa kecil-Nya dan bertumbuh menjadi dewasa. Ia telah meninggalkan Nazaret untuk memulai karya pelayanan-Nya di depan publik. Ketika Dia kembali, ada dua hal yang terjadi – keduanya telah dinubuatkan dalam Kitab Suci. Ia menunjukkan pengetahuan dan hikmat yang besar … dan Dia ditolak (Yes 11:2; 8:14).

Apa yang sesungguhnya terjadi? Tentunya orang-orang senang bertemu dengan Yesus, karena biar bagaimana pun juga mereka telah mengenal Dia bertahun-tahun lamanya. Mereka barangkali dipenuhi hasrat untuk mendengar Dia berbicara, dan memang pada awalnya mereka takjub mendengar kata-kata yang diucapkan-Nya. Namun, sayangnya ketakjuban mereka tidak mampu membuka hati mereka atau memimpin mereka kepada kepercayaan. Mereka seakan mengunci Yesus ke dalam kerangka pengetahuan dan pengenalan mereka sendiri tentang Dia dan, dengan melakukan hal seperti itu, mereka membatasi apa yang dapat dilakukan oleh-Nya di dalam hati mereka. Teman-teman-Nya dan keluarga-Nya mengenal diri-Nya dengan begitu baik (atau menurut pikiran mereka memang begitu), dan memandang diri-Nya terlalu seperti mereka sendiri sehingga sebenarnya tidak memperkenankan Yesus menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri mereka.

Cobalah renungkan sekarang, betapa sering kita melakukan hal yang sama; kita mengikat Yesus dengan pengetahuan/pengenalan dan pengalaman kita sendiri yang terbatas. Kita tidak memperkenankan Yesus memimpin kita ke dalam hidup baru untuk mana Dia memanggil kita. Sebaliknya, kita mencoba untuk mencocok-cocokkan (menyesuaikan) diri-Nya dan ajaran-ajaran-Nya ke dalam cara kita percaya. Bukannya kita menyerupakan diri kita dengan diri-Nya, kita malah mencoba untuk membuat diri-Nya menjadi serupa dengan kita. Walaupun demikian, kita tetap dapat mempunyai pengharapan: Bapa surgawi telah memberikan Roh Kudus kepada kita untuk mengajar kita kebenaran tentang siapa Yesus ini (lihat Yoh 15:26) dan memberdayakan serta memampukan kita agar dapat memperluas pandangan kita yang sempit tentang diri-Nya, sehingga dengan demikian hati kita pun akan terbuka lebar bagi sentuhan kasih-Nya.

DOA: Tuhan Yesus, ampunilah kami karena membatasi karya-Mu dalam diri kami masing-masing. Ampunilah kami untuk ketidakpedulian kami, prasangka kami, kebutaan kami yang membatasi keterbukaan kami bagi-Mu. Datanglah, ya Roh Kudus, terangilah kegelapan pikiran kami dan ajarlah kami bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan