Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, Ogos 16, 2013

KEKUASAAN MUTLAK ALLAH DALAM SEGALA BIDANG KEHIDUPAN

(Bacaan Injil Misa Kudus, Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah – Sabtu, 17 Agustus 2013)

Kemudian pergilah orang-orang Farisi dan membuat rencana bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama para pendukung Herodes bertanya kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa satu dinar kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:15-21)

Bacaan Pertama: Sir 10:1-8; Mazmur Tanggapan: Mzm 101:1-3,6-7; Bacaan Kedua: 1Ptr 2:13-17

Apabila kita berbicara tentang Gereja pada abad ke-21 ini maka dapat kita katakan bahwa kita berada pada zaman umat Kristiani awam, yang dipanggil untuk menjadi saksi-saksi cemerlang dari nilai-nilai Kristiani di dalam sebuah dunia di mana banyak orang mencoba membuat Allah menjadi “sesuatu yang berlebihan”, “sesuatu yang mubazir”, dengan cara memisahkan dunia yang sekular dari dunia yang sakral.

Para lawan Yesus mengetahui bahwa jikalau politik dan agama saling tumpang tindih, maka campuran ini berpotensi untuk meledak dan otak yang cerdik dapat mengekspoitir ketegangan yang ada. Namun Yesus menggunakan peristiwa ini untuk meneguhkan kekuasaan mutlak Allah di segala bidang kehidupan. Dalam dunia dewasa ini – teristimewa di negara-negara maju – kekuasaan Allah dibuat menjadi kabur oleh upaya-upaya yang teratur dari mereka yang menginginkan agar kehidupan yang sekular berdiri sendiri tanpa harus ada pengakuan terhadap hal-hal yang sakral. Mereka menginginkan politik tanpa dimensi religius/keagamaan; negara sebagai sebuah entitas yang secara total terpisah dari Allah.

Sekularisme adalah sebuah gerakan pemikiran, sikap dan perilaku yang mengusahakan agar Allah menjadi tidak relevan untuk cara hidup kita sebagai individu-individu atau dalam masyarakat. Sekularisme ini menelurkan sejenis humanisme yang tidak sepenuhnya manusiawi karena mengabaikan kehausan jiwa yang menggelisahkan akan Allah. Sekularisme menempatkan kehidupan manusia sebagai pusat alam ciptaan. Hal ini merupakan pengulangan kesalahan Adam, yang terperdaya oleh janji si penggoda terkait otonomi moral dan status ilahi: “Pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kej 3:5).

Pengakuan akan tempat Allah dalam kehidupan – hal-hal yang sakral – terus diserang dewasa ini. Barangkali lebih berbahaya apabila serangan itu datang dari propaganda tersembunyi daripada datang dari konflik terbuka. Budaya sekularistik masuk ke dalam keluarga-keluarga lewat televisi, surat-kabar, majalah, fiksi, bahkan dari dunia maya lewat internet, dan mau-tidak-mau akan meng-erosi segala yang menyangkut kesakralan – apabila dibiarkan terus berkembang tanpa kontrol.

Apakah hal ini seperti tetesan air yang terlihat lembut tak bertenaga? Benar, tetapi tetesan air yang secara tetap dan terus menerus jatuh ke tempat yang sama pada batu yang besar pun – setelah sekian lama – akan mampu membuat retak batu besar itu. Jika sekularisme secara total mengabaikan dimensi-dimensi kehidupan yang sakral, maka sekularisme itu dapat dikatakan merupakan sebuah bentuk atheisme yang masih kasar (belum bersifat sophisticated).

Dimensi sekular dan dimensi sakral kehidupan memang perlu untuk saling tumpang-tindih karena masing-masing merupakan bagian dari kehidupan yang satu. Agama yang benar tidak dapat membatasi diri pada hidup doa tertentu yang terpisah dari apa yang terjadi dalam kehidupan selebihnya. Roh Kudus sedang memimpin Gereja untuk mengakui bahwa area konflik dewasa ini adalah dunia sekular dan pasukan Gereja dalam area ini adalah kaum awam. Pada tanggal 18 November 1965, Konsili Vatikan II menerbitkan “Dekrit Apostolicam Actuositatem tentang Kerasulan Awam”, sebuah dokumen ajaran Gereja yang untuk pertama kalinya membahas secara cukup komprehensif topik berkaitan dengan peranan awam dalam Gereja. Dokumen Konsili Vatikan II ini beberapa tahun kemudian ditindak-lanjuti oleh Paus Yohanes Paulus II dengan “Imbauan Apostolik Christi Fideles Laici tentang Panggilan dan Tugas Kaum Awam” (12 Maret 1989).

Untuk beberapa abad lamanya area konflik utama yang dihadapi oleh Gereja adalah ketidakcocokan dalam bidang doktrinal. Sejak Konsili Trente Gereja dilayani dengan baik oleh kepemimpinan kaum klerus yang kuat dan berpengalaman dalam hal-ikhwal yang menyangkut doktrin iman. Namun area konflik yang utama sekarang telah bergeser dan sejak sekitar setengah abad lalu dimasukilah zaman di mana Gereja lebih bergantung pada kaum awam yang berdedikasi tinggi dalam perziarahannya di dunia. Terang yang dibutuhkan bagi dunia dewasa ini harus memancar teristimewa di area-area kehidupan kaum awam. Mereka harus menegakkan suatu nurani Kristiani dalam bidang politik; memelihara standar-standar moral yang sehat dalam bidang entertainment; dan melayani kebenaran dalam kasih melalui media.

Kaum awam ini dipanggil untuk menjadi gambaran dari kasih Allah yang tidak pernah berubah lewat kesetiaan mereka dalam hidup perkawinan Kristiani. Mereka harus menunjukkan kesucian hidup dengan memelihara martabat prokreasi yang sungguh sakral. Mereka harus menggunakan talenta dengan mengembangkan berbagai sumber daya dunia melalui sains dan teknologi. Mereka harus senantiasa bersikap murah hati dengan harta milik mereka, dan bilamana dimungkinkan, harus berupaya untuk memberi kesempatan kerja bagi sesama yang membutuhkan. Mereka harus mencerminkan keindahan Allah dengan memperkaya dunia melalui seni dan karya yang mampu menghias dunia.

Imaji-imaji Injil tentan garam, terang dan ragi berlaku secara khusus pada peran umat awam Kristiani di tengah-tengah masyarakat yang sekular. Mereka adalah garam yang mengawetkan apa yang baik dan menambah rasa untuk dikecap berkaitan dengan tantangan yang dihadapi umat Kristiani dalam masyarakat. Mereka adalah terang yang membawa ajaran tentang moralitas Kristiani dalam situasi di mana terdapat kebingungan dalam pengambilan keputusan. Mereka adalah gandum atau ragi yang memberikan pengharapan dalam situasi yang penuh pesimisme.

“Berikan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat 22:21). Kita harus menjawab tuntutan ini di segala bidang kehidupan …… karena ke mana kita dapat melarikan diri dari Roh-Nya atau ke mana kita dapat melarikan diri dari wajah-Nya? Dalam segala hal kita harus mengembalikan kepada Allah dunia yang adalah milik Allah.

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahakuasa, dikuduskanlah nama-Mu! Aku berjanji , ya Bapa, untuk memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang wajib kuberikan kepada-Mu. Aku mengakui dan tunduk kepada kekuasaan-Mu yang mutlak atas segala bidang kehidupanku dan kehidupan manusia pada umumnya. Pada hari raya kemerdekaan R.I. ini aku mohon agar anak-anak-Mu yang bertugas sebagai para pemimpin dalam pemerintahan, baik di bidang eksekutif, legislatif dan yudikatif serta abdi-negara lainnya; juga mereka yang berkiprah di dunia pers/media dan bisnis, Kau-anugerahi dengan hikmat-Mu. Biarlah mereka semua sungguh berfungsi sebagai garam bumi dan terang dunia dalam bidang karya masing-masing Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan