Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Ahad, Ogos 18, 2013

ENGKAU AKAN BEROLEH HARTA DI SURGA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XX – Senin, 19 Agustus 2013)
Fransiskan Conventual: Peringatan Keluarga Fransiskan; S. Ludovikus, Uskup

Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan memberi kesaksian palsu, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu itu kepada-Nya, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya, “Jikalau engkau hendak hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Mat 19:16-22)

Bacaan Pertama: Hak 2:11-19; Mazmur Tanggapan: Mzm 106:34-37,39-40,43-44

Mungkin sekali bagi orangtua yang mempunyai anak gadis siap-nikah, orang yang datang kepada Yesus ini adalah seorang calon “menantu yang ideal”. Mengapa? Karena kalau kita membaca cerita tentang orang itu dalam ketiga Injil Sinoptik, maka dia itu masih muda usia (Mat 19:20,22); dia memiliki banyak harta (Mat 19:22; Mrk 10:22; Luk 18:23); dia memegang jabatan sebagai seorang pemimpin (Luk 18:18). Wah, luar biasa: muda, kaya dan seorang eksekutif lagi, walaupun misalnya hanya pemimpin sinagoga. Apalagi orang itu itu taat kepada perintah-perintah Allah. Pokoknya, dia adalah seseorang yang patut dicontoh perikehidupannya. Dia malah datang kepada Yesus menanyakan perbuatan baik apakah yang harus dilakukannya untuk memperoleh hidup yang kekal (Mat 19:16). Injil Markus malah mencatat sesuatu tentang sikap Yesus terhadap orang itu: “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya” (Mrk 10:21). Ini hanya terdapat dalam Injil Markus.

Walaupun nyaris sempurna, orang ini masih mempunyai suatu kekurangan. Yesus menerobos melalui ilusi “hidup nyaman” orang itu ketika Dia menantangnya untuk menyerahkan segala harta miliknya dan mengikuti Dia sebagai murid-Nya. Pada saat itu hati orang muda itu pun terekspos. Ternyata hartanya ada di dunia. Dia merasa takut untuk menaruh imannya pada harta surgawi yang ditawarkan oleh Yesus.

Apakah yang dimaksudkan dengan harta surgawi ini? Apakah kita memperoleh angka di surga untuk setiap perbuatan baik yang kita lakukan atau setiap hal yang kita serahkan/lepaskan? Atau, apakah kita bertumbuh dalam pengenalan dan kasih akan Allah dalam doa kita, melalui pekerjaan kita sehari-hari, dan selagi kita mencfoba untuk melihat Allah dalam diri sesama kita? Bukankah relasi dengan Allah merupakan harta paling besar yang mungkin kita miliki? Bukankah milik kita yang paling berharga adalah janji Yesus bahwa kita dapat ikut ambil bagian dalam hidup ilahi Allah, bahkan sekarang … di sini juga?

Apakah pemikiran anda yang pertama-tama ketika anda bangun dari tidur pada pagi hari ini? Apakah anda menyusun daftar dari apa saja yang harus anda lakukan pada hari ini …… artinya tugas-tugas pekerjaan anda? Apakah anda mengingat-ingat hal terburuk yang terjadi kemarin atau merasa gelisah akan hal terburuk yang kiranya akan terjadi pada hari ini? Atau, apakah anda bangkit dari tempat tidur pagi ini penuh dengan antisipasi akan setiap hal yang menanti anda selagi anda syering hari ini dengan Bapa surgawi?

Allah ingin memberikan kepada kita suatu kehidupan yang lebih baik, suatu kehidupan yang berpusat pada diri-Nya dan janji-janji-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa kita harus berhenti bekerja melalui tantangan-tantangan atau mengabaikan tanggung-jawab kita sehari-hari. Sama sekali tidak! Allah ingin kita pergi menghadap hadirat-Nya dengan tantangan-tantangan yang sedang kita hadapi dan menyerahkan semua itu pada kaki-kaki-Nya. Jika harta kekayaan kita ada dalam Allah, maka setiap hal yang kita lakukan menjadi suatu kesempatan untuk bertumbuh dalam kasih-Nya dan kita pun dapat memberikan kasih yang sama kepada sesama kita.

DOA: Tuhan Yesus, lembutkanlah hatiku dan bawalah diriku ke dalam hidup Allah lebih dalam lagi. Aku ingin ikut ambil bagian dalam pemikiran-pemikiran-Mu, perasaan-perasaan-Mu, dan kehendak-Mu bagi hidupku. Aku ingin mengenal diri-Mu dalam semua hal yang kulakukan. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan