Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Sabtu, Ogos 17, 2013

AKU DATANG UNTUK MELEMPARKAN API KE BUMI

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU BIASA XX – 18 Agustus 2013)

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus dibaptis dengan suatu baptisan, dan betapa susah hati-Ku, sebelum hal itu terlaksana! Kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.” (Luk 12:49-53)

Bacaan pertama: Yer 38:4-6,8-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 40:2-4,18; Bacaan Kedua: Ibr 12:1-4

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi” (Luk 12:49-53).

Dari abad ke abad, Allah telah mengutus para nabi, dan para pemimpin lainnya seperti para hakim dan imam untuk menyampaikan sabda-Nya kepada umat-Nya. Dan dari abad ke abad pula, pesan yang mereka sampaikan tidak jarang ditanggapi secara keliru oleh umat. Oleh karena itu, apakah mengagetkan apabila konfrontasi-konfrontasi ini telah menggiring kepada friksi dan argumen-argumen panas yang semakin intens? Yesus mengatakan kepada kita bahwa Dia datang untuk melemparkan api ke bumi dan selama proses berjalan maka perpecahan-perpecahan atau pertentangan-pertentangan akan terungkap. Namun justru untuk pertentangan-pertentangan inilah Dia telah datang guna membereskannya dengan api cintakasih-Nya.

Kita semua tentunya telah mempunyai pengalaman dalam hal konflik dan friksi. Kadang-kadang hal ini terjadi pada saat terjadi ketidaksetujuan atas sesuatu keputusan atau peristiwa yang terjadi. Atau ketika terjadi argumentasi dengan seseorang yang dekat dengan kita dlsb. Kita juga bisa saja berkonflik dengan Allah sendiri selagi kita berjuang untuk mentaati perintah-perintah-Nya dan bertanya kepada-Nya mengapa penyakit mematikan datang menyerang anggota keluarga kita dlsb. Namun Kitab Suci mendorong kita untuk bertekun dan menaruh kepercayaan kepada Allah, dengan mengingat Yesus yang menanggung penderitaan sampai mati di atas kayu salib, agar supaya kita jangan “menjadi lemah dan putus asa” (Ibr 12:3).

Apabila kita mempersatukan diri kita dengan Yesus dalam iman dan rasa percaya yang kuat, maka perjuangan-perjuangan kita dapat ditransformasikan. “Baptisan api” dapat membuat kita menjadi anak-anak Allah yang matang-dewasa, yang mampu melakukan tugas pekerjaannya di dalam dunia. Pikirkanlah keberanian nabi Yeremia mengucapkan perkataan tanpa henti-hentinya dan perpecahan yang diakibatkan oleh tindakannya sebagai nabi itu (Yer 38:4-10). Pesan Yesus sendiri juga begitu menantang sehingga membuat orang-orang menjadi terpecah-belah mengenai pendapat apakah Dia sungguh sang Mesias (Yoh 7:40-53). Seperti para nabi sebelum Dia, Yesus juga disiksa, bahkan sampai mati di kayu salib.

Kabar baik Injil adalah bahwa dalam penderitaan Yesus, setiap umat beriman dapat bangkit ke dalam sebuah hidup yang baru samasekali. Bersatu dengan Dia, dinaungi oleh-Nya, dan dikuatkan melalui diri-Nya, kita dapat berpegang teguh pada pengakuan iman kita. Apabila kita dengan tekun mencari Kerajaan-Nya dan memusatkan pandangan kita pada tujuan surgawi, maka kita akan masuk ke dalam api dan kemudian ke luar sebagai emas paling murni.

DOA: Tuhan Yesus, Engkaulah andalanku. Aku percaya bahwa Engkau akan memberikan kepadaku segalanya yang kubutuhkan dalam hidup, teristimewa hidup berkelimpahan surgawi. Semoga Roh Kudus-Mu melindungi diriku dalam setiap perjuangan dan pertempuran spiritual yang harus kujalani. Semoga api cintakasih-Mu menghangatkan hatiku dan menggerakkan diriku untuk mengasihi sesamaku, bahkan mereka yang membenci aku …… mereka yang telah berbuat salah terhadap diriku. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan