(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXI – Sabtu, 31 Agustus 2013)
“Sebab hal Kerajaan
Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil
hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang
diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi
satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah
hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba
lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan
berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan
menggali lubang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah
itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta,
katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh
laba lima talenta. Lalu kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu. Sesudah itu, datanglah hamba yang menerima dua
talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan; lihat, aku telah
beroleh laba dua talenta. Lalu kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul
tanggung jawab dalam hal yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku
tahu bahwa Tuan adalah orang yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan
tidak menabur dan memungut dari tempat di mana Tuan tidak menanam. Karena itu,
aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini,
terimalah kepunyaan tuan! Tuannya itu menjawab, Hai kamu, hamba yang jahat dan
malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak
menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu,
seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya
pada waktu aku kembali, aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu,
ambillah talenta itu dari dia dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh
talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang
ada padanya akan diambil dari dia. Sedangkan hamba yang yang tidak berguna itu,
campakkanlah dia ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertak gigi.” (Mat 25:14-30)
Bacaan Pertama:
1Tes 4:9-11; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1,7-9
Riset-riset
ilmiah yang dilakukan, dari sidik jari sampai DNA, dari identifikasi suara
sampai profil psikologis, membuat para ahli semakin merasa diyakinkan akan
kebenaran Kitab Suci yang telah diketahui berabad-abad lamanya: Setiap pribadi
adalah unik, bagian yang tidak dapat digantikan dalam alam ciptaan. Kita
mengetahui bahwa Allah telah memberikan kepada kita seperangkat karunia alamiah
dan talenta yang khusus untuk kita masing-masing, misalnya keterampilan di
bidang atletik, di bidang musik, di bidang tulis-menulis, di bidang seni lukis
dlsb. Bagian dari tantangan kita selagi kita bertumbuh semakin matang adalah
untuk mengidentifikasikan talenta-talenta kita dan mengembangkan semua itu
dengan cara yang akan membantu kita dan menguntungkan orang-orang di sekeliling
kita.
Namun kita juga
harus menyadari bahwa kepada kita masing-masing Allah telah menganugerahkan
karunia-karunia spiritual – berbagai talenta yang menolong kita untuk bekerja
sama dengan Allah dalam membangun Kerajaan-Nya. Karunia-karunia ini dapat
berupa karunia untuk menasihati, karunia untuk melayani, karunia untuk
mengajar, karunia untuk membagi-bagikan dengan dengan hati yang ikhlas, karunia
untuk berbela rasa, dlsb. Barangkali kita (anda dan saya) dianugerahi iman yang
kuat, karunia untuk menyembuhkan, dlsb (1Kor 12:8-11). Allah menganugerahkan
karunia-karunia ini, dan Ia mengundang kita untuk bekerja bersama diri-Nya
dengan cara-cara yang jauh melampaui kapasitas-kapasitas ilmiah yang kita
miliki.
Marilah kita
melihat perumpamaan Yesus tentang talenta ini sebagai suatu dorongan untuk
bertanya kepada Tuhan, karunia-karunia apakah yang telah dianugerahkan-Nya
kepada kita dan bagaimana seharusnya kita menggunakan semua karunia-karunia
itu. Yesus ingin agar kita mengetahui bahwa Gereja, tubuh-Nya di atas bumi,
hanya dapat bertumbuh apabila kita masing-masing menanggapi panggilan-Nya.
Yesus tidak ingin kita seperti hamba yang jahat dan malas, yang menyembunytikan
talentanya dalam tanah.
Ada baiknya bagi
kita masing-masing untuk mengambil waktu pada hari ini membuat daftar dari
karunia-karunia yang kita pikir Allah telah anugerahkan kepada kita, baik yang
bersifat alamiah (natural) maupun yang spiritual. Apakah kita memiliki
keprihatinan terhadap orang-orang miskin dan membutuhkan pertolongan? Apakah
ada dorongan keras dalam hati kita untuk mengunjungi orang-orang yang menderita
sakit-penyakit? Apakah mudah bagi kita untuk syering dengan orang-orang lain
tentang Yesus? Ini adalah contoh-contoh yang dapat menjadi indikasi dari
karunia-karunia dari Allah sedang menanti-nanti untuk dikembangkan. Oleh karena
itu, marilah kita membuka pintu hati kita masing-masing bagi-Nya dan lihatlah
ke mana Dia akan memimpin kita.
DOA: Tuhan Yesus,
bukalah mata hatiku agar dapat melihat karunia-karunia yang telah dianugerahkan
Bapa surgawi bagiku. Oleh Roh Kudus-Mu, berikanlah keberanian kepadaku untuk
mengambil langkah guna mengikuti ke mana Engkau memimpinku. Dengan penuh syukur
aku ingin kembali kepada-Mu, ya Tuhan, demi segala kebaikan yang Engkau telah
lakukan atas diriku. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan