Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Ogos 14, 2013

HASRAT YESUS HANYALAH AGAR KITA MENERIMA BELAS KASIH BAPA-NYA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIX – Kamis, 15 Agustus 2013)


Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Sebab hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak istrinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Lalu sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunasi. Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Lalu sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunasi. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai ia melunasi hutangnya.

Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohon kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Tuannya itu pun marah dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh hutangnya.

Demikian juga yang akan diperbuat oleh Bapa-Ku yang di surga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Setelah Yesus mengakhiri perkataan itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang Sungai Yordan. (Mat 18:21-19:1)

Bacaan Pertama: Yos 3:7-11,13-17; Mazmur Tanggapan: Mzm 114:1-6

Kita hampir tidak dapat membayangkan kesedihan yang ditanggung oleh Yesus ketika mengetahui bahwa orang-orang yang membutuhkan-Nya justru adalah orang-orang yang menghukum diri-Nya sampai mati di kayu salib. Namun bukan hanya orang-orang Yahudi dan Romawi zaman dahulu yang bertanggung-jawab terhadap kematian-Nya. Yesus wafat untuk dosa-dosa seluruh umat manusia segala zaman. Selagi Dia memikul salib-Nya menuju bukit Kalvari, Yesus tidak tidak hanya merasakan betapa beratnya kayu salib yang menekan diri-Nya. Selagi diri-Nya tergantung di kayu salib dan kemudian wafat, tidak hanya tusukan paku dan duri di kepala-Nya yang menyebabkan rasa sakit luarbiasa. Yesus merasakan beratnya dosa dari setiap orang orang yang pernah lahir di dunia ini … tanpa kecuali.

Namun demikian, kasih Yesus begitu besar sehingga walaupun pada saat-saat Ia menanggung rasa sakit ini, Dia berdoa untuk pengampunan kita (Luk 23:34). Hasrat Yesus hanyalah agar kita menerima belas kasih Bapa-Nya yang hanya dapat datang kepada kita jika Dia menanggung hukuman yang pantas bagi kita.

Nah, apabila kita menerima belas kasih Allah sedemikian, bukankah kita harus saling menunjukkan belas kasih yang sama kepada sesama kita? Inilah pertanyaan dari perumpamaan tentang hamba yang tidak berterima kasih yang ditujukan kepada kita masing-masing. Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus pertama-tama menyadari bahwa Yesus wafat untuk semua orang. Yesus tidak mengenal “anak emas” atau favorit! Kita diampuni secara sama, dikasihi oleh Allah secara sama, dan secara sama pula kita menjadi penerima Roh Kudus-Nya. Selagi kuat-kuasa kebenaran ini masuk menyerap ke dalam hati kita, maka kita akan memahami panggilan Yesus untuk menunjukkan kepada setiap orang bela rasa yang sama dan cintakasih yang sama seperti yang telah ditunjukkan oleh-Nya. Walaupun terdengar sangat menantang, biar bagaimana pun juga adalah suatu kebenaran, bahwa sampai di mana kita bersikap “selektif” (artinya pilih-pilih atau diskriminatif) dalam soal berbelas kasih kepada sesama, sampai di situ pula kita masih membutuhkan pemahaman tentang belas kasih yang kita terima dari diri-Nya.

Begitu banyak yang harus diampuni di mana-mana di seluruh dunia ini. Allah ingin membawa kasih-Nya menjadi sempurna dalam diri kita masing-masing agar kita memperlakukan setiap orang dengan respek dan bela rasa yang sama pula. Allah ingin memampukan kita untuk memandang setiap orang – bagaimana pun jauhnya mereka telah terbuang dari kebaikan – sebagai seorang anak Allah yang sangat dikasihi-Nya, yang dipilih oleh-Nya untuk menerima kasih yang sama seperti yang secara bebas telah diberikan-Nya kepada kita. Semoga Allah membuka mata kita terhadap belas-kasih-Nya agar supaya melalui kasih kita Dia dapat mentransformasikan dunia.

DOA: Ya Tuhanku dan Allahku, Engkau telah menunjukkan kepada diriku belas kasih-Mu. Berdayakanlah diriku agar mau dan mampu berbelas kasih kepada orang-orang lain di sekelilingku. Tolonglah aku agar dapat memandang setiap orang dengan penghargaan yang sama seperti Engkau telah lakukan. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan